Galaktorea ( juga dibaca galactorrhoea ) adalah munculnya air susu ibu secara tiba-tiba dari payudara wanita, dan kejadian ini sama sekali tidak kaitannya dengan kehamilan, persalinan atau proses menyusui.

Kondisi galaktorea tercatat 5-32% terjadi pada wanita. Banyak kejadian yang dilaporkan terkait galaktorea membuat definisi galaktorea yang berbeda. [1] Walaupun kondisi ini tidak berbahaya, hanya saja kondisi ini bisa menjadi tanda dari kondisi serius yang sebaiknya ditanggapi dengan tepat, dan dilakukan pemeriksaan secara cermat. [2] Kondisi galaktorea juga bisa muncul pada semua jenis kelamin tidak menutup kemunginkan terjadi pada pria, atau bayi baru lahir, dan pada remaja. [3]

Penyebab

sunting

Penyebab galaktorea bisa terjadi karena, ada disregulasi hormon tertentu. Penyebab kondisi hormonal yang paling kerap dikaitkan dengan kondisi galaktorea ialah hiperprolaktinemia dan kondisi tiroid dengan [a] kadar hormon perangsang tiroid (TSH) atau hormon pelepas tirotropin (TRH) [lower-alpha 1]. Hampir pada 50% kasus kejadian hampir tidak jelas penyebabnya. [1]

Proses laktasi memerlukan adanya hormon prolaktin, dan proses evaluasi galaktorea meliputi riwayat berbagai obat-obatan seperti, opioid, antipsikotik, metildopa penghambat reuptake serotonin [4] atau dari makanan, dan perilaku seperti, stres. Serta evaluasi kehamilan, adenoma hipofisis yang dimana dengan produksi prolaktin berlebih atau kompresi batang hipofisis, dan hipotiroidisme. Kondisi adenoma hipofisis anterior paling sering merupakan prolaktinoma. Kondisi hormon prolaktin yang berlebihan menyebabkan terhentinya fase menstruasi dan infertilitas, yang mungkin menjadi petunjuk untuk penegakan diagnostik. Kondisi galaktorea juga bisa disebabkan oleh kondisi ketidakseimbangan hormon akibat pil kontrasepsi.

Kejadian galaktorea juga salah satu efek samping yang berkaitan dengan penggunaan simetidin antagonis reseptor H2 generasi kedua. Kejadian galaktorea juga bisa dipengaruhi dengan penggunaan obat antipsikotik yang menyebabkan hiperprolaktinemia karena, terblokir reseptor dopamin yang bertanggung jawab untuk mengontrol pelepasan hormon prolaktin. Penggunaan obat seperti risperidone yang sering diketahui menyebabkan komplikasi ini. [5] Golongan penghambat pompa proton terbukti menyebabkan galaktorea.[6]

Referensi

sunting
  1. ^ a b Sakiyama, R.; Quan, M. (1983). "Galactorrhea and hyperprolactinemia". Obstetrical & Gynecological Survey. 38 (12): 689–700. doi:10.1097/00006254-198312000-00001. PMID 6361641. 
  2. ^ Whitman-Elia, G. F.; Windham, N. Q. (2000). "Galactorrhea may be clue to serious problems. Patients deserve a thorough workup". Postgraduate Medicine. 107 (7): 165–168, 171. doi:10.3810/pgm.2000.06.1129. PMID 10887453. 
  3. ^ Rohn, R. D. (1984). "Galactorrhea in the adolescent". Journal of Adolescent Health. 5 (1): 37–49. doi:10.1016/s0197-0070(84)80244-2. PMID 6420385. 
  4. ^ Karimi, H; Nourizad, S; Momeni, M; Rahbar, H; Momeni, M; Farhadi, K (2013). "Burns, hypertrophic scar and galactorrhea". Journal of Injury and Violence Research. 5 (2): 117–9. doi:10.5249/jivr.v5i2.314. PMC 3683415 . PMID 23456048. 
  5. ^ Popli, A (March 1998). "Risperidone-induced galactorrhea associated with a prolactin elevation". Ann Clin Psychiatry. 10 (1): 31–3. doi:10.3109/10401239809148815. PMID 9622047. 
  6. ^ Potts, Malcolm (1999). Ever Since Adam and Eve: The Evolution of Human Sexuality . Cambridge University Press. hlm. 145. ISBN 0-521-64404-6. 
  1. ^ which may also suggest Pituitary disease