Harun Al-Rasjid Zain

(Dialihkan dari Harun Al Rasyid Zain)

Prof. Dr. (H.C.) Drs. H. Sutan Harun Al Rasyid Zain gelar Datuak Sinaro (1 Maret 1927 – 19 Oktober 2014) adalah ekonom, dosen, politikus, dan pejuang Indonesia. Ia pernah menjabat sebagai Anggota Dewan Pertimbangan Agung periode 1983–1988, Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi pada Kabinet Pembangunan III, dan selama dua periode (1967–1977) memimpin sebagai Gubernur Sumatera Barat. Ia juga pernah menjabat Rektor Universitas Andalas, Padang dan Rektor Universitas Mercubuana, Jakarta.[2]

Harun Al-Rasjid Zain
Datuak Sinaro
Foto sebagai menteri, 1978
Anggota Majelis Permusyawaratan Rakyat
Masa jabatan
1 Oktober 1972 – 1 Oktober 1992
Grup parlemenUtusan Daerah (1972–1982)
Golongan Karya (1982–1992)
Anggota Dewan Pertimbangan Agung
Masa jabatan
1983–1988
Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia ke-15
Masa jabatan
29 Maret 1978 – 19 Maret 1983
PresidenSoeharto
Sebelum
Pendahulu
Subroto
Pengganti
Martono
Sudomo
Sebelum
Gubernur Sumatera Barat ke-2
Masa jabatan
4 Juni 1966 – 11 April 1977
PresidenSoekarno
Soeharto
Rektor Universitas Andalas ke-3
Masa jabatan
1964–1968
Sebelum
Pendahulu
A. Roesma (sebagai Presiden)
Pengganti
Busyra Zahir
Sebelum
Informasi pribadi
Lahir(1927-03-01)1 Maret 1927
Batavia, Hindia Belanda
Meninggal19 Oktober 2014(2014-10-19) (umur 87)
Jakarta, Indonesia
Partai politikGolongan Karya
Suami/istriRatna Sari[1]
AnakRatna Heimawaty Zain
Ratna Yuliety Ilona Zain
Ratna Yuliaveranita Zain
Orang tua
AlmamaterUniversitas Indonesia
PekerjaanDosen, politikus
Sunting kotak info
Sunting kotak info • L • B
Bantuan penggunaan templat ini

Kehidupan awal dan pendidikan

sunting

Harun Zain merupakan anak keenam dari tujuh bersaudara dari Prof. Sutan Muhammad Zain, seorang pakar bahasa yang terkemuka di Indonesia dengan Siti Murin yang sama-sama berasal dari Pariaman, Sumatera Barat.[3] Saudara-saudaranya bernama Sutan Zairin Zain, Sutan Basir Zain, Sutan Aziz Zain, Sutan Rustam Zain, Yetty Rizali Noor, dan Sutan Maliksyah Zain. Masa kecilnya banyak dihabiskan di kota-kota besar di Pulau Jawa seperti Bandung, Batavia (sekarang Jakarta), Yogyakarta dan Surabaya mengikuti ayahnya yang bertugas sebagai guru. Namun, ia beranggapan bahwa masa awal pembentukan kepribadiannya berlangsung pada saat ia di Surabaya.

Harun mengenyam pendidikan di Europeesche Lagere School (ELS) Jakarta (1942), Hogere Burger School Koning Willem III (HBS KW III) Jakarta (1942), dan Tyu Gakko (SMP) Surabaya (1945). Setelah kemerdekaan Indonesia, ia mengenyam pendidikan di Sekolah Menengah Tinggi (SMT) Surabaya (1945) dan SMA Perjuangan Blitar (1948). Selama Revolusi Nasional Indonesia, sejak 1945 ia ikut berjuang menjadi anggota Barisan Pelajar SMT Surabaya dan Barisan Pemuda Republik Indonesia di Surabaya dan sekitarnya. Pada 1946 ia menjadi anggota Kementerian Pertahanan pada Sektor Front Surabaya-Mojokerto-Sidoarjo. Pada 1948, ia bergabung menjadi anggota Tentara Republik Indonesia Pelajar (TRIP) Detasemen I Brigade 17 Blitar-Malang. Pada 1950 ia bergabung dalam Kompi I Detasemen I Brigade 17 yang dikirim ke Jakarta untuk menumpas Kudeta Westerling dan Angkatan Perang Ratu Adil (APRA).[4][5][6] Ia pensiun dari kemiliteran dengan pangkat Kopral pada Juni 1950 setelah demobilisasi.[7]

Harun meraih gelar sarjana ekonomi dari Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia (FE UI) pada 1958. Kemudian, ia berkesempatan mengikuti tugas belajar ke University of California di Berkeley, Amerika Serikat dalam ilmu hubungan perburuhan dan hubungan industri selama dua tahun hingga 1960.[4][5][6][8]

Selama di bangku kuliah, sejak 1954 Harun terlibat dalam Lembaga Penelitian Ekonomi dan Masyarakat (LPEM) FE UI hingga menjadi Kepala Biro Hubungan Perburuhan dan Hubungan Industri LPEM FE UI. Pada 1956, ia juga dipercaya sebagai asisten dosen dan setelah lulus kuliah menjadi dosen ilmu ekonomi perburuhan dan hubungan industri di UI.[4][5][6]

Karier

sunting

Pada 1961, Harun menjabat Wakil Direktur LPEM FE UI. Di tahun yang sama ia menjadi dosen terbang untuk FE IKIP Padang dan Universitas Sriwijaya. Pada tahun 1962, ia diangkat sebagai dosen terbang dan Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Andalas. Pada 1963, ia menjadi dosen tamu untuk Universitas Filipina. Pada 1964, ia dipilih sebagai Rektor Universitas Andalas, yang didorong oleh tokoh Sumatera Barat Chairul Saleh dan Hasyim Ning, hingga 1966.[9] Di tahun yang sama, ia juga menjabat Anggota Lembaga Ekonomi dan Sosial Nasional (Leknas) dari Departemen Urusan Research Nasional Jakarta. Pada 1965, ia ditunjuk sebagai Ketua Seksi Perencanaan Pola Pembangunan Sumatera Barat.[4][5][6]

 
Harun Al-Rasjid Zain (dua dari kiri) menerima Satyalancana Pembangunan pada tahun 1977.

Pada 4 Juni 1966 Harun Zain diangkat menjadi Gubernur Sumatera Barat hingga 1971.[10] Pada tahun 1967, Zain meresmikan Fakultas Tarbiyah dan Dakwah Perguruan Tinggi Diniyyah Puteri Padang Panjang, universitas wanita Islam di Sumatera Barat, atas dorongan Rahmah El Yunusiyah.[11] Ia kembali dilantik untuk periode kedua pada 3 April 1972 hingga 1977.[12] Pada 2 Januari 1977, ia dinobatkan sebagai penghulu Suku Piliang Piaman Sabatang Panjang Sakarek Ulu Sakarek Ilia dengan gelar Datuk Sinaro.[13] Harun Zain mengusulkan Brigadir Jenderal TNI Azwar Anas sebagai penggantinya menjadi gubernur.[14]

Seiring dengan pendidikan yang diemban di Amerika Serikat mengenai masalah perburuhan, pada tahun 1978 ia dipercaya untuk menjadi Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Menakertrans) pada Kabinet Pembangunan III dan menjabat sampai dengan tahun 1983.[6][15]

Setelah menyelesaikan tugas di Kabinet, ia menjabat sebagai anggota Dewan Pertimbangan Agung Republik Indonesia (DPA-RI) dari tahun 1983 sampai dengan 1988 yang pada masa itu dipimpin oleh Maraden Panggabean.[6]

Pada 1985 hingga 1997 ia dipercaya menjabat sebagai Rektor Universitas Mercu Buana, Jakarta yang pertama.[16]

Ia menjabat Anggota Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia (MPR-RI) empat periode sejak 1972 hingga 1992. Dua periode pertama sebagai representasi utusan daerah dan Gubernur Sumatera Barat dan dua periode berikutnya sebagai representasi Golongan Karya dari Menakertrans dan DPA.[4][5][6][17]

Harun Zain meninggal dunia pada 19 Oktober 2014 pada usia 87 tahun karena sakit tua yang dialaminya. Jenazahnya kemudian dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Kalibata, Jakarta Selatan.[2][18]

Tanda Kehormatan

sunting

Dalam Negeri

sunting

Luar Negeri

sunting

Doktor Kehormatan

sunting

Galeri

sunting

Foto-foto Harun Alrasyid Zain sebagai Anggota Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia

Rujukan

sunting
Catatan kaki
  1. ^ Umum, Indonesia Lembaga Pemilihan (15 Sep 1978). "Ringkasan riwayat hidup dan riwayat perjuangan anggota Majelis Permusyawaratan Rakyat hasil pemilihan umum tahun 1977. 2 v". Lembaga Pemilihan Umum. Diakses tanggal 15 Sep 2024 – via Google Books. 
  2. ^ a b "Siapa Almarhum Harun Al Rasyid Zain yang Ditakziahi Jusuf Kalla" Diarsipkan 2022-07-13 di Wayback Machine. Kompas.com. 19-10-2014. Diakses 19-1-2022.
  3. ^ Pandoe, Marthias Dusky (15 Sep 2010). "Jernih melihat cermat mencatat: antologi karya jurnalistik wartawan senior Kompas". Penerbit Buku Kompas. Diakses tanggal 15 Sep 2024 – via Google Books. 
  4. ^ a b c d e Umum, Indonesia Lembaga Pemilihan (15 Sep 1973). "Riwayat hidup anggota-anggota Majelis Permusyawaratan Rakyat hasil pemilihan umum 1971". Lembaga Pemilihan Umum. Diakses tanggal 15 Sep 2024 – via Google Books. 
  5. ^ a b c d e Umum, Indonesia Lembaga Pemilihan (15 Sep 1978). "Ringkasan riwayat hidup dan riwayat perjuangan anggota Majelis Permusyawaratan Rakyat hasil pemilihan umum tahun 1977. 2 v". Lembaga Pemilihan Umum. Diakses tanggal 15 Sep 2024 – via Google Books. 
  6. ^ a b c d e f g Umum, Indonesia Lembaga Pemilihan (15 Sep 1988). "Pemilihan umum 1987". Lembaga Pemilihan Umum. Diakses tanggal 15 Sep 2024 – via Google Books. 
  7. ^ "Translations on South and East Asia". Joint Publications Research Service. Diakses tanggal 15 Sep 2024 – via Google Books. 
  8. ^ Kahin 1999, hlm. 349.
  9. ^ Kahin 1999, hlm. 236.
  10. ^ Yusra, Abrar (1997). Tokoh yang berhati rakyat: biografi Harun Zain. Yayasan Gebu Minang. hlm. 168. ISBN 978-979-8428-01-2. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-03-18. Diakses tanggal 2022-01-19. 
  11. ^ "Rahmah El Yunusiyah". Balai Pelestarian Cagar Budaya Sumatera Barat. Sekretariat Direktorat Jenderal Kebudayaan. 5 June 2018. Diarsipkan dari versi asli tanggal 7 September 2022. Diakses tanggal 13 July 2022. 
  12. ^ "Almanak pers Antara". L.K.B.N. Antara. 15 Sep 1977. Diakses tanggal 15 Sep 2024 – via Google Books. 
  13. ^ "Penobatan untuk harun zain". Tempo. 15 Jan 1977. Diakses tanggal 15 Sep 2024. 
  14. ^ Kahin 1999, hlm. 258.
  15. ^ Tirtosudarmo 2001, hlm. 215.
  16. ^ "OBITUARI PROF. DR. HC.H. SULTAN HARUN AL RASJID ZAIN (MANTAN REKTOR UNIVERSITAS MERCU BUANA) | Universitas Mercu Buana Jakarta". www.mercubuana.ac.id. Diakses tanggal 15 Sep 2024. 
  17. ^ a b Umum, Indonesia Lembaga Pemilihan (15 Sep 1983). "Pemilihan umum tahun 1982". Lembaga Pemilihan Umum. Diakses tanggal 15 Sep 2024 – via Google Books. 
  18. ^ "Mantan Menakertrans Era Orde Baru Harun Zein Wafat" Diarsipkan 2023-08-16 di Wayback Machine. Detik.com. 19-10-2014. Diakses 23-11-2014.
  19. ^ Lembaga Pemilihan Umum 1988, hlm. 407.
  20. ^ "Daftar WNI yang Mendapat Tanda Kehormatan Bintang Mahaputera tahun 1959 s.d. 2003" (PDF). Sekretariat Negara Republik Indonesia. Diarsipkan (PDF) dari versi asli tanggal 2022-08-05. Diakses tanggal 2022-01-19. 
  21. ^ "Mimbar". Departemen Dalam Negeri. 15 Sep 1976. Diakses tanggal 15 Sep 2024 – via Google Books. 
  22. ^ "PenghargaanHarun Alrasyid Zain". Tempo. 20 Sep 2010. Diakses tanggal 15 Sep 2024. 
Daftar pustaka

Pranala luar

sunting
Jabatan politik
Didahului oleh:
Subroto
Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi
1978–1983
Diteruskan oleh:
Sudomo
Didahului oleh:
Suputro Brotodihardjo
Gubernur Sumatera Barat
1967–1977
Diteruskan oleh:
Azwar Anas