Geografi manusia merupakan cabang geografi yang bidang studinya mencakup aspek gejala di permukaan bumi yang mengambil manusia sebagai objek pokoknya. Gejala manusia sebagai objek studi pokok meliputi aspek kependudukan dan aspek aktivitas manusia. Aspek aktivitas manusia meliputi aktivitas ekonomi, politik, sosial dan budaya.[1] Hal ini berbeda dengan geografi fisik yang lebih mempelajari tentang bentang alam. Akan tetapi, geografi manusia menggunakan peta dan grafik-grafik lain yang dihasilkan dari geografi fisik dan teknis dalam penelitian dan analisis, serta menggabungkan tema-tema dalam geografi fisik yang akan mempercepat perkerjaannya.[2]

Geografi manusia merupakan bidang yang sangat luas yang meliputi berbagai macam subdisiplin. Sejumlah bidang yang termasuk di dalamnya ialah agrikultur, perilaku, budaya, ekonomi, sejarah, industri, politik, populasi, pedesaan, sosial, dan transportasi. Di dalam semua subdisiplin tersebut terdapat tiga pendekatan umum untuk dipelajari, yaitu analisis spasial, keterkaitan antar tempat, dan pembentukan daerah dalam berbagai bentuk. Pada dasarnya, seorang geografer manusia mengajukan pertanyaan "dimana" dan "kenapa" terkait aktivitas manusia.[2]

Sejarah

sunting

Friedrich Ratzel, seorang geografer berkebangsaan Jerman di abad ke-19, adalah salah satu geografer pertama yang menulis secara spesifik tentang geografi manusia. Ratzel mengusulkan bahwa kelompok-kelompo budaya menjadi topik dalam studi sistematik. Di dalam dua volume buku karyanya, Anthropogeographie, Ratzel mempertimbangkan pengaruh lingkungan fisik terhadap kelompok kultur (dalam volume 1, 1882), dan kemudian mengamati lebih dekat pada atribut-atribut kelompok budaya itu sendiri tanpa mempertimbangkan dampak fisiknya (dalam volume 2, 1891). Paul Vidal de la Blache, seorang cendikiawan terkenal Prancis, merupakan sosok lain yang menguraikan tentang geografi manusia. Pada awal abad ke-20, beliau menulis sebuah buku penting tentang prinsip-prinsip geografi manusia yang berjudul Principles of Human Geography (1922). Gerakan baru-baru ini dalam disiplin menyarankan pengembangan geografi lingkungan yang akan fokus dalam menghubungkan geografi fisik dan geografi manusia. Secara konseptual ini akan kembali pada ide-ide geografi yang diimpikan oleh para cendikiawan di akhir abad ke-19, seperti Ratzel, Halford J. Mackinder, dan Willian Morris Davis.[2]

Cabang

sunting
  • Geografi budaya: Mempelajari norma, produk budaya, dan variasinya serta persebaran dan hubungannya sesuai perubahan tempat dan waktu.
  • Geografi pembangunan: Mempelajari geografi dengan merujuk pada standar dan kualitas hidup manusia, serta lingkungan dan aktivitas ekonominya di seluruh dunia.[3]
  • Geografi ekonomi: Mempelajari hubungan antara lingkungan biofisik dengan sistem perekonomian, negara, dan hal- hal terkait.
  • Geografi kesehatan: Menerapkan pengetahuan geografi dengan masalah kesehatan dan penyakit di seluruh dunia.[4]
  • Geografi sejarah: Mempelajari hubungan antara geografi fisik dan manusia pada masa lalu yang direkonstruksi, untuk mempelajari perkembangan dan perubahan suatu wilayah dan berbagai bentuk perubahan dalam skala waktu.[5]
  • Geografi politik dan Geopolitik: Mempelajari unsur-unsur geografi yang berkaitan dengan sistem politik suatu negara, misalnya batas negara, ibu kota, wilayah bersengketa.
  • Geografi penduduk atau Demografi: Mempelajari aspek geografis pada penduduk, seperti kemajemukan, pertumbuhan, dan persebarannya.
  • Geografi agama: Mempelajari hubungan antara perkembangan agama dengan wilayah dan waktu.
  • Geografi sosial: Mempelajari fenomena sosial yang berkaitan dengan geografi dan sosiologi. Geografi sosial meliputi permasalahan-permasalahan yang berkaitan dengan aktivitas manusia di dalam ruang mencakup aktivitas sebagai makhluk sosial.[6]
  • Geografi transportasi: Mempelajari hubungan antara manusia dan transportasi, serta pemakaian dan kecenderungannya.
  • Geografi pariwisata: Mempelajari pariwisata sebagai industri, aktivitas manusia, dan pengalaman yang didapat dari suatu tempat.
  • Geografi pemukiman: Mempelajari masalah perkembangan dan penataan pemukiman penduduk.
  • Geografi pertahanan dan geografi militer: Geografi pertahanan mempelajari pengaruh aspek geografi terhadap aspek kebijakan dan strategi pertahanan. Geografi militer membahas dan mempelajari hubungan permukaan bumi terhadap aktivitas militer, seperti pengetahuan tentang bentuk dan kondisi geografi medan pertempuran untuk menentukkan teknik dan strategi serta logistik pertempuran.[7]

Referensi

sunting
  1. ^ Sugiyanto (2020). Mengkaji Ilmu Geografi. Solo: PT Tiga Serangkai Pustaka Mandiri. hlm. 19. ISBN 9786023208296. 
  2. ^ a b c Pitzl, Gerald Rudolph; Pitzl, Jerry (2004). Encyclopedia of Human Geography (dalam bahasa Inggris). Westport, Connecticut: Greenwood Publishing Group. hlm. xxi, 104, 105. ISBN 978-0-313-32010-1. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-07-31. Diakses tanggal 2020-12-30. 
  3. ^ "What is Development?". www.coolgeography.co.uk. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-04-04. Diakses tanggal 2020-12-31. 
  4. ^ Dummer, Trevor J.B. (2008-04-22). "Health geography: supporting public health policy and planning". CMAJ : Canadian Medical Association Journal. 178 (9): 1177–1180. doi:10.1503/cmaj.071783. ISSN 0820-3946. PMC 2292766 . PMID 18427094. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-10-27. Diakses tanggal 2020-12-31. 
  5. ^ "Historical geography". Encyclopedia Britannica (dalam bahasa Inggris). Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-06-18. Diakses tanggal 2020-12-31. 
  6. ^ Harmanto, Gatot; Hartono, Rudi (2020). Kamus Geografi: Edisi Tematik dan Visual. Yogyakarta: Penerbit Andi. hlm. 6. ISBN 978-623-01-0712-2. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-07-31. Diakses tanggal 2020-12-30. 
  7. ^ Supriyatno, Makmur (2014). Tentang Ilmu Pertahanan. Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia. hlm. 65, 66. ISBN 978-979-461-886-8. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-07-31. Diakses tanggal 2020-12-30. 

Bacaan Lanjutan

sunting

Pranala luar

sunting

Lihat Pula

sunting

Geografi fisik