Nakhon Si Thammarat

kota di Thailand

Nakhon Si Thammarat (Thai: นครศรีธรรมราช, diucapkan [náʔkʰɔːn sǐ tʰammarâːt]) (Melayu: Negara Sri Dharmaraja) adalah sebuah kota (Nakhon thesaban) di selatan Thailand, ibu kota Provinsi Nakhon Si Thammarat dan Distrik Nakhon Si Thammarat. Kota ini terletak 610 km (380 mil) selatan Bangkok, di pantai timur dari Semenanjung Melayu. Kota ini merupakan pusat administrasi Thailand selatan dalam sejarahnya.

Nakhon Si Thammarat
นครศรีธรรมราช
Ratchadamnoen St, Nakhon Si Thammarat
Ratchadamnoen St, Nakhon Si Thammarat
Lambang resmi Nakhon Si Thammarat
Negara Thailand
ProvinsiProvinsi Nakhon Si Thammarat
AmphoeDistrik Mueang Nakhon Si Thammarat
Ketinggian
9 m (30 ft)
Populasi
 (2005)
105.417
Zona waktuUTC+7 (ICT)

Etimologi

sunting

Sri atau Si adalah gelar kehormatan Thailand dari bahasa Sansekerta Sri; Thamma artinya Dharma; rat, artinya Raja. Thammarat (Dhammaraja) berarti "aturan yang benar", konsep Theravada.

Sejarah

sunting

Salah satu kota yang paling kuno di Thailand, sebelum Kerajaan Ligor, dan berisi banyak bangunan dan reruntuhan situs sejarah[1][2]

Raja Sriwijaya "telah mendarat di Semenanjung Melayu, di Ligor" . Dia "membangun berbagai bangunan-bangunan, termasuk tempat perlindungan yang didedikasikan untuk Buddha dan ke Bodhisattva Padmapani dan Vajrapani."[2]:84–85, 91

Dengan jatuhnya ibu kota Siam dari Ayutthaya pada tahun 1767, daerah tersebut nmerdeka tetapi masih setia kepada pendiri Bangkok. Pada abad ke-17 Inggris, Portugis, dan pedagang Belanda mendirikan pabrik di sana dan dilakukan perdagangan. Kebanyakan sejarawan mengakui Kerajaan Tambralingga dari catatan Tiongkok sebagai prekursor dari Nakhon Si Thammarat.

Sejarah kota tidak dapat dipisahkan dari legenda, berdasarkan peninggalan dan penemuan situs kota, yang menjelaskan bahwa kota ini bernama antara Tambralingga dan Nakhon Si Thammarat dalam sejarah.

Pada akhir abad ke-12, Tambralingga menjadi bebas dari Sriwijaya. Pada abad ke-13 hingga awal abad ke-14, Tambralingga telah menduduki seluruh Semenanjung Melayu dan menjadi salah satu yang dominan di negara Asia Tenggara. Pada akhir abad ke-14, Tambralingga menjadi bagian dari Siam (sekarang Thailand) bernama Nakhon Si Thammaraj.

Pada saat Kerajaan Sukhothai, Nakhon Si Thammarat Raya terdaftar sebagai salah satu kerajaan di Thailand dan dikenal sebagai Ligor untuk pedagang Eropa pada abad ke-16.

Pada akhir abad ke-19, kerajaan akhirnya sepenuhnya ikut Siam dengan mengubahnya menjadi Monthon Nakhon Si Thammarat. Ketika Sistem Monthon dihapuskan pada tahun 1932, kota ini menjadi ibu kota provinsi.

Objek wisata

sunting

Wat Phra Mahathat Vihan

sunting

Wat Phra Mahathat Vihan (Thai วัด พระ มหาธาตุ วรมหาวิหาร), kuil yang paling penting di Nakhon Si Thammarat dan Thailand selatan. Dibangun pada saat berdirinya kota, dan berisi peninggalan gigi Buddha. Tinggi stupa 78 m dan dikelilingi oleh 173 stupa yang lebih kecil. Gaya stupaseperti stupa di Srilanka, dibangun berawal dengan gaya stupa Sriwijaya. Stupa ini direnovasi pada awal 2009.[2]

Di dasar stupa ada galeri bernama Viharn Tap Kaset, dihiasi dengan banyak patung Buddha dan kepala gajah muncul dari stupa. Viharn Phra Song Ma adalah bangunan yang berisi tangga yang mengarah ke jalan sekitar stupa. Di bagian bawah tangga ada setan raksasa yak) sebagai wali. Berdampingan ke utara adalah Viharn Kien, yang berisi sebuah museum kuil kecil.[2]

Di selatan stupa ada bangunan besar ubosot bangunan, Viharn Luang. Tempat tinggal biksu di seberang jalan di kuil terpisah, Wat Phra Na Boromathat.[2]

Stupa adalah simbol dari Provinsi Nakhon Si Thammarat, menjadi simbol pada cap provinsi dan ditampilkan juga pada 25 satang koin.[2]

Piagam batu Wat Sema Mueang

sunting

Wat Sema Mueang yang dianggap kuil tertua di Provinsi Nakhon Si Thammarat, Thailand selatan.[1] Di dalam kuil terdapat beberapa arca Buddha dan patung beberapa biksu yang berjasa bagi kuil ini dijajarkan dalam sebuah bangunan seluas kamar. Di depan bangunan, diletakkan piagam batu yang ditandai oleh para ahli arkeologi sebagai prasati Wat Sema Mueang.[2]

Tembok kota

sunting

Tembok kota disebut benteng kota ketika didirikan kembali pada 1278. Restorasi dicatat pada saat Raja Ramesuan (abad ke-14), serta Raja Narai (1686). Yang terakhir ini dibuat oleh insinyur Prancis M. de la Mare.[3]

Dinding sepanjang 456 m dari timur ke barat, dan 2.238 m dari utara ke selatan, sehingga luas dinding sekitar satu kilometer persegi. Dinding utara hanya memiliki satu gerbang, disebut Prathu Chai Nua atau Prathu Chai Sak. Dinding selatan hanya memiliki satu gerbang. Dinding timur ada tiga pintu gerbang, yang menghubungkan kota dengan laut. Dinding barat terdapat lima gerbang. Saat ini hanya gerbang utara yang masih ada, bersama-sama dengan bentangan pendek dari tembok kota bagian utara[3]

Museum Nasional Nakhon Si Thammarat

sunting

Museum Nasional Nakhon Si Thammarat terletak di Jalan Rachadamnoen di kota Nakorn Si Thammarat di Thailand selatan. Di tengah museum terdapat patung Wisnu dari abad ke-9 dengan gaya Pala dari India selatan.

Museum ini dibuka pada tahun 1974 dan menempati area bekas kuil Wat Suan Luang Tawan Ok.[4]

Referensi

sunting
  1. ^ a b National Geographic Indonesia Desember 2013 vol. 9. No. 12. hal 44-65
  2. ^ a b c d e f g Coedès, George (1968). Walter F. Vella, ed. The Indianized States of Southeast Asia. trans.Susan Brown Cowing. University of Hawaii Press. ISBN 978-0-8248-0368-1. 
  3. ^ a b Stuart Munro-Hay. Nakhon Sri Thammarat – The Archaeology, History and Legends of a Southern Thai Town. ISBN 974-7534-73-8.
  4. ^ Lenzi, Iola (2004). Museums of Southeast Asia. Singapore: Archipelago Press. hlm. 200 pages. ISBN 981-4068-96-9. 

Pranala luar

sunting