Arthur Percival
LetJend. Arthur Ernest Percival CB, DSO & Bar, OBE, MC, OStJ, DL (26 Desember 1887 – 31 Januari 1966) adalah seorang perwira Angkatan Darat Britania Raya yang paling dikenal sebagai komandan pasukan Negara-negara Persemakmuran di Malaya Britania (kini Malaysia dan Singapura) yang dikalahkan Angkatan Darat Kekaisaran Jepang yang menaklukkan Malaya pada bulan Februari 1942 setelah berakhirnya Pertempuran Singapura.
Arthur Ernest Percival | |
---|---|
Pengabdian | Britania Raya |
Lama dinas | 1914 – 1946 |
Pangkat | Letnan Jenderal |
Komandan | General Officer Commanding Malaya Britania |
Perang/pertempuran | Perang Dunia I |
Penghargaan | Kompanyon Ordo Bath Ordo Pengabdian Terhormat Ordo Imperium Britania Military Cross Croix de guerre |
Percival berdinas di British Army sejak Perang Dunia I dan menjadi pahlawan dalam peperangan tersebut. Pada periode antar perang, Percival telah membangun karier militer yang cukup cemerlang. Pengalamannya membuatnya dilantik menjadi Komandan Umum Malaya Britania pada bulan April 1941 hingga penyerahan diri pasukan Britania kepada tentara Jepang pada bulan Februari 1942.
Kekalahan pasukan Britania pimpinan Percival kepada pasukan Jepang yang lebih kecil merupakan kekalahan paling parah dalam sejarah militer Britania Raya. Kekalahan itu menjatuhkan citra dan gengsi Britania di Asia[1][2] yang tidak lagi melihat Britania sebagai bangsa yang tak terkalahkan. Tetapi sebab kekalahan pasukan pimpinan Percival adalah karena kurangnya perhatian pemerintah Britania untuk pertahanan Tanah Melayu (Britania mementingkan pertahanan Singapura) dan sikap tidak pekanya hingga menyebabkan kelengkapan pasukan yang ditugaskan di Malaya serba kekurangan dan tidak mencukupi.
Kehidupan awal
suntingArthur Ernest Percival dilahirkan di Aspenden Lodge, dekat Buntingford, Hertfordshire. Ia adalah anak kedua pasangan Alfred Reginald Percival dan Edith Percival (née Miller). Ayahnya adalah agen tanah untuk perusahaan Hamel's Park sementara ibunya berasal dari keluarga penenun kapas.
Percival awalnya disekolahkan di Bengeo dan pada tahun 1901 dikirim bersama kakaknya ke Sekolah Rugby. Percival belajar bahasa Yunani dan Latin tetapi tidak dianggap oleh gurunya sebagai seorang pelajar yang bagus dalam pelajaran klasik. Pada tahun 1906, Percival meninggalkan sekolah dengan sertifikat sekolah tinggi.
Percival lebih sukses di lapangan olahraga, dan piawai bermain kriket, tenis dan lari halang rintang. Dia juga aktif di dalam pasukan sukarelawan tentara tempatnya menyandang pangkat colour sergeant.
Perang Dunia Pertama
suntingPercival masuk pada umur 26 tahun sebagai seorang prajurit dua dan kemudian dikirim ke Korps Pelatihan Perwira di Inns of Court. Setelah latihan dasar selama 5 minggu, ia menunjukkan kecemerlangan yang memungkinkannya naik pangkat sebagai letnan dua sementara (Kelak, hampir sepertiga perwira kadet yang bersama-sama Percival akan terbunuh menjelang akhir PD I).
Pada tahun 1915, Percival dikirim untuk bertugas di Prancis bersama-sama pasukan yang baru didirikan yaitu Batalyon VII (Dinas) Resimen Bedfordshire. Batalyon ini adalah bagian Brigade LIV dalam Divisi XVIII (Timur). Pada hari pertama Pertempuran Somme tanggal 1 Juli 1916, Percival selamat tak kurang suatu apa, tetapi pada bulan September, ia cedera akibat shrapnel di 4 tempat ketika memimpin kompinya serbuan di Kubu Schwaben yang berada di reruntuhan desa Thiepval. Karena keberaniannya, Percival dianugerahi Military Cross.
Percival disahkan sebagai perwira tetap berpangkat kapiten dalam Resimen Essex pada bulan Oktober 1916 semasa berada di rumah sakit untuk pemulihan lukanya. Pada tahun 1917, ia menjadi komandan batalyon berpangkat LetKol. Selama Serangan Musim Semi ke Kekaisaran Jerman pada tahun itu, ia dan batalyonnya berhasil menyelamatkan kesatuan artileri Prancis dari tangan Jerman. Untuk hal ini, ia dianugerahi Croix de Guerre oleh Prancis.
Dalam masa yang singkat di bulan Mei 1918, Percival menjadi komandan Brigade LIV. Dia dianugerahi Distinguished Service Order karena "penguasaannya atas komando dan pengetahuan taktik". Percival mengakhiri dinas PD I sebagai seorang yang disegani, dikenal sebagai seorang pegawai yang efisien. Percival dicalonkan ke Staff College.
Tahun-tahun antar perang
suntingRusia
suntingStudi Percival di Staff College tertunda saat dia berdinas secara sukarela dengan AD Britania Raya di Komando Arkangelsk dalam Misi Militer Britania selama Kampanye Rusia Utara dalam Perang Saudara Rusia. Percival dilantik menjadi brevet mayor dan menjadi orang kedua dalam Royal Fusiliers XLVI. Keberanian yang ditunjukkan semasa Operasi Gorodok sepanjang Dvina mencapai kemenangan besar karena lebih dari 400 laskar Bolshevik menjadi tawanan perang. Kemenangan ini membuat Percival dianugerahi 1 gesper DSO lagi.
Irlandia
suntingPada tahun 1920, Percival dikirim sebagai komandan kompi di Batalyon I Resimen Essex untuk menumpas gerilyawan Tentara Republikan Irlandia (IRA) di Kinsale, County Cork, Irlandia selama Perang Inggris-Irlandia. Percival kemudian dilantik menjadi perwira intelijen di batalyonnya.
Percival membuktikan diri sebagai anti-gerilya yang energik, tetapi mendapat reputasi di kalangan orang Irlandia sebagai tokoh yang menggunakan kekerasan. Menyusul pembunuhan seorang sersan Kepolisian Kerajaan Irlandia (RIC), Percival menangkap Tom Hales, komandan Brigade West Cork bersama dengan Patrick Harte, intenden brigade terkait. Untuk kemenangan ini, Percival dianugerahi Ordo Imperium Britania (OBE). Tetapi Percival dituduh menggunakan kekerasan atas tawanannya oleh para musuhnya, seperti Tom Barry yang kejujurannya banyak dipertentangkan.
Pihak IRA menawarkan hadiah £1.000 untuk nyawa Percival, karena yakin ia bertanggung jawab atas Regu Penyiksa Batalyon Essex. Percobaan pembunuhan Percival gagal karena ia meninggalkan makan malam yang biasa dilakoninya. Percobaan kedua digagalkan ketika Polisi Metropolitan berhasil menandai kehadiran regu pembunuh tersebut. Di Irlandia, Percival memimpin serbuan yang berhasil membunuh salah satu pembunuh yang ditugaskan menghabisinya.
Semasa di Irlandia, Percival bertemu Bernard Law Montgomery yang bertugas di brigade yang sama. Mereka berkenalan dan sering menulis surat menceritakan pengalaman mereka semasa perang di Irlandia. Pada tahun 1921, Percival bertemu dengan David Lloyd-George dan Winston Leonard Spencer-Churchill semasa Percival dipanggil sebagai saksi ahli dalam suatu pemeriksaan mengenai Perang Inggris-Irlandia.
Perwira staf
suntingPercival memasuki Staff College di Camberley antara tahun 1923-1924, yang saat itu dikomando oleh Jend. William Edmund Ironside. Pengajar Percival antara lain John Frederick Charles Fuller, yang akhirnya memberikan pandangan simpati ke atas buku tulisan Percival The War in Malaya dua puluh lima tahun kemudian. Percival mengagumi para pengajar dan menjadi salah satu dari 8 calon yang hendak dinaikkan pangkat secepatnya.
Setelah di Camberley, Percival bertugas sebagai mayor di Resimen Cheshire sebelum berdinas sebagai perwira staf selama 4 tahun di Resimen Nigeria dari Angkatan Perbatasan Kerajaan Afrika Barat.
Pada tahun tahun 1930, Percival belajar lagi di Royal Naval College, Greenwich. Antara tahun 1931-1932, ia bertugas Perwira Staf Umum Tingkat 2 dan pengajar di Staff College. Komandan sekolah tinggi ketika itu adalah Sir John Greer Dill, yang menjadi penasihat Percival selama 10 tahun berikutnya di mana John Dill membantu peningkatan karier Percival. Dill menyifati Percival sebagai "perwira yang mempunyai kemampuan luar biasa, dengan pengetahuan kemiliteran yang luas, mempunyai pertimbangan yang baik dan seseorang yang bekerja cepat tetapi tepat".
Dengan dukungan Dill, Percival dilantik menjadi komandan Batalion II Resimen Cheshire antara tahun 1932-1936, pada mulanya di Malta. Pada tahun 1935, Percival mengikuti kursus di Imperial Defence College.
Percival naik pangkat menjadi kolonel dan antara tahun 1936-1938 bertugas sebagai Perwira Staf Umum Tingkat 1 di Komando Malaya selaku kepala staf untuk Jend. William George Shedden Dobbie, komandan umum saat itu. Pada saat ini, Percival yakin Singapura bukan sebuah kubu terasing dan terpencil. Percival melihat kemungkinan Jepang mendarat di Siam (kini Thailand) dan menyusup masuk ke Malaya melalui jalan darat.
Percival membuat penilaian kemungkinan ini dan mengajukan penilaian itu kepada Departemen Perang di London. Ia merasakan penilaian yang diajukan sana hampir menyerupai rancangan perang yang digunakan Jepang pada bulan Desember 1941.
Percival juga menyokong rencana Dobbie yang tak terealisasi untuk membangun pertahanan tetap di Johor bagian selatan. Pada bulan Maret 1938, Percival kembali ke Britania Raya dan naik pangkat menjadi BrigJend. dan ditugaskan di Komando Aldershot.
Perang Dunia Kedua
suntingKetika Perang Dunia II meletus, Percival dilantik menjadi brigadir, staf jenderal Korps I Britania, Angkatan Ekspedisi Britania di bawah pimpinan Sir Dill. Percival naik pangkat menjadi MayJend. pada bulan Februari 1940 dan untuk sementara waktu menjabat Komandan Umum Divisi XLIII (Wessex). Kemudian Percival diganti menjadi asisten kepala staf jenderal kekaisaran di Departemen Perang pada tahun 1940. Kerana bosan, Percival minta dipindahkan ke pasukan tempur, dan diberikan komando Divisi Infantri XLIV (Home Counties), dan menghabiskan masa 9 bulan untuk mengurusi pertahanan sepanjang 62 mil kawasan pantai Inggris dari serangan laskar Jerman-Nazi. Pada saat ini (1941) Percival dianugerahi Companion of the Order of the Bath (CB).
Kedatangan di Malaya
suntingDalam tahun-tahun di antara peperangan dunia, rencana pertahanan Britania untuk Malaya berkisar pada pengiriman sekelompok kapal perang ke Pangkalan Laut Singapura yang baru. Peranan angkatan darat adalah mempertahankan Singapura dan Johor Selatan. Rencana ini tampaknya memadai dengan kehadiran tentera Jepang 1.700 mil jauhnya dari Malaya. Tetapi keadaan berubah ketika perang meletus di Eropa dan Jepang menduduki Indochina Prancis (kini Kamboja, Laos, dan Vietnam). Jepang juga menandatangani Pakta Tripartit dengan Jerman dan Italia dalam bidang kemiliteran.
Perubahan ini menjadikan rencana pertahanan Singapura dari laut tidak bisa diteruskan lagi. Pemerintahan Britania mengusulkan penggunaan angkatan laut (RAF) untuk mempertahankan Malaya sampai bala bantuan sempat dikirim dari Britania. Rencana ini membawa pada pembangunan lapangan terbang di Jitra dan beberapa lokasi lain di utara Semenanjung Malaya dan pengiriman kesatuan-kesatuan AD untuk memberikan perlindungan di lapangan terbang terkait.
Pada bulan Mei 1941, Percival naik pangkat sebagai LetJend. dan dilantik menjadi komandan umum . Pelantikan ini bermakna bagi Percival karena dia tidak pernah mengetuai satupun korps AD. Percival meninggalkan Britania menaiki pesawat Shorts Sunderland dan terbang selama 2 minggu melewati Gibraltar, Malta, Iskandariyah, Basra, Karachi dan Rangoon. Di Rangoon, ia ganti menumpang pesawat pengangkut milik Angkatan Udara Britania Raya.
Perasaan Percival campur aduk saat menerima pelantikan ini, dan berkata:
Dalam keberangkatan ke Malaya, saya menyadari ada bahaya ganda keadaan bahaya – baik tetap tinggal dalam suatu komando non-aktif selama beberapa tahun sekiranya perang tidak meletus di Timur Jauh, atau saya akan terjebak dalam sebuah pergelutan yang rumit hanya bersama pasukan yang serba kekurangan yang biasa terjadi di pelosok-pelosok kekaisaran pada hari-hari permulaan perang.
Komandan Umum Gerakan Tanah Melayu
suntingKetika sampai di Malaya, Percival mulai memberikan latihan kepada pasukannya yang tidak mempunyai pengalaman perang, khususnya yang dari Raj Britania (kini India). Perwira-perwira yang cakap dan berpengalaman dipulangkan ke India untuk mendukung pendirian kesatuan-kesatuan baru dalam rangka mengembangkan Angkatan Darat India Britania.
Percival menggunakan pesawat sukarelawan militer dan komersial (Royal Air Force kekurangan pesawat militer) untuk meninjau keadaan pertahanan di Malaya, dan mengajukan pembangunan kubu-kubu pertahanan di sekitar Jitra. Manual latihan bertajuk Catatan Taktis Malaya (bahasa Inggris: Tactical Notes on Malaya) disetujui oleh Percival dan diedarkan kepada unit-unit tentara.
Pada bulan Juli 1941, Jepang menduduki Indochina bagian selatan. Sanksi ekonomi dikenakan serta merta oleh Britania, Amerika Serikat dan Belanda. Aset keuangan dibekukan dan Jepang dicegah membeli minyak, karet dan timah, yang terbukti menyulitkan Jepang karena gerakan perangnya di Tiongkok saat itu. Tentara Jepang disediakan untuk perang, dan terjadilah perang dingin di antara Jepang dan jajahan Britania, Belanda, serta Amerika Serikat. Walaupun demikian, semua pihak hanya menunggu saat meletusnya perang.
Pasukan bantuan dari Australia dan India tiba secara bertahap di Malaya. Pada tanggal 2 Desember, kapal perang HMS Prince of Wales dan kapal jelajah tempur HMS Repulse dengan 4 kapal perusak sebagai pengiring tiba di pangkalan laut Singapura. Inilah pertama kalinya sepasukan kapal perang dikirim ke Singapura.
Serangan Jepang
suntingPada tanggal 8 Desember 1941, Angkatan Darat XXV di bawah pemerintahan Jend. Yamashita Tomoyuki mulai mendarat di Tanah Melayu. Pendaratan ini sebenarnya dimulai 1 jam sebelum serangan mendadak Jepang atas Pearl Harbor tetapi perbedaan tanggal ini disebabkan oleh garis tanggal internasional. Pasukan Jepang yang mendarat di pantai Sabak berhasil maju ke Kota Bharu pada malam itu juga. Laskar-laskar India yang bertahan di Kota Bharu dengan mudah dikalahkan.
Tetapi pendaratan di Kota Bharu hanyalah pancingan untuk mengalihkan perhatian AD Britania Raya dari pendaratan utama di Singora dan Pattani, Thailand Selatan. Laskar Jepang dengan cepat maju ke Semenanjung Malaya.
Pada tanggal 10 Desember, Percival mengeluarkan Perintah Hari Khusus yang berbunyi:
Pada saat cobaan ini, komandan umum menyeru semua anggota untuk bersungguh-sungguh mempertahankan Malaya dan jajahan Britania di sekitarnya. Mata kekaisaran sedang melihat perjuangan kita. Kedudukan kita di Timur Jauh menjadi pertaruhan. Perjuangan kita mungkin lama dan sukar tetapi marilah kita semua bertekad menghadapi apapun dan membuktikan diri kita sepadan dengan kepercayaan yang diberikan kepada kita.
Tetapi seruan itu tidak dapat membantu tentara Britania yang mengalami kekalahan terus-menerus di Jitra, Kampar, dan beberapa tempat lain. Anggota Angkatan Darat India Britania rata-rata terlalu mudah menyerah kalah dan mundur, memaksa kesatuan lain yang bertahan terpaksa mundur bersama daripada terkepung.
Pada tanggal 27 Januari 1942, pasukan Jepang sudah sampai ke Johor, dan Percival terpaksa memimpin kesatuan militer Britani mundur beramai-ramai ke Singapura untuk mengadakan pertahanan yang dilihat lebih mudah dipertahankan (pantai Singapura hanya sepanjang 72 mil keseluruhannya). Namun, militer Jepang terus maju. Pada tanggal 8 Februari, Jepang mulai mendarat di Singapura. Setelah hampir seminggu bertempur, Percival mengadakan musyawarah penghabisan di Fort Canning. Saat diberitahu bahawa perbekalan peluru dan air minum sudah hampir habis, Percival mengambil keputusan pahit untuk menyerah kalah.
Jepang bersikeras meminta Percival sendiri berjalan mengibarkan bendera putih menuju Old Ford Motor Factory di Bukit Timah untuk perundingan penyerahan. Menurut seorang perwira Jepang yang hadir, Percival kelihatan pucat, kurus dan keletihan. Setelah berbincang, persetujuan agar Persemakmuran meletakkan senjata tercapai pada jam 18.10 dan mereka berhenti melawan pada pukul 20.30. Keputusan ini diambil walaupun Percival menerima perintah Winston Churchill untuk meneruskan perlawanan.
Penyebab kekalahan di Singapura
suntingWinston Churchill melihat kejatuhan Singapura sebagai "malapetaka yang paling buruk dan kekalahan paling besar dalam sejarah Britania. Walaupun demikian, pada hakikatnya, pertahanan Britania, Uni Soviet, dan Timur Tengah senantiasa diutamakan olehnya dari sudut pemberian bahan keperluan perang ataupun anggota militer.
Umpamanya, AU Britania di Malaya tidak mendapat jatah 300-500 pesawat yang diperlukan. Mereka menggunakan Brewster Buffalo yang tidak mampu menghadapi pesawat yang digunakan oleh Jepang. Ketika menyerang, Jepang didukung oleh 200 tank, sedangkan Percival tidak diberikan tank, dan hanya mempunyai satu skuadron tank ringan untuk tujuan peninjauan.
Kekalahan Britania di Singapura secara mendadak membalikkan reputasi Percival, yang tadinya perwira yang berkaliber dan efisien menjadi perwira yang tidak efektif, kurang tangkas dan agresif, walaupun tiada yang meragukan keberanian dan kesungguhannya menjalankan tugas. Postur tubuh Percival yang tinggi semampai (lebih dari 6 kaki) bersama dengan 2 gigi yang menonjol serta kumis belah menjadikannya sasaran empuk bahan karikatur, dan ia juga tidak fotogenik.
Tetapi kekalahan Britania di Malaya dan Singapura tidak dapat diletakkan di atas bahu Percival semata-mata. Kepala Marsekal Udara Sir Robert Moore Brooke-Popham, panglima tertinggi Komando Timur Jauh Britania menolak izin Percival untuk melancarkan Operasi Matador untuk menghalangi Jepang yang mendarat di Thailand. Sir Robert Brooke-Popham enggan menolak izin itu karena takut Britania dilihat sebagai pihak agresif oleh pemerintah Thailand. Brooke-Popham juga mempunyai reputasi sebagai orang yang "tidak pedulian", dan selalu tertidur selama musyawarah. Ia juga tidak memperjuangkan kesatuan AU sebagai bantuan untuk pertahanan Malaya dengan penuh semangat.
Sebaliknya, Laksamana Thomas Spencer Vaughan Phillips, komandan Force Z yang ditugaskan di HMS Prince of Wales menunjukkan keberanian luar biasa sehingga gugur saat kapal tempurnya ditenggelamkan oleh pesawat Jepang pada tanggal 10 Desember 1941.
Percival tidak mempunyai hubungan baik dengan Sir Lewis "Piggy" Heath, yang memimpij Korps III India (pasukan teras Komando Melayu). Percival juga tidak dapat berhubungan baik dengan MayJend. Henry Gordon Bennett, komandan Divisi VIII Australia. Bennett bersikap berdikari dan pernah menjadi perwira atasan Percival sebelum pelantikan Percival sebagai Komandan Umum Malaya. Hal ini menyebabkan Bennett sukar menerima perintah Percival.
Bennett terlalu yakin dengan kemampuan laskar Australia dan dirinya sendiri, tetapi memandang sebelah mata kemampuan AD India. Bennett sendiri dapat melarikan diri ke Australia setelah kekalahan Britania di Singapura tetapi mendapat cemoohan karena meninggalkan orang-orang di bawah perintahnya di Singapura.
Percival tidak ragu-ragu untuk mencopot para perwira yang dilihat tidak patuh kepadanya, dan menggantikan MayJend. David Murray-Lyon sebagai komandan Divisi XI India ketika pasukan tersebut tidak menunjukkan kesungguhan berjuang di Jitra dan Perak.
Kesalahan Percival yang paling besar adalah keberatannya untuk membangun pertahanan tetap di Johor ataupun pantai utara Pulau Singapura, walaupun berkali-kali diminta oleh Insinyur Kepala, Brig. Ivan Simson, dengan alasan "membangun pertahanan tidak baik untuk moral laskar kita dan orang awam". Dengan demikian, Percival mengabaikan kelebihan apapun yang didapat dari tenaga 6.000 laskar zeni, khususnya kemungkinan menumpas pergerakan tank Jepang.
Tahanan
suntingPercival ditahan seketika di Penjara Changi di mana ia dikatakan kerap duduk termenung di luar bilik yang dihuni bersama 7 BrigJend., seorang kolonel, aide-de-camp-nya (asisten kamp), sersan, dan sersan masaknya. Percival tidak mecurahkan perasaannya kepada siapapun, tetapi sebaliknya, ia banyak meluangkan waktu yang berjalan sambil memikirkan apa yang sekiranya hendak terjadi. Untuk meningkatkan moral dan mengukuhkan disiplin, Percival mendirikan kembali Komando Malaya lengkap dengan perwira staf dan mengisi waktu dengan memberikan ceramah mengenai Pertempuran Prancis.
Tidak lama kemudian, pada bulan bulan Agustus 1942, Percival dan para perwira berpangkat kolonel ke atas dipindahkan dari Singapura. Pada mulanya, Percival dipenjarakan di Formosa (kini Taiwan) dan kemudian ke Manchuria di mana dia ditahan bersama-sama dengan beberapa orang tawanan penting termasuk Jend. Jonathan Wainwright, yang menggantikan Douglas MacArthur di Filipina saat MacArthur diperintahkan melarikan diri ke Australia. Mereka ditempatkan di kamp tawanan perang di Hsian, kira-kira 100 mil dari Mukden (Shenyang).
Pada saat-saat terakhir PD II, tawanan perang yang ditahan di Hsian termasuk Percival telah diselamatkan oleh pasukan OSS. Percival dan Wainwright bersama-sama diminta oleh MacArthur untuk menghadiri upacara penandatanganan penyerahan Jepang di atas kapal USS Missouri (BB-63)[3] di Teluk Tokyo pada tanggal 2 September 1945. MacArthur memberikan salah satu bolpoin yang digunakan untuk menandatangani surat penyerahan kalah Jepang tersebut.
Percival dan Wainwright kemudian dibawa ke Filipina untuk menyaksikan penyerahan tentara Jepang di sana, yang dipimpin oleh Jend. Tomoyuki Yamashita (jenderal yang mengalahkan Percival di Malaya pada tahun 1942). Yamashita terkejut melihat Percival selama upacara tersebut.
Bendera yang digunakan Percival saat berjalan ke Old Ford Motor Factory di Bukit Timah dikibarkan saat upacara resmi penyerahan Jepang di Singapura kepada Lord Louis Francis Albert Victor Nicholas George Mountbatten.[4]
Keluarga
suntingPada tanggal 27 Juli 1927, Percival menikah dengan Margaret Elizabeth "Betty" MacGregor (meninggal pada tahun 1956) di Gereja Holy Trinity, West Brompton. Istri Percival adalah puteri Thomas MacGregor Greer, pemilik Tallylagan Manor di County Tyrone, Ulster (Irlandia Utara). Greer adalah juga saudagar linen. Percival memerlukan waktu bertahun-tahun sebelum berani melamar Betty.
Mereka dikaruniai 2 orang anak: anak perempuan mereka Dorinda Margery, dilahirkan di Greenwich dan akhirnya menjadi Lady Dunleath. Anak lelaki mereka Alfred James MacGregor Percival dilahirkan di Singapura dan juga bertugas di AD Britania Raya. Keluarga Percival hidup agak mewah, dan saat kematiannya, nilai harta peninggalan Percival berjumlah sekitar £102.515, nilai yang besar pada tahun 1966.
Pasca PD II
suntingPercival kembali ke Britania pada bulan September 1945 untuk menuliskan laporannya kepada Departemen Perang, tetapi laporan ini direvisi oleh pemerintah Britania dan baru diterbitkan pada tahun 1948. Percival pensiun dari angkatan darat pada tahun 1946 dengan pangkat letnan jenderal kehormatan tetapi mendapat pensiun sebagai MayJend.
Setelah itu, Percival memegang berbagai jabatan di Hertfordshire, saat tinggal menginap di Bullards, Widford. Percival menjadi Kolonel Kehormatan di Resimen HAA. (Hertfordshire Yeomanry) ke-479 di Angkatan Darat Teritorial dan pada tahun 1951 bertindak sebagai wakil letnan Hertfordshire. Percival juga melanjutkan hubungan dengan Resimen Cheshire saat dilantik menjadi kolonel resimen tersebut, dan hubungan ini diteruskan puteranya Brig. James Percival yang menjadi kolonel antara tahun 1992-1999.
Jika Jend. Wainwright (jenderal AS yang kalah oleh tentara Jepang di Corregidor) disambut pulang sebagai pahlawan oleh rakyat Amerika, Percival sendiri dicemooh atas kepimpinannya yang membawa pada kekalahan Britania di Malaya. Cemoohan ini ditambah oleh perwira yang berdinas dengannya seperti LetJend. Lewis Heath yang memimpin Korps III India. Percival menulis buku The War in Malaya untuk menerangkan keadaan sebenarnya supaya kritikan dan cemoohan reda, tetapi usaha ini tidak berhasil. Buku itu dilihat sebagai satu rangkaian masalah yang berlangsung di Malaya. Percival juga tidak diberi gelar ksatria, suatu keganjilan bagi seorang pegawai berpangkat LetJend.
Percival disegani selama menjadi tawanan perang Jepang. Percival menjadi pimpinan seumur hidup Far East Prisoners of War Association (FEPOW). Percival memperjuangkan ganti rugi untuk tawanan perang dan akhirnya mendapat tanda pengganti £5 juta hasil aset Jepang yang dibekukan; uang ini diberikan kepada Badan Hendahara FEPOW.
Pada tahun 1957, Percival memimpin protes atas penggambaran dalam film Bridge on the River Kwai yang dianggap memberikan gambaran negatif pada keadaan tawanan perang Jepang. Produser film akhirnya bersetuju menambah penegasan bahwa film tersebut hanyalah khayalan semata.
Percival juga bertugas sebagai pimpinan Palang Merah Britania di Hertfordshire dan diangkat sebagai perwira dalam Venerable Order of Saint John pada tahun 1964.
Akhir hayat
suntingPercival meninggal dunia di King Edward VII's Hospital for Officers di Westminster dan dikebumikan di Hertfordshire. John Leonard Wilson, mantan uskup Singapura membacakan eulogi pada misa peringatan Percival yang diadakan di St Martin-in-the-Fields.
Referensi
sunting- ^ Taylor, English History 1914-1945, hal. 657
- ^ Morris, Farewell the Trumpets, hal. 452
- ^ Battleship Missouri Memorial, http://www.ussmissouri.org/surrender.aspx Diarsipkan 2005-11-09 di Wayback Machine., diakses 2 Februari 2006
- ^ Morris, hal. 458
Didahului oleh: Lionel Vivian Bond |
Komandan Umum Gerakan Tanah Melayu 1941-1942 |
Diteruskan oleh: Diserahkan ke Jepang |