Geopolitik, dari bahasa Yunani Γη (bumi) dan Πολιτική (politik), secara luas merujuk pada hubungan antara politik dan teritori dalam skala lokal atau internasional. Geopolitik mencakup praktik analisis, prasyarat, perkiraan, dan pemakaian kekuatan politik terhadap suatu wilayah. Secara spesifik, geopolitik adalah metode analisis kebijakan luar negeri yang berupaya memahami, menjelaskan, dan memperkirakan perilaku politik internasional dalam variabel geografi. Variabel geografi tersebut umumnya mengarah pada: lokasi geografis negara atau negara yang dipertanyakan, ukuran negara yang terlibat, iklim wilayah tempat negara tersebut berada, topografi wilayah, demografi, sumber daya alam, dan perkembangan teknologi.[1] Secara tradisional, istilah ini lebih digunakan pada dampak geografi terhadap politik, namun pemakaiannya telah berubah dalam satu abad terakhir untuk mencakup konotasi yang lebih luas. Pada awal abad ke-20, ahli geografi Swedia, Rudolf Kjellén, memperkenalkan istilah "geopolitik".

Geopolitik secara tradisional menunjukkan hubungan antara kekuatan politik dan ruang geografis. Dalam artian konkret, geopolitik sering dilihat sebagai pemikiran yang mempelajari prasyarat strategis berdasarkan kepentingan relatif kekuatan daratan dan laut dalam sejarah dunia. Tradisi geopolitik secara konsisten mempelajari korelasi kekuatan geopolitik dalam politik dunia, identifikasi wilayah inti internasional, dan hubungan antara kemampuan laut dan darat.[2]

Secara akademik, studi geopolitik mencakup analisis geografi, sejarah, dan ilmu sosial dengan mengacu pada politik ruang dan pola-polanya dalam berbagai skala. Geopolitik memiliki cakupan multidisipliner, dan meliputi segala aspek ilmu sosial dengan penekanan tertentu terhadap geografi politik, hubungan internasional, aspek teritorial ilmu politik, dan hukum internasional.[3] Selain itu, studi geopolitik meliputi studi hubungan bersama antara kepentingan aktor politik internasional, kepentingan yang terfokus pada wilayah, ruang, elemen geografis, hubungan yang menciptakan sistem geopolitik.[4]

Ciri Kondisi Geopolitik Masa Lalu

sunting
  • Perubahan batas wilayah
  • Imperialisme dan kolonialisme
  • Kekuatan regional
  • Perang dan konflik
  • Aliansi dan persatuan
  • Persaingan kekuatan besar
  • Pergeseran kekuatan

Ciri Kondisi Geopolitik Saat Ini

sunting
  • Persaingan kekuatan besar
  • Perubahan dinamika regional
  • Ketegangan antarnegara
  • Tantangan keamanan nontradisional
  • Peran teknologi
  • Kerjasama dan konflik regional
  • Tantangan lingkungan

Lihat pula

sunting

Catatan

sunting
  1. ^ Evans, G & Newnham, J., (1998), "The Penguin Dictionary of International relations", Penguin Books, London, Uk. ISBN 0-14-051397-3
  2. ^ Oyvind Osterud, "The Uses and Abuses of Geopolitics", "Journal of Peace Research, no. 2, 1988, p. 192.
  3. ^ Geopolitics Journal home page - http://www.tandf.co.uk/journals/titles/14650045.asp Diarsipkan 2018-02-20 di Wayback Machine.
  4. ^ Vladimir Toncea, 2006, "Geopolitical evolution of borders in Danube Basin"

Referensi

sunting
  • Ankerl, Guy (2000). Global communication without universal civilization. INU societal research. Vol.1: Coexisting contemporary civilizations : Arabo-Muslim, Bharati, Chinese, and Western. Geneva: INU Press. ISBN 2-88155-004-5. 
  • O'Loughlin, John / Heske, Henning. "From War to a Discipline for Peace". In: Kliot, N. and Waterman, S. (ed.): The Political Geography of Conflict and Peace. London: Belhaven Press, 1991
  • Spang, Christian W.: “As a Factor within Japanese-German Rapprochement in the Inter-War Years?”, in: C. W. Spang, R.-H. Wippich (eds.), Japanese-German Relations, 1895–1945. War, Diplomacy and Public Opinion, London, 2006, pp. 139–157.
  • Diamond, Jared, Guns, Germs, and Steel (1997)
  • Amineh, Parvizi M. and Henk Houweling, Central Eurasia in Global Politics, (London, Leiden: Brill Academic Publishing. Introduction and Chapeter 11

Pranala luar

sunting