Aksara Khom Thai
Aksara Khom Thai (bahasa Thai: อักษรขอมไทย, translit. akson khom thai; bahasa Lao: ອັກສອນຂອມ; bahasa Khmer: អក្សរខម) adalah sebuah aksara turunan aksara Brahmik dan merupakan varian lain dari aksara Khmer yang digunakan di Thailand dan Laos,[2] yang digunakan untuk menulis bahasa Pali, Sansekerta, Khmer dan Thailand.
Khom Thai | |
---|---|
Jenis aksara | |
Bahasa | Pali, Sansekerta, Khmer, Thai |
Periode | antara tahun 1400 Masehi - sekarang [1] |
Aksara terkait | |
Silsilah | |
Aksara kerabat | Sukhothai |
Sejarah
suntingOrang Thai mengadopsi sistem penulisan aksara Khmer kuno sebagai aksara resmi mereka sekitar abad ke-10 disaat perluasan wilayah kerajaan Khmer, karena bahasa Thai tidak memiliki sistem penulisan dikala itu. Aksara kuno Khmer memang tidak sesuai untuk menulis bahasa Thai dikarenakan perbedaan kotak fonrm bahasa Thai dan bahasa Khmer.[3] Sekitar abad ke-15, bahasa Thai menambahkan bentuk huruf dan huruf pada aksara ini, sehingga aksara ini dapat digunakan untuk menulis bahasa Thai. Aksara ini dinamakan sebagai "Khom Thai" karena "Khom" merupakan "Khmer" pada bahasa Thai.[3] Penggunaan aksara Khom Thai mulai digunakan pada periode awal dari kerajaan Thai dan Lao, dan merupakan penggunaan eksklusif di phraam. Phraam diasumsikan mendapat pengetahuan penggunaan aksara inj dari guru Khmer atau keturunan yang datang dari Angkor. Kemudian, aksara Khom Thai menyebar dari Thailand tengah ke daerah yang berdekatan, seperti Nakhon Si Thammarat, yang merupakan daerah dimana para phraam Thai mengungsi dari Perang Burma–Siamese.[4]
Menurut Punnothok (2006) aksara Khom Thai telah digunakan sejak abad ke-15. Dua aksara digunakan untuk tujuan yang berbeda, aksara Thai digunakan untuk tulisan non religius dan aksara Khom Thai secara utama digunakan untuk menulis teks religius.[3] Aksara Khom Thai hampir mirip dalam melambangkan Aksara Aksar Mul yang digunakan di Kamboja dan beberapa huruf mengalami perubahan. Bentuk huruf dalam aksara Khom Thai tidak berubah secara signifikan sejak era Sukhothai. Aksara Khom Thai secara luas digunakan di tulisan-tulisan kuno yang ditemukan di Thailand.[5]
Penggunaan aksara Khom Thai ditolak dikarenakan tiga alasan. Yang pertama, Raja Rama IV (1804-1868) memerintahkan biksu Buddhisme Thailand untik menggunakan aksara Thai dalam menuliskan bahasa Pali.[6] Yang kedua, Raja Rama V (1853-1910) memerintahkan translasi dari Tripiṭaka dari bahasa Pali kedalam bahasa Thai dan menggunakan aksara Thai. Alasan yang ketiga yakni penghapusan aksara Khom Thai dari ujian ilmu Buddhisme, yakni tes Sanam Luang. Pada tahun 1918, divisi Pali dari Asosiasi Buddhisme memutuskan untuk memasukkan kembali aksara Khom Thai dalam ujian ini, karena dikhawatirkan aksara Khom Thai akan hilang. Namun, pada tahun 1945 Kementerian Pendidikan Thailand memutuskan untuk menghentikan pelaksanaan tes Sanam Luang secara permanen, yang mengakhiri pelaksanaan studi aksara Khom Thai di institut dan sekolah Buddhisme dan membuat aksara kurang digunakan oleh para biksu.[7] Menurut Tsumura (2009), reformasi pendidikan pada tahun 1884 dan 1921 merupakan faktor utama yang memperburuk status penggunaan aksara Khom Thai.[7] Karena kebijakan nasional pada masa itu berfokus pada pemusatan kekuasaan politik di Bangkok, dan menyebabkan sistem pendidikan cenderung mengabaikan pengetahuan tradisional dari luar ibu kota, termasuk penggunaan dari aksara Tham, aksara Tai Noi, dan aksara Khom Thai.[8]
Pasa masa kini, aksara Khom Thai diperlukan secara sebagian untuk mahasiswa paleografi oriental di beberapa universitas Thai, termasuk Universitas Silpakorn .[9]
Penggunaan
suntingAksara ini digunakan untuk beberapa kegunaan, seperti teks kitab Buddha yang disebut sebagai Samut Khoi, gambar talismanik, buku pengobatan, buku mantra, buku sejarah Buddha lokal, teks ilmu pengetahuan umum seperti astrologi, ilmu angka, ilmu perang, kosmologi, sai-ja-saat, dan penciptaan dan interpretasi, yantra.[10]
Manuskrip yang ditulis dalam aksara Khom Thai dapat ditemukan didaerah Bangkok/Thonburi, Ayutthaya, Nakhon Si Thammarat, Champassak, Vientiane, bagian dari Isan, Luang Prabang, fan Chiang Mai.[2] Terdapat dua manuskrip utama yanh menggunakan aksara Khom Thai, yaitu yang dinamakan manuskrip daun sawit (bahasa Thai: ใบลาน, translit. bai laan) dan "buku lipat" (bahasa Thai: สมุดข่อย, translit. samut khooi), yang kemudian ditulis menggunakan kertas yang dibuat dari kertas mulberry. Dan juga terdapat manuskrip yang ditulis dengan bahan lainnya.[11]
Aksara Khom Tahi juga dianggap sebagai aksara yang sakral, [3] dan posisinya hampir setara dengan aksara Siddhaṃ yang digunakan oleh Buddhisme Mahayana. Aksara ini memiliki posisi yang tinggi dalam lingkungan kerajaan Thai dan Lao dalam penggunaannya. Aksara ini digunakan untuk ritual kerajaan dan protokol formal.[11]
Karena terpengaruh dengan ilmu klenik Khmer, biasanya aksara ini digunakan oleh laki-laki dewasa Thai untuk mempunyai tubuh yang secara simbolik dan ritualistik ditandai dengan aksara Khom Thai, menggunakan penyusunan bentuk “yantra”, yang disebut dengan pentattooan yantra.[12][13] Aksara ini juga digunakan untuk yantra dan mantra pada pakaian, kertas, atau pahatan papan di Kamboja dan Thailand.[14][15]
-
Aksara Khom Thai pada ilustrasi Buddhisme
-
Legenda Buddha yang ditulis dengan aksara Khom Thai - Museum Etnologikal, Berlin
-
Suvannasama Jataka, bahasa Pali yang ditulis dengan aksara Khom Thai
-
Segel Thai dari perintah kerajaan yang berbunyi: "ព្រះបរម្មរាជឱង្ការ" (พฺระบรมฺมราชโองฺการ)
-
Amulet Thai atau "Yantra" yang menggunakan aksara Khom Thai
-
Manuskrip Pali dari Thailand yang ditulis dengan aksara Khom Thai
Karakteristik
suntingAksara Khom Thai di tulis dari kiri ke kanan.[16] Dikarenakan aksara Khmer tidak memiliki tanda nada, beberapa tanda vokal dan nada dari aksara Thai dimasukan kedalam aksara Khom Thai[17]
Aksara ini memiliki karakteristik penulisan sudut yang lebih tajam daripada aksara Khmer, dan menggunakan kembali karakteristik penulisan antik, seperti konsonan kâ (ក).[15] Aksara Khom Thai juga memiliki subtipe dan modifikasi seperti "Khoom Muul", "Khoom Chriang" dan varian yang lainnya.[4]
Konsonan
suntingTerdapat total 35 bentuk utuh dari huruf, digunakan sebagai inisial konsonan. Banyak dari konsonan ini juga muncul dari sebuah huruf yang digunakan dalam akhir kata.[18]
Langit-langit belakang | ka ก |
kha ข |
ga ค |
gha ฆ |
ṅa ง |
---|---|---|---|---|---|
Rongga-gigi lidah | ca จ |
cha ฉ |
ja ช |
jha ฌ |
ña ญ |
Rongga-gigi | ṭa ฏ |
ṭha ฐ |
ḍa ฑ |
ḍha ฒ |
ṇa ณ |
ta ต |
tha ถ |
da ท |
dha ธ |
na น | |
Dwibibir | pa ป |
pha ผ |
ba พ |
bha ภ |
ma ม |
Frikatif, Liquida dan Kendur | ya ย |
ra ร |
la ล |
va ว |
śa ศ |
ṣa ษ |
sa ส |
ha ห |
ḷa ฬ |
a อ |
Vokal
suntingAksara Khom Thai memiliki dua jenis vokal, yakni vokal yabg berdiri sendiri, yang berarti vokal yang dapat ditulis sendiri, dan vokal yang harus digabungkan dengan konsonan untuk membentuk suatu kata. [18] Vokal ini identik dengan varian dari aksara Thai.[19]
Berikut merupakan 8 vokal yang dapat berdiri sendiri:
a อะ |
ā อา |
i อิ |
ī อี |
u อุ |
ū อู |
e เอ |
o โอ |
Tanda nada
suntingTanda nada di aksara Khom Thai identik dengan yang terdapat di aksara Thai.[19]
Angka
suntingAngka (numeral) yang digunakan di aksara Khom Thai menggunakan angka dalam aksara Thai dan Khmer, dan memiliki diakritik penaikan yang panjang.[20]
Pengkodean karakter
suntingAksara Khom Thai untuk saat ini belum dimasukkan dalam Unicode, namun font aksara Khom Thai dapat digunakan dengan pengkodean aksara Thai.[21]
Farida Virunhaphol mendesain tiga font Khom Thai untuk tujuan pendidikan. Font ini memperbolehkan pengguna aksara Thai untuk lebih cepat familiar dengan aksara Khom Thai.[21]
Referensi
sunting- ^ Virunhaphol 2017, hlm. 154.
- ^ a b Igunma 2013, hlm. 1.
- ^ a b c d Virunhaphol 2017, hlm. 22.
- ^ a b Igunma 2013, hlm. 5.
- ^ Virunhaphol 2017, hlm. 155.
- ^ Virunhaphol 2017, hlm. 23.
- ^ a b Virunhaphol 2017, hlm. 24.
- ^ Virunhaphol 2017, hlm. 25.
- ^ Virunhaphol 2017, hlm. 26.
- ^ Igunma 2013, hlm. 3.
- ^ a b Igunma 2013, hlm. 2.
- ^ Cadchumsang 2011, hlm. 13.
- ^ Angela Marie 2014, hlm. 6.
- ^ Igunma 2013, hlm. 4.
- ^ a b Tsumura 2009, hlm. 63-77.
- ^ "ประวัติอักษรขอมไทย". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2017-07-15. Diakses tanggal 26-11-2021.
- ^ "Buddhist Texts, Including the Legend of Phra Malai, with Illustrations of The Ten Birth Tales". Diakses tanggal 26-11-2021.
- ^ a b Virunhaphol 2017, hlm. 106.
- ^ a b Virunhaphol 2017, hlm. 136.
- ^ Virunhaphol 2017, hlm. 133.
- ^ a b Virunhaphol 2017, hlm. 111.
Daftar pustaka
sunting- Virunhaphol, Farida (2017). "Designing Khom Thai Letterforms for Accessibility (Doctoral dissertation). University of Huddersfield" (PDF).
- Igunma, Jana (2013). "Aksoon Khoom: Khmer Heritage in Thai and Lao Manuscript Cultures. Tai Culture, 23: Route of the Roots: Tai-Asiatic Cultural Interaction".
- Tsumura, Fumihiko (2009). "Magical Use of Traditional Scripts in Northeastern Thai Villages. Senri Ethnological Studies, 74".
- Cadchumsang, Jaggapan (2011). "People at the Rim: A Study of Tai Ethnicity and Nationalism in a Thai Border Village". Diakses tanggal 27-11-2021.
- Angela Marie. (2014). Sak Yant: The Transition from Indic Yantras to Thai Magical Buddhist Tattoos (Master's thesis). Birmingham: The University of Alabama. OCLC 897757941.