Indonesia Infrastructure Finance

perusahaan asal Indonesia

PT Indonesia Infrastructure Finance atau biasa disingkat menjadi IIF, adalah sebuah perusahaan asal Jakarta yang menyediakan berbagai macam layanan yang terkait dengan pembiayaan infrastruktur.[3][4]

PT Indonesia Infrastructure Finance
Perseroan terbatas
IndustriJasa keuangan
Didirikan15 Januari 2010; 14 tahun lalu (2010-01-15)
Kantor pusatJakarta, Indonesia
Wilayah operasi
Indonesia
Tokoh kunci
Reynaldi Hermansjah[1]
(Direktur Utama)
Darmin Nasution[2]
(Komisaris Utama)
Produk
Jasa
  • Uji tuntas
  • Perencanaan proyek
  • Konsultansi pasar
  • Studi kelayakan
  • Analisis dukungan pemerintah
  • Penyiapan struktur komersial
  • Negosiasi proyek
  • Lelang atau pengadaan proyek
  • Institusionalisasi proyek
  • Konsultansi kebijakan
  • Kajian ekonomi
  • Penasehatan keuangan
PendapatanKenaikan Rp 951,095 milyar (2021)[3]
Kenaikan Rp 41,248 milyar (2021)[3]
Total asetPenurunan Rp 14,551 triliun (2021)[3]
Total ekuitasKenaikan Rp 2,222 triliun (2021)[3]
PemilikSMI (30%)
IFC (19,99%)
ADB (19,99%)
DEG (15,12%)
SMBC (14,90%)
Karyawan
Kenaikan 116 (2021)[3]
Situs webwww.iif.co.id

Hingga akhir tahun 2019, total pembiayaan yang telah dikucurkan oleh perusahaan ini untuk pembangunan infrastruktur mencapai Rp 11 triliun, dengan 55% di antaranya dikucurkan untuk pembangunan infrastruktur jalan tol, energi terbarukan, dan sumber daya air.[5]

Sejarah

sunting

Perusahaan ini didirikan pada bulan Januari 2010 sebagai sebuah joint venture antara Sarana Multi Infrastruktur (SMI), International Finance Corporation (IFC), Asian Development Bank (ADB), dan Deutsche Investitions-und Entwicklungsgesellschaft (DEG) untuk mempercepat pembangunan infrastruktur di Indonesia. Pada tahun 2011, perusahaan ini mendapat pendanaan senilai US$ 100 juta dari Bank Dunia. Pada tahun 2012, Sumitomo Mitsui Banking Corporation resmi menjadi salah satu pemegang saham perusahaan ini. Pada tahun 2013, untuk pertama kalinya, perusahaan ini memberi pinjaman komersial, yakni untuk proyek pembangunan Jalan Tol Cikopo-Palimanan senilai Rp 500 miliar. Pada tahun 2014, perusahaan ini mendapat pendanaan sebesar US$ 250 juta dari IFC. Pada tahun 2015, perusahaan ini mengikuti konferensi Euromoney untuk meningkatkan ekuitas mereknya. Pada tahun 2017, perusahaan ini meneken perjanjian kredit sebesar JP¥ 8 miliar dengan Japan International Cooperation Agency (JICA). Pada tahun 2018, perusahaan ini menyediakan penjaminan untuk proyek pembangunan PLTB pertama di Sulawesi Selatan dengan kapasitas terpasang mencapai 70 MW. Pada tahun 2020, perusahaan ini juga ikut berpartisipasi dalam memberikan pinjaman sindikasi senilai US$ 50 juta untuk proyek pembangunan PLTB tersebut. Pada tahun 2021, perusahaan ini ikut berpartisipasi dalam memberikan pinjaman sindikasi untuk proyek pembangunan jalur kereta api Makassar–Parepare.[3][4]

Referensi

sunting
  1. ^ "Dewan Direksi". PT Indonesia Infrastructure Finance. Diakses tanggal 3 April 2023. 
  2. ^ "Dewan Komisaris". PT Indonesia Infrastructure Finance. Diakses tanggal 3 April 2023. 
  3. ^ a b c d e f g "Laporan Tahunan 2021" (PDF). PT Indonesia Infrastructure Finance. Diakses tanggal 3 April 2023. 
  4. ^ a b "Sekilas Perusahaan". PT Indonesia Infrastructure Finance. Diakses tanggal 3 April 2023. 
  5. ^ "Indonesia Infrastructure Finance targetkan pembiayaan Rp 14,5 triliun pada tahun 2020". Kontan.co.id. 2019-12-19. Diakses tanggal 2020-03-14.