Hutan sekunder
Hutan sekunder adalah hutan yang tumbuh dan berkembang secara alami sesudah terjadi kerusakan/perubahan pada hutan yang pertama. Hutan sekunder merupakan fase pertumbuhan hutan dari keadaan tapak gundul, karena alam ataupun antropogen, sampai menjadi klimaks kembali. Ciri-ciri dari hutan sekunder meliputi:
- Komposisi dan struktur tidak saja tergantung tapak namun juga tergantung pada umur.
- Tegakan muda berkomposisi dan struktur lebih seragam dibandingkan hutan aslinya.
- Tak berisi jenis niagawi. Jenis-jenis yang lunak dan ringan, tidak awet, kurus, tidak laku.
- Persaingan ruangan dan sinar yang intensif sering membuat batang bengkok.
- Jenis-jenis cepat gerowong. Riap awal besar, lambat laun mengecil.
- Karena struktur, komposisi dan riapnya tidak akan pernah stabil, sulit merencanakan pemasaran hasilnya
Jenis-jenis penyusun hutan sekunder
suntingJenis-jenis penyusun hutan sekunder umumnya adalah jenis-jenis pohon yang cepat tumbuh, tetapi berusia tidak seberapa panjang. Banyak di antaranya berasal dari suku Euphorbiaceae, Rubiaceae, Moraceae. Beberapa contohnya, di antaranya:
Referensi
suntingPranala luar
sunting- M. van Breugel, 2007, Dynamics of secondary forests. PhD Thesis Wageningen University. ISBN 978-90-8504-693-6
- Uzay. U Sezen, 2007, Parentage analysis of a regenerating palm tree in a tropical second-growth forest. Ecological Society of America, Ecology 88: 3065-3075.