Segitiga pembalik dalam istilah perkeretaapian adalah tatanan rel kereta api berbentuk segitiga dengan wesel di setiap ujungnya. Segitiga pembalik dapat ditemui di beberapa stasiun tertentu dan berfungsi untuk memutar bakal pelanting (lokomotif, kereta, gerbong dan lainnya) di stasiun atau dipo yang tidak memiliki pemutar rel (turntable), seperti Stasiun Semarang Poncol (walaupun sekarang dipo lokomotifnya sudah dilengkapi turntable) dan Stasiun Ketapang (yang dahulu mempunyai balloon loop yang kini sudah nonaktif), Stasiun Solo Balapan, dan Stasiun Surabaya Pasarturi (digunakan jika turntable sub dipo lokomotif rusak).

Cara kerja segitiga pembalik

Kelebihan

sunting

Sebuah segitiga pembalik yang memiliki jalur yang cukup panjang dapat memutar beberapa unit kereta api sekaligus. Dibandingkan dengan turntable yang biasanya hanya dapat memutar 1 unit kereta api, atau balloon loop yang membutuhkan lebih banyak lahan dan waktu untuk memutar kereta api.

Kekurangan

sunting

Setelah kereta api melalui salah satu ujung segitiga pembalik, maka kereta api harus berjalan mundur menuju jalur berikutnya untuk memutar. Hal ini membuat penggunaan segitiga pembalik merepotkan dan membutuhkan koordinasi yang baik dengan juru langsir. Memutar kereta api dengan segitiga pembalik juga membutuhkan waktu lebih lama daripada menggunakan turntable.

Pranala luar

sunting