Iswahjoedi
Komodor Udara (Anumerta) R. Iswahjoedi (15 Juli 1918 – 14 Desember 1947) adalah salah seorang pahlawan nasional Indonesia. Bersama Komodor Udara (Anumerta) Adisoetjipto, Komodor Udara (Anumerta) Abdoelrahman Saleh, dan Opsir Udara I (Anumerta) Husein Sastranegara, Iswahyudi dikenal sebagai perintis TNI AU Indonesia.[1]
R. Iswahyudi | |
---|---|
Informasi pribadi | |
Lahir | Surabaya, Jawa Timur, Hindia Belanda (kini Indonesia) | 15 Juli 1918
Meninggal | 14 Desember 1947 Tanjung Hantu, Perak, Uni Malaya (kini Malaysia) | (umur 29)
Karier militer | |
Pihak | Indonesia |
Dinas/cabang | TNI Angkatan Udara |
Pangkat | Komodor Udara |
Satuan | Korps Penerbang |
Sunting kotak info • L • B |
Kehidupan Pribadi
suntingIswahjudi Menikah dengan Ny. Suwarti, putri seorang Asisten Wedana di Slawi, Kabupaten Tegal pada tanggal 27 Maret 1944. Suwarti adalah adik dari pejuang dan seniman terkenal R. Iskak. Pasangan ini berjodoh setelah bertemu pada tahun 1943 dalam sebuah permainan tenis di Surabaya. Hingga kecelakaan yang menyebabkan hilangnya Iswahjoedi pada tahun 1947, pasangan ini belum dikaruniai anak.[2]
Pendidikan
suntingMasa pendidikan Iswahjudi dimulai dari HIS (Hollandsch-Inlandsche School), MULO (Meer Uitgebreid Lager Onderwijs) di Surabaya, dan AMS (Algemeene Middelbare School) di Malang. Ia sempat mengikuti pendidikan untuk menjadi dokter di sekolah dokter NIAS (Nederlandschi Indische Artsen School), namun Iswahjudi tidak sempat menamatkan pendidikannya di bidang kesehatan tersebut. Setelah itu, ia memilih meneruskan studi pada bidang penerbangan pada tahun 1941. Iswahyudi mengikuti pendidikan di sekolah penerbang Belanda, Luchtvaart Opleiding School di Kalijati, Jawa Barat. Ia berhasil memperoleh Klein Militaire Brevet atau tanda keahlian, kepandaian serta kemampuan anggota TNI dalam bidang penerbangan, Iswahjudi menjadi salah satu dari orang pribumi yang berhasil meraih tanda keahlian tersebut.[3]
Karier Militer
suntingAwal tahun 1947, Iswahjoedi diangkat menjadi Komandan Lanud Maospati Madiun dengan dibantu oleh Wiweko Soepono dan Nurtanio. Pada tahun ini juga, kembali Iswahyudi ditugaskan menjadi Komandan di Lanud Gadut Bukittinggi. Marsekal Mada Iswahjoedi meninggal di Tanjung Hantu, Malaysia, 14 Desember 1947 karena pesawatnya Avro Anson RI-003 jatuh. Namun Jenazahnya tidak ditemukan hingga saat ini. Namun Secara simbolik sebagai bentuk penghargaan pangkat keduanya dinaikkan menjadi Komodor Muda Udara (U) Anumerta (kini Marsekal Pertama Anumerta).
Wafat
suntingAtas perjuangannya, Iswahjoedi ditempatkan di makam pahlawan TMP Kalibata. Pada 10 November 1960, pemerintah Indonesia mengabadikan nama Iswahyudi dengan mengganti nama Lanud Maospati berganti nama menjadi Lanud Iswahyudi,Maospati, Magetan.[4] dan nama jalan, Jalan Marsma TNI (Anumerta) Iswahjudi, dulunya bernama Jalan Raya Madiun-Solo sepanjang 8,6 Kilo Meter yang berada di dua kabupaten, yakni Kabupaten Magetan dan Kabupaten Madiun.[5][6]
Referensi
sunting- ^ "Surat Keputusan Presiden Nomor 33/A.Mil/48". Surat Keputusan Presiden RI. 1948.
- ^ Kisah Hidup Alida van de Kuinder
- ^ "Iswahjoedi dalam Angkatan Udara Belanda". Historia - Majalah Sejarah Populer Pertama di Indonesia. 2022-07-21. Diakses tanggal 2023-11-18.
- ^ "Profil Iswahyudi" Website Merdeka.com
- ^ "Marsma TNI (Anumerta) Iswahjudi Resmi Diabadikan Sebagai Nama Jalan". TNI Mil dot id. 20 Februari 2020. Diakses tanggal 05 Juli 2020.
- ^ Lanud Iswahyudi, Penerangan (19 Februari 2020). "Marsma TNI (Anumerta) Iswahjudi Resmi Diabadikan sebagai Nama Jalan". TNI AU Mil dot id. Diakses tanggal 05 Juli 2020.