Jalur kereta api Bukit Putus–Indarung

jalur kereta api di Indonesia

Jalur kereta api Bukit Putus–Indarung adalah jalur kereta api yang membentang dari Stasiun Bukit Putus menuju Stasiun Indarung. Jalur ini termasuk dalam Divisi Regional II Sumatera Barat dan merupakan salah satu dari tiga jalur kereta api yang aktif di Divre tersebut. Jalur ini merupakan salah satu jalur kereta api yang dibangun pada pasca-kemerdekaan dan menghubungkan langsung antara pabrik PT Semen Padang dengan Pelabuhan Teluk Bayur.

Jalur kereta api Bukit Putus–Indarung
Ikhtisar
JenisJalur lintas percabangan
SistemJalur kereta api rel berat
StatusBeroperasi
LokasiKota Padang, Sumatera Barat
TerminusBukit Putus
Indarung
Stasiun3
Operasi
Dibangun olehDepartemen Perhubungan RI
Dibuka16 November 1979
PemilikDirektorat Jenderal Perkeretaapian
OperatorPT Kereta Api Indonesia Divisi Regional II Sumatera Barat
DepoPadang (PD)
Data teknis
Panjang lintas14,5 km
Jenis relR54
Lebar sepur1.067 mm
Kecepatan operasi40 s.d. 60 km/jam
Titik tertinggi+179 m (Stasiun Indarung)
Kelandaian maksimum26,5‰

Karakteristik jalur yang mendaki ini membuat jalur kereta api Indarung menjadi jalur terekstrim non-gigi aktif saat ini, sehingga pada awal jalur ini beroperasi membutuhkan 2 lokomotif BB303 atau BB306 serta 1-2 lokomotif pendorong (biasanya menggunakan BB303 dan BB204) untuk menarik dua puluh gerbong angkutan ketel semen di jalur ini. Namun, seiring dengan kedatangan lokomotif CC201 datang di ranah Minangkabau rangkaian ini cukup ditarik dengan 2 lokomotif CC201 dan tidak perlu lagi menggunakan lokomotif pendorong serta stanformasinya bertambah menjadi 24 gerbong. Jalur ini memiliki segitiga pembalik yang terletak tak jauh dari Stasiun Bukit Putus.

Sampai saat ini, jalur ini merupakan jalur tersibuk di Sumatera Barat dengan frekuensi jadwal kereta api hingga 42 kali dalam sehari (per GAPEKA 2019)[1] sehingga jalur ini menjadi mesin uang bagi Divre II Sumbar meskipun kereta api angkutan batu bara Ombilin tidak beroperasi sejak akhir 2002 lalu.

Sejarah dan perkembangan

sunting

Sebelum jalur ini dibangun, pengangkutan bahan semen antara pabrik di Indarung dengan Teluk Bayur menggunakan lori gantung sejak pabrik Semen Padang dibangun tahun 1910 oleh Hindia Belanda.[2]

Pembangunan jalur ini juga dilatarbelakangi oleh menurunnya produksi tambang batu bara Ombilin pada sekitar 1970-an, sehingga untuk mempertahankan eksistensi perusahaan ini PJKA Eksplotasi Sumatera Barat menjalin kerjasama dengan PT Semen Padang untuk pengangkutan semen dengan kereta. Jalur ini selesai dibangun dan diresmikan pada 16 November 1979 oleh Kementerian Perhubungan saat itu Roesmin Noerjadin. Peresmian jalur cabang ini juga dihadiri oleh Ibu Negara saat itu, Siti Hartinah (Ibu Tien Soeharto) dan Menteri Perindustrian Hartarto bersamaan dengan pembukaan pabrik baru Semen Padang III-B yang letaknya tak jauh dari Stasiun Indarung.[3]

Awalnya jalur ini memiliki rel gongsol seperti halnya di jalur-jalur ekstrim di Daerah Operasi II Bandung, tetapi rel gongsol dicopot semenjak jalur ini diganti relnya menjadi R42 pada tahun 2004 karena jalur tersebut tidak begitu sibuk pada saat itu. Saat ini rel gongsol sedang dipasang lagi mengingat frekuensi KA semakin meningkat, apalagi kehadiran lokomotif CC201 yang beroperasi dengan traksi ganda di jalur ini untuk mengurangi kemungkinan lokomotif anjlok akibat tikungan tajam di jalur ini. Jalur ini sudah ditingkatkan tekanan gandarnya (termasuk di jembatan) sejak tahun 2015 demi menghadirkan lokomotif sekelas CC karena lokomotif sekelas BB di Sumbar sudah uzur dan suku cadang yang sudah langka.

Pada tahun 2017 seiring meningkatnya produksi di Semen Padang dan mulainya beroperasi lokomotif CC201, angkutan klinker mulai beroperasi dengan menggunakan gerbong terbuka (GB) atau KKBW eks-Ombilin serta penambahan gerbong ketel (GK) untuk mendukung angkutan semen curah.[4]

Untuk saat ini sedang dilakukan peningkatan rel dari ukuran R42 menjadi R54 dan menurut rencana Balai Teknik Perkeretaapian Sumatera Barat, Stasiun Kampung Juar yang sebelumnya nonaktif akan diaktifkan lagi sebagai stasiun persilangan,[5] selain itu PT KAI Divre II Sumbar saat ini sedang mengkaji rencana perjalanan kereta penumpang di jalur ini namun hanya sampai ke Pauh Lima.[6] Sejak 1 Maret 2023, stasiun Pauh Lima telah melayani beberapa perjalanan kereta api Sibinuang.

Jalur terhubung

sunting

Lintas aktif

sunting

Lintas nonaktif

sunting

Layanan kereta api

sunting

Komuter

sunting
Nama kereta api Relasi
P Pariaman Ekspres Pauh Lima Naras

Barang

sunting
Nama kereta api Relasi perjalanan
Angkutan semen curah Teluk Bayur Indarung
Angkutan klinker Teluk Bayur Indarung

Daftar stasiun

sunting
Nomor Nama stasiun Singkatan Alamat Letak Ketinggian Status Foto
Segmen Bukit PutusIndarung
Diresmikan pada tanggal 16 November 1979
oleh Departemen Perhubungan RI
7011 Bukit Putus BKP Jalan Sutan Syahrir, Rawang, Padang Selatan, Padang km 0+000 lintas Bukit PutusIndarung +8 m Beroperasi  
- Kampung Jua KAJ Gang Flora, Kampung Jua Nan XX, Lubuk Begalung, Padang km 4+434 +38m Beroperasi
7189 Pauh Lima IMA Limau Manis, Pauh, Padang km 8+438 +90 m Beroperasi  
7013 Indarung IDA Jalan Stasiun Indarung, Indarung, Lubuk Kilangan, Padang km 14+574 +179 m Beroperasi

Keterangan:

  • Stasiun yang ditulis tebal merupakan stasiun kelas besar dan kelas I.
  • Stasiun yang ditulis biasa merupakan stasiun kelas II/menengah, III/kecil, dan halte.
  • Stasiun yang ditulis miring merupakan halte atau stasiun kecil yang nonaktif.

Referensi:

  • Stasiun aktif: [7]
  • Stasiun nonaktif: [8][9]
  • Pengidentifikasi stasiun: [10]
  • Penomoran lintas:
  • Tanggal pembukaan jalur: [11]:106-124


Referensi

sunting
  1. ^ "DitjenPerkeretaapian di Instagram "#SahabatDJKA mulai 1 Desember ini Grafik Perjalanan Kereta Api (Gapeka) 2019 sudah mulai berlaku lho... Yuk simak infografis berikut…"". Instagram. Diakses tanggal 2019-12-04. 
  2. ^ "PPM #114: Pemasangan perdana kabel lori PT. Semen Padang (1910)". Dr. Suryadi | LIAS - SAS Indonesië, Universiteit Leiden, Belanda (dalam bahasa Inggris). 2017-07-03. Diakses tanggal 2018-12-28. 
  3. ^ Presiden RI ke II Jenderal Besar H.M. Soeharto dalam berita. [Jakarta]: Antara Pustaka Utama. 2008. ISBN 9789799258205. OCLC 320952729. 
  4. ^ "Angkut Semen, PT Semen Padang gandeng KAI". Kementerian BUMN. Jakarta. 28 Desember 2016. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2018-12-27. Diakses tanggal 28 November 2019. 
  5. ^ "WESTSUMATRA SkyscraperCity di Instagram "Rencana Progress Prasarana KAI Divre 2 PD 2019-2021: 1. Peningkatan kualitas jalur Indarung-Bukit Putus menjadi R54 bantalan beton. 2.…"". Instagram. Diakses tanggal 2019-11-27. 
  6. ^ "WESTSUMATRA SkyscraperCity di Instagram "PT. KAI Divre II Sumbar sedang melakukan kajian terkait rencana perjalanan kereta api penumpang dari Stasiun Bukit Putus - Stasiun Pauh V.…"". Instagram. Diakses tanggal 2019-11-27. 
  7. ^ Grafik Perjalanan Kereta Api pada Jaringan Jalur Kereta Api Nasional di Sumatra Bagian Selatan Tahun 2023 (PDF). Jakarta: Direktorat Jenderal Perkeretaapian. 14 April 2023. Diakses tanggal 12 Mei 2023. 
  8. ^ Subdirektorat Jalan Rel dan Jembatan (2004). Buku Jarak Antarstasiun dan Perhentian. Bandung: PT Kereta Api (Persero). 
  9. ^ Perusahaan Umum Kereta Api (1992). Ikhtisar Lintas Jawa. 
  10. ^ Arsip milik alm. Totok Purwo mengenai Nama, Kode, dan Singkatan Stasiun Kereta Api Indonesia
  11. ^ Reitsma, S.A. (1928). Korte Geschiedenis der Nederlandsch-Indische Spoor- en Tramwegen. Weltevreden: G. Kolff & Co. 

Pranala luar

sunting

Peta rute: Attached KML Galat: Berkas KML tidak ditemukan

KML is not from Wikidata