25 Primata Paling Terancam Punah di Dunia

artikel daftar Wikimedia

25 Primata Paling Terancam Punah di Dunia adalah daftar spesies primata paling terancam punah yang dipilih dan diterbitkan oleh International Union for Conservation of Nature Species Survival Commission Primate Specialist Group (IUCN/SSC PSG), International Primatological Society (IPS), dan Conservation International (CI).[1] Daftar 2012–2014 ditambahkan Bristol Conservation and Science Foundation (BCSF) kepada daftar penerbit.[2] IUCN/SSC PSG bekerja sama dengan CI untuk memulai daftar tersebut pada 2000, tetapi pada 2002, saat Kongres International Primatological Society ke-19, para primatologis meninjau dan memperdebatkan daftar tersebut, menghasilkan revisi 2002–2004 dan dorongan dari IPS. Publikasi tersebut sejak itu telah menjadi proyek bersama antara tiga organisasi konservasi dan telah direvisi setiap dua tahun setelah Kongres dwitahunan IPS.[1] Dimulai dengan laporan 2004–2006, judulnya diubah menjadi "Primates in Peril: The World's 25 Most Endangered Primates".[3] Pada tahun yang sama, daftar tersebut melaui menyediakan informasi tentang setiap spesies, termasuk status konservasi mereka dan ancaman-ancaman yang mereka hadapi di alam liar.[1] Teks spesies ditulis dalam kolaborasi dengan para pakar dalam bidang tersebut, dengan 60 orang berkontribusi pada laporan 2006–2008[4] dan 85 orang berkontribusi pada laporan 2008–2010.[1] Laporan 2004–2006 dan 2006–2008 diterbitkan dalam jurnal IUCN/SSC PSG Primate Conservation,[3][5] sementara laporan 2008–2010 dan 2010-2012 diterbitkan sebagai publikasi-publikasi independen oleh seluruh tiga organisasi yang berkontribusi.[1][6]

Propithecus candidus, yang hanya ditemukan di Madagaskar, masuk dalam daftar 25 Primata Paling Terancam Punah di Dunia sejak pembentukannya di 2000. Antara 100 dan 1.000 ekor meninggalkan alam liar.

25 spesies pada daftar 2012–2014 tersebar di 16 negara. Negara dengan spesies terbanyak pada daftar tersebut adalah Madagaskar (enam spesies), Vietnam (lima spesies), dan Indonesia (tiga spesies). Daftar tersebut terpecah dalam empat wilayah yang berbeda: pulau Madagaskar, benua Afrika, benua Asia termasuk kepulauan Indonesia, dan Neotropis (Amerika Tengah dan Selatan). Lima spesies masuk pada seluruh tujuh daftar yang diterbitkan: Propithecus candidus, langur Delacour (Trachypithecus delacouri), langur berkepala emas (Trachypithecus poliocephalus poliocephalus), Pygathrix cinerea, dan monyet berhidung pesek Tonkin (Rhinopithecus avunculus).[2]

Menurut Russell Mittermeier, presiden CI, tujuan daftar tersebut adalah "untuk menyoroti [spesies-spesies primata] yang paling berisiko, menggaet perhatian masyarakat, mendorong pemerintah-pemerintah nasional untuk bertindak lebih, dan secara khusus untuk menemukan sumber-sumber daya untuk secara khusus memenuhi ukuran konservasi yang dibutuhkan."[7] Spesies yang dipilih pada daftar tersebut berdasarkan pada dua alasan utama: ukuran populasi yang sangat kecil dan penurunan jumlah sangat cepat. Alasan-alasan tersebut banyak dipengaruhi oleh kehilangan habitat dan perburuan, dua ancaman terbesar yang primata-primata hadapi. Secara lebih speisifik, ancaman-ancaman yang dicantumkan dalam laporan tersebut meliputi penggundulan hutan karena pertanian tebang dan bakar, pembersihan untuk pertanian, produksi arang, kebakaran hutan, penebangan ilegal, tebang pilih, pertambangan, pembangunan lahan dan produksi tanaman dagang; fragmentasi hutan; ukuran populasi kecil; penangkapan hidup-hidup untuk perdagangan hewan peliharaan eksotis; dan perburuan untuk daging semak dan pengobatan tradisional.[1]

Keterangan

sunting
Keterangan untuk kolom atas
Spesies Nama umum dan spesifik dari spesies tersebut, meliputi sebuah gambar jika tersedia
Tahun dimasukkan Tahun spesies tersebut masuk dalam daftar "25 Primata Paling Terancam Punah Teratas" buatan IUCN
Lokasi Negara dimana hewan tersebut ditemukan
Perkiraan populasi Perkiraan populasi terbaru dari IUCN
Status IUCN Status konservasi dari spesies tersebut, menurut IUCN pada tanggal publikasi daftar terbarunya
Ancaman Daftar ancaman yang dihadapi spesies tersebut; dipakai oleh IUCN dalam status konservasi yang ditempatkan

Daftar saat ini

sunting
25 Primata Paling Terancam Punah di Dunia, 2012–2014: Madagaskar[2]
Spesies Tahun dimasukkan Lokasi Perkiraan populasi Status IUCN Ancaman
 
Eulemur flavifrons
Lemur hitam bermata biru
Eulemur flavifrons
2008
2010
2012
Madagaskar 450–2.300  
Sangat Terancam Punah
[8]
  • wilayah persebaran sangat kecil (~2.700 km2)
  • kehilangan habitat (agribudaya peladangan, tebang pilih)
  • perburuan (diambil dagingnya)
  • penangkapan hidup-hidup (perdagangan hewan)
Lepilemur septentrionalis 2008
2010
2012
Madagaskar ~19 ekor pada 2012  
Sangat Terancam Punah
[9]
  • wilayah persebaran sangat kecil
  • kehilangan habitat (kebakaran hutan, produksi arang, penanaman Eucalyptus)
  • perburuan (diambil dagingnya)
 
Propithecus candidus
Propithecus candidus
2000
2002
2004
2006
2008
2010
2012
Madagaskar <250  
Sangat Terancam Punah
[10]
  • wilayah persebaran sangat kecil
  • perburuan (diambil dagingnya)
  • kehilangan habitat (agribudaya peladangan, penebangan liar, kebakaran hutan)
Lemur tikus Madame Berthe
Microcebus berthae
2012 Madagaskar <8.000  
Terancam Punah
[11]
  • kehilangan habitat dan fragmentasi (agribudaya peladangan, penebangan liar)
 
Varecia rubra
Lemur berbulu leher merah
Varecia rubra
2012 Madagaskar tidak diketahui  
Terancam Punah
[12]
  • kehilangan habitat (agribudaya peladangan, penebangan liar, gangguan manusia)
  • perburuan (diambil dagingnya)
 
Indri indri
Indri
Indri indri
2012 Madagaskar tidak diketahui  
Sangat Terancam Punah
[13]
  • kehilangan habitat (agribudaya peladangan, kebakaran hutan)
  • perburuan (diambil daging dan kulitnya)
25 Primata Paling Terancam Punah di Dunia, 2012–2014: Afrika[2]
Spesies Tahun dimasukkan Lokasi Perkiraan populasi Status IUCN Ancaman
Galago kerdil Rondo
Galagoides rondoensis
2006
2008
2010
2012
Tanzania tidak diketahui  
Sangat terancam punah
[14]
  • persebaran sangat kecil
  • kehilangan habitat dan fragmentasi (pelebaran pertanian, produksi arang, penebangan)
 
Cercopithecus roloway
Monyet Roloway
Cercopithecus roloway
2002
2006
2008
2010
2012
Pantai Gading
Ghana
tidak diketahui  
Terancam
[15]
  • perburuan (daging semak)
  • kehilangan habitat dan fragmentasi (pelebaran pertanian, produksi arang, penebangan)
Colobus merah Sungai Tana
Procolobus rufomitratus
2002
2004
2006
2008
2012
Kenya 1.100–1.300  
Terancam
[16]
  • perburuan (daging semak)
  • kehilangan habitat dan fragmentasi (pelebaran pertanian, kebakaran, kebakaran hutan, tebang pilih untuk pemakaian lokal [rumah, perahu])
  • degradasi habitat (ternak, pembangunan bendungan, proyek irigasi)
  • infeksi parasitik dari populasi terisolasi
Colobus merah Bioko
Piliocolobus pennantii pennantii
2004
2006
2010
2012
Guinea Khatulistiwa (Pulau Bioko) <5.000  
Terancam
[17]
  • degradasi habitat
  • perburuan (daging semak)
  • persebaran kecil
 
Gorilla beringei graueri
Gorila dataran rendah timur
Gorilla beringei graueri
2010
2012
Republik Demokratik Kongo 2.000–10.000  
Terancam
[18]
  • kehilangan habitat dan fragmentasi (pelebaran pertanian, pertanian pastoral, penambangan ilegal, produksi arang, pengambilan kayu dan bambu)
  • perburuan (daging semak, pengambilan bayi)
25 Primata Paling Terancam Punah di Dunia, 2012–2014: Asia[2]
Spesies Tahun dimasukkan Lokasi Perkiraan populasi Status IUCN Ancaman
 
Nycticebus javanicus
Kukang jawa
Nycticebus javanicus
2008
2010
2012
Indonesia (Jawa) tidak diketahui  
Terancam
[19]
  • penangkapan hidup-hidup (perdagangan hewan peliharaan [intens])
  • perburuan (pengobatan tradisional [intens])
  • kehilangan habitat (pertanian, kegiatan pembangunan [jalan raya], gangguan manusia)
Langur berekor babi
Simias concolor
2002
2004
2006
2008
2010
2012
Indonesia (Kepulauan Mentawai) 700–3.347  
Sangat terancam punah
[20]
  • kehilangan habitat (gangguan manusia, ekstraksi produk, penebangan komersial, pengubahan lahan menjadi penanaman tanaman dan kelapa sawit)
  • perburuan (daging semak)
  • penangkapan hidup-hidup (perdagangan hewan peliharaan)
Langur Delacour
Trachypithecus delacouri
2000
2002
2004
2006
2008
2010
2012
Vietnam <250  
Sangat terancam punah
[21]
  • fragmentasi habitat
  • perburuan (dagung semak, pengobatan tradisional)
Langur berkepala emas
Trachypithecus poliocephalus poliocephalus
2000
2002
2004
2006
2008
2010
2012
Vietnam 60–70  
Sangat terancam punah
[22]
  • fragmentasi habitat (gangguan manusia, pembangunan untuk pariwisata)
  • perburuan (daging semak, pengobatan tradisional)
Langur berwajah ungu barat
Trachypithecus vetulus nestor
2004
2006
2008
2010
2012
Sri Lanka tidak diketahui  
Sangat terancam punah
[23]
  • kehilangan habitat dan fragmentasi (urbanisasi, gangguan pertanian)
  • ketergantungan pada taman untuk bertahan hidup
  • penangkapan hidup-hidup (perdagangan hewan peliharaan)
  • perburuan (hama)
  • faktor manusia lainnya (tersetrum [pembangkit listrik], tertabrak kendaraan, serangan anjing)
Pygathrix cinerea 2000
2002
2004
2006
2008
2010
2012
Vietnam 600–700  
Sangat terancam punah
[24]
  • persebaran terbatas
  • kehilangan habitat dan fragmentasi (gangguan pertanian, penebangan ilegal, kebakaran hutan)
  • perburuan (daging semak, pengobatan tradisional)
  • penangkapan hidup-hidup (perdagangan hewan peliharaan)
 
Rhinopithecus avunculus
Monyet berhidung pesek Tonkin
Rhinopithecus avunculus
2000
2002
2004
2006
2008
2010
2012
Vietnam 200–250+  
Sangat terancam punah
[25]
  • kehilangan habitat dan fragmentasi (penebangan, kebakaran hutan, jalan raya)
  • perburuan (daging semak, pengobatan tradisional)
Gibbon berdada hitam timur
Nomascus nasutus
2008
2010
2012
Tiongkok
Vietnam
sekitar 110  
Sangat terancam punah
[26]
  • kehilangan habitat, fragmentasi, dan gangguan (gangguan pertanian, pertanian pastora, kebakaran hutan, produksi arang)
  • perburuan (daging semak)
Tarsius kerdil
Tarsius pumilus
2012 Indonesia (Sulawesi) tidak diketahui  
Kekurangan data
[27]
  • kehilangan habitat (gangguan manusia)
25 Primata Paling Terancam Punah di Dunia, 2012–2014: Neotropis[2]
Spesies Tahun dimasukkan Lokasi Perkiraan populasi Status IUCN Ancaman
 
Ateles hybridus
Monyet laba-laba cokelat
Ateles hybridus
2004[N 1]
2006
2008
2010
2012
Colombia
Venezuela
tidak diketahui  
Sangat terancam punah
[28]
  • kehilangan habitat dan fragmentasi (gangguan pertanian, peternakan sapi, penebangan)
  • perburuan (daging semak)
  • penangkapan hidup-hidup (perdagangan hewan peliharaan)
Monyet laba-laba berkepala cokelat
Ateles fusciceps fusciceps
2006
2012
Ekuador tidak diketahui  
Sangat terancam punah
[29]
  • kehilangan habitat dan fragmentasi
  • perburuan (daging semak)
Capuchin Kaapori
Cebus kaapori
2012 Brasil tidak diketahui  
Sangat terancam punah
[30]
  • kehilangan habitat dan degradasi (tebang pilih)
  • perburuan (daging semak)
  • penangkapan hidup-hidup (perdagngan hewan peliharaan)
Titi Rio Mayo
Callicebus oenanthe
2012 Peru tidak diketahui  
Sangat terancam punah
[31]
  • kehilangan habitat dan fragmentasi (penanaman padi dan kopi, jalan raya, peternakan sapi)
  • perburuan (daging semak)
  • penangkapan hidup-hidup (perdagangan hewan peliharaan)
 
Alouatta guariba guariba
Howler cokelat utara
Alouatta guariba guariba
2012 Brasil <250  
Sangat terancam punah
[32]
  • kehilangan habitat (tebang pilih)
  • perburuan (daging semak)
  • wabah penyakit

Bekas anggota daftar

sunting

Dengan setiap publikasi baru, spesies dapat ditambahkan maupun dihapus dari daftar. Dalam beberapa kasus, penghapusan dari daftar mensignifikansikan pengaruh atas spesies tersebut. Dengan publikasi daftar 2006–2008, empat spesies dihapuskan karena upaya konservasi yang meningkat: tamarin singa hitam (Leontopithecus chrysopygus), tamarin singa emas (Leontopithecus rosalia), gorila gunung (Gorilla beringei beringei), dan sifaka Perrier (Propithecus perrieri).[33] Pada 2008, tamarin singa hitam berubah menjadi sangat terancam punah menjadi terancam dan tamarin singa emas sama-sama dipromosikan pada 2003 setelah tiga dekade upaya konservasi kolaboratif oleh kebun binatang dan institusi lainnbya. Spesies yang sangat dilindungi semacam itu masih memiliki populasi yang sangat kecil, dan karena penggundulan hutan, habitat baru masih dibutuhkan agar mereka bertahan hidup dalam jangka yang panjang.[7] Gibbon berdada hitam Hainan (Nomascus hainanus), yang dihapuskan dari daftar 2008–2010, masih memiliki kurang dari 20 ekor, tetapi upaya signifikan untuk melindunginya masih dilakukan.[1] Mittermeier mengklaim pada 2007 bahwa seluruh 25 spesies diangkat dari daftar tersebut dalam lima sampai sepuluh tahun jika organisasi-organisasi konservasi memiliki sumber-sumber daya yang diperlukan.[33]

Tak seperti perubahan dalam laporan 2006–2008, tak semua spesies dihapuskan dari daftar 2008–2010 karena pengaruh dalam keadaan mereka. Sebaliknya, spesies baru ditambahkan untuk memberi perhatian kepada spesies yang sangat terkait lainnya dengan populasi yang sangat kecil yang juga memiliki risiko kepunahan. Contohnya, gibbon berdada hitam timur (Nomascus nasutus) menggantikan gibbon berdada hitam Hainan. Kukang jawa (Nycticebus javanicus) menggantikan kukang Dataran Horton (Loris tardigradus nycticeboides) karena kukang jawa telah menjadi kukang tersulit di Asia, semuanya cepat menurun utamanya karena penangkapan untuk perdagangan hewan peliharaan eksotis, serta pengobatan tradisional dan penggundulan hutan. Dalam kasus lain, monyet laba-laba berkepala emas (Ateles fusciceps fusciceps) dimasukkan ke daftar tersebut karena tidak ada jurubicara yang ditemukan untuk spesies tersebut.[1] Kesepakatan yang sama diambil dengan daftar tahun 2012–2014.[2]

Primata yang dulunya masuk 25 Primata Paling Terancam Punah: Madagaskar[1][2]
Spesies Tahun dimasukkan Lokasi Perkiraan populasi Status IUCN Ancaman
 
Prolemur simus
Lemur bambu besar
Prolemur simus
2002
2004
2006
2008
2010
Madagaskar 100–160 atau lebih sedikit  
Sangat terancam punah
[34]
  • populasi terisolasi, kecil
  • kehilangan habitat dan fragmentasi (pertanian tebang-bakar, pertambangan, penebangan luar, pemotongan bambu)
  • perburuan (daging semak)
  • kurangnya ketersediaan air minum karena perubahan iklim
  • pola makan yang sangat khusus dan berkegantungan pada bambu besar
 
Varecia variegata
Varecia variegata
2010 Madagaskar tidak diketahui  
Sangat terancam punah
[35]
  • kehilangan habitat dan fragmentasi (pertanian tebang-bakar, pertambangan, penebangan)
  • perburuan (daging semak)
Lemur berkepala abu-abu
Eulemur cinereiceps
2004
2006
2008
Madagaskar 7.265 ± 2.268  
Terancam
[36]
  • persebaran sangat kecil (~700 km2)
  • hibridisasi dengan Eulemur rufifrons)
  • kepadatan populasi rendah
  • kehilangan habitat dan fragmentasi (populasi kecil, terfragmentasi)
  • angin ribut
  • perburuan (daging semak)
 
Propithecus tattersalli
Sifaka bermahkota emas
Propithecus tattersalli
2000 Madagaskar 6.000–10.000[37]  
Terancam
[37]
  • perburuan (oleh para penambang emas)
  • kehilangan habitat (pertanian tebang dan bakar, kebakaran rumput yang tak terkendali, ekstraksi kayu [pembuatan rumah & kebakaran hutan], tebang pilih, pertambangan emas)[37]
 
Hapalemur aureus
Lemur bambu emas
Hapalemur aureus
2000 Madagaskar kurang dari 5.916[38]  
Terancam
[38]
  • kehilangan habitat (pertanian tebang dan bakar, pemotongan bambu [untuk pembangunan rumah, mengalirkan air, membuat keranjang dan pemakaian lokal lainnya])
  • perburuan (daging semak)[38]
 
Hapalemur alaotrensis
Lemur bambu Lac Alaotra
Hapalemur alaotrensis
2000 Madagaskar sekitar 2.500[39]  
Sangat terancam punah
[39]
  • kehilangan habitat (gangguan pertanian, pembakaran lahan basah [untuk menangkap ikan dan menggembalakan sapi]
  • perburuan (daging semak)
  • penangkapan hidup-hidup (perdagangan hewan peliharaan lokal)[39]
 
Lepilemur sahamalazensis
Lepilemur sahamalazensis
2006 Madagaskar tidak diketahui  
Kekurangan data
[40]
  • kehilangan habitat (gangguan pertanian, produksi arang, tebang pilih untuk pemakaian lokal [rumah])
  • perburuan (daging semak)[40]
 
Propithecus perrieri
Sifaka Perrier
Propithecus perrieri
2000
2002
2004
Madagaskar sekitar 915[41]  
Sangat terancam punah
[41]
  • kehilangan habitat (pertanian tebang dan bakar, produksi arang, pembakaran hutan untuk lahan berpindah, pertambangan)
  • perburuan (daging semak)[41]
Primata yang dulunya masuk 25 Primata Paling Terancam Punah: Afrika[1][2]
Spesies Tahun dimasukkan Lokasi Perkiraan populasi Status IUCN Ancaman
Galago gunung Rungwe
Galagoides sp.
2004 Tanzania tidak diketahui Tak dievaluasi
  • kehilangan habitat (penebangan, gangguan pertanian, produksi arang)
  • perburuan (daging semak)[3]
 
Cercopithecus sclateri
2000 Nigeria tidak diketahui  
Rentan
[42]
  • kehilangan habitat dan fragmentasi (penebangan, gangguan pertanian, pengambilan minyak)
  • kepadatan manusia yang tinggi
  • perburuan (daging semak)[42]
 
Mandrillus leucophaeus
Mandrillus leucophaeus
2000 Kamerun
Guinea Khatulistiwa (Bioko)
Nigeria
tidak diketahui  
Terancam
[43]
  • persebaran kecil
  • kehilangan habitat (penggundulan [untuk pelebaran pabrik dan pemukiman])
  • perburuan (daging semak, penganiayaan sebagai hama)[43]
Mangabey Sungai Tana
Cercocebus galeritus galeritus
2002 Kenya 1.000–1.200[44]  
Terancam
[44]
  • kehilangan habitat (produksi kelapa sawit, penebangan, gangguan pertanian, pembakaran rumput yang bertujuan untuk menghindari pertumbuhan kembali hutan, penyemaian berlebihan, pembuatan bendungan dan proyek irigasi)
  • perburuan (penganiayaan sebagai hama)[44]
 
Cercocebus sanjei
Mangabey Sanje
Cercocebus sanjei
2000
2002
2004
Tanzania kurang dari 1.300[45]  
Terancam
[45]
  • kehilangan habitat (penebangan, produksi arang)
  • perburuan (penganiayaan sebagai hama)[45]
 
Cercocebus atys lunulatus
Cercocebus atys lunulatus
2000
2002
2004
Pantai Gading
Ghana
tidak diketahui  
Terancam
[46]
  • kehilangan habitat dan degradasi
  • perburuan (daging semak)[46]
Colobus merah Miss Waldron
Piliocolobus badius waldronae
2000
2002
2006
Pantai Gadine
Ghana
tidak diketahui  
Sangat terancam punah
[47]
  • populasi sangat kecil (saat ini, penurunan jumlahnya sangat cepat)
  • kehilangan habitat
  • perburuan (daging semak)[47]
 
Gorilla beringei beringei
Gorila gunung
Gorilla beringei beringei
2000
2002
2004
Rwanda
Uganda
sekitar 600  
Sangat terancam punah
[48]
  • dua populasi terisolasi
  • ketidakstabilan politik
  • penyakit manusia
  • perburuan (daging semak)[48]
Colobus merah Delta Niger
Procolobus epieni
2008
2010
Nigeria tidak diketahui  
Sangat terancam punah
[49]
  • persebaran sangat kecil (~1.500 km2)
  • perburuan (daging semak)
  • kehilangan habitat dan degradasi (penebangan pohon pangan penting, kehilangan hutan basah karena pembangunan bendungan)
 
Rungwecebus kipunji
Kipunji
Rungwecebus kipunji
2006
2008
Tanzania sekitar 1.117  
Sangat terancam punah
[50]
  • persebaran sangat kecil
  • kehilangan habitat dan fragmentasi
  • perburuan (daging semak)
 
Gorilla gorilla diehli
Gorila Sungai Salib
Gorilla gorilla diehli
2000
2002
2004
2006
2008
Kamerun
Nigeria
200–300  
Sangat terancam punah
[51]
  • persebaran terbatas, kecil
  • kehilangan habitat (gangguan pertanian, pembakaran untuk menggunduli hutan atau lahan berpindah, kegiatan pembangunan [jalan raya])
  • perburuan (daging semak, jebakan jaring untuk hewan liar lainnya)
Primata yang dulunya masuk 25 Primata Paling Terancam Punah: Asia[1]
Spesies Tahun dimasukkan Lokasi Perkiraan populasi Status IUCN Ancaman
Kukang Dataran Horton
Loris tardigradus nycticeboides
2004
2006
Sri Lanka tidak diketahui  
Terancam
[52]
  • lima populas terisolasi
  • kehilangan habitat
  • perburuan (daging semak)[52]
Surili Pulau Natuna
Presbytis natunae
2002 Indonesia kurang dari 10.000[53]  
Rentan
[53]
  • dua populasi terisolasi
  • kehilangan habitat dan degradasi
  • penangkapan hidup-hidup (perdagangan hewan peliharaan)[53]
Langur berkepala putih
Trachypithecus poliocephalus leucocephalus
2002 Tiongkok, Vietnam kurang dari 250  
Sangat terancam punah
[54]
  • populasi sangat kecil (saat ini, penurunan jumlahnya sangat cepat)
  • kehilangan habitat
  • perburuan[54]
Lutung banggat
Presbytis hosei canicrus
2004 Indonesia (Kalimantan) tida diketahui  
Terancam
[55]
  • kehilangan habitat dan fragmentasi
  • perburuan[55]
Monyet berhidung pesek hitam
Rhinopithecus bieti
2002 Tiongkok kurang dari 2.000[56]  
Terancam
[56]
  • kehilangan habitat (penebangan, pembakaran untuk pemakaian pertanian, lahan berpindah)
  • pemakaian pestisida
  • perburuan ([penembakan] non-penargetan)[56]
Monyet berhidung pesek abu-abu
Rhinopithecus brelichi
2002 Tiongkok sekitar 750[57]  
Terancam
[57]
  • satu populasi terisolasi (rentan penyakit menular atau katastrofi)
  • kehilangan habitat (penggundulan hutan, pembangunan untuk pariwisata, pelebaran pertanian, pembakaran hutsn)
  • perburuan (non-penargetan)[57]
 
Hylobates moloch
Gibbon keperakan
Hylobates moloch
2000 Indonesia (Jawa) 4.000–4.500[58]  
Sangat terancam
[58]
  • kehilangan habitat dan fragmentasi
  • penangkapan hidup-hidup (perdagangan hewan peliharaan)[58]
 
Nomascus hainanus
Gibbon berdada hitam Hainan
Nomascus hainanus
2000
2004
2006
Tiongkok (Hainan) sekitar 20[59]  
Sangat terancam punah
[59]
  • ukuran populasi sangat kecil
  • habitat lindung, suboptimal
  • kemungkinan bias gender pada kelahiran terkini
  • perburuan (daging semak)[59]
Tarsius Pulau Siau
Tarsius tumpara
2006
2008
2010
Indonesia (Pulau Siau) Kurang dari ribuan Tak dievaluasi
  • populasi pulau (dekat sebuah gunung berapi aktif)
  • persebaran sangat kecil
  • kepadatan manusia yang tinggi
  • perburuan [daging semak (dipakai menjadi makana ringan)]
  • degradasi habitat
 
Hoolock hoolock
Hoolock hoolock
2006
2008
Bangladesh
India
Myanmar
kurang dari 5.000  
Terancam
[60]
  • populasi sangat kecil (pada saat ini, penurunan jumlah sangat cepat)
  • kehilangan habitat dan fragmentasi (gangguan manusia, penanaman kopi, penanaman tebang dan bakar)
  • perburuan (daging semak, pengobatan tradisional)
  • penangkapan hidup-hidup (perdagangan hewan peliharaan)
 
Pongo abelii
Orangutan Sumatra
Pongo abelii
2000
2002
2004
2006
2008
Indonesia (Sumatra) sekitar 6.600  
Sangat terancam punah
[61]
  • saat ini, penurunan jumlah sangat cepat
  • hanya 10 unit habitat terfragmentasi
  • kehilangan habitat dan fragmentasi (pembajaran, pertanian dan penanaman kelapa sawit jalan raya, penebangan, gangguan)
  • perburuan (hama, daging semak) [terkadang]
  • penangkapan hidup-hidup (perdagangan hewan peliharaan) [terkadang]
 
Pongo pygmaeus pygmaeus
Orangutan Kalimantan Barat Laut
Pongo pygmaeus pygmaeus
2010 Indonesia (Kalimantan Barat)
Malaysia (Sarawak)
tidak diketahui  
Terancam
[62]
  • kehilangan habitat dan fragmentasi (pembakaran, pertanian dan penanaman kelapa sawit, jalan raya, penebangan, gangguan)
  • perburuan (hama, daging semak, pengobatan tradisional)
  • penangkapan hidup-hidup (perdagangan hewan peliharaan)
 
Macaca silenus
Makaka berekor singa
Macaca silenus
2010 India <4.000  
Terancam
[63]
  • kehilangan habitat dan fragmentasi (pertanian dan penanaman teh/kopi, penebangan)
  • perburuan (daging semak, pengobatan tradisional)
Primata yang dulunya dimasukkan dalam 25 Primata Paling Terancam Punah: Neotropis[1]
Spesies Tahun dimasukkan Lokasi Perkiraan populasi Status IUCN Ancaman
 
Leontopithecus rosalia
Tamarin singa emas
Leontopithecus rosalia
2000 Brasil (Rio de Janeiro) lebih dari 1.000[64]  
Terancam
[64]
  • kehilangan habitat dan fragmentasi (pembakaran sampai penggundulan hutan untuk lahan berpindah)
  • penangkapan hidup-hidup (perdagangan hewan peliharaan)[64]
 
Leontopithecus chrysopygus
Tamarin singa hitam
Leontopithecus chrysopygus
2000 Brasil (São Paulo) sekitar 1.000[65]  
Terancam
[65]
  • ukuran populasi kecil (11 populasi terisolasi, tetapi hanya satu yang dapat ditemui)
  • kehilangan habitat dan fragmentasi[65]
 
Tamarin singa Superagui
Tamarin singa Superagui
Leontopithecus caissara
2000
2002
2004
Brasil (Paraná dan São Paulo) kurang dari 400[66]  
Sangat terancam punah
[66]
  • populasi kecil, terisolasi
  • kehilangan habitat dan degradasi (gangguan pertanian, penanaman jantung palem, pariwisata)
  • kepadatan manusia yang tinggi (ditingkatkan oleh ledakan penduduk, penyerempetan lahan)
  • perburuan (daging semak)[66]
 
Cebus xanthosternos
Capuchin berbadan emas
Cebus xanthosternos
2000
2002
2004
Brasil (Bahia, Minas Gerais?) tidak diketahui  
Sangat terancam punah
[67]
  • kehilangan habitat
  • perburuan (daging semak)[67]
 
Muriqui utara
Muriqui utara
Brachyteles hypoxanthus
2000
2002
2004
Brasil (Bahia, Espírito Santo, Minas Gerais) lebih dari 855[68]  
Sangat terancam punah
[68]
  • populasi terisolasi, kecil
  • kehilangan habitat dan fragmentasi
  • perburuan (daging semak [pada masa lalu], olahraga [pada masa lalu])[68]
 
Oreonax flavicauda
Monyet berambut wol berekor kuning
Oreonax flavicauda
2000
2006
2008
2010
Peru tidak diketahui  
Sangat terancam punah
[69]
  • persebaran terbatas
  • kepadatan populasi rendah
  • kehilangan habitat (pertanian, penebangan, jalan raya, kolonisasi)
  • perburuan (daging semak, bulu)
  • penangkapan hidup-hidup (perdagangan hewan peliharaan)
 
Saguinus oedipus
Tamarin berkepala kapas
Saguinus oedipus
2008 Kolombia kurang dari 6.000  
Sangat terancam punah
[70]
  • kehilangan habitat dan fragmentasi (produksi pertanian skala besar [sapi] dan perkebunan, penebangan, penanaman kelapa sawit, proyek pembangkit listrik tenaga air)
  • penangkapan hidup-hidup (perdagangan hewan peliharaan [saat ini], riset biomedikal [pada masa lalu])
 
Cebus flavius
Capuchin pirang
Cebus flavius
2010 Brasil 180  
Sangat terancam punah
[71]
  • kehilangan habitat dan fragmentasi (pembangunan pesisir dan penanaman tebu)
  • penangkapan hidup-hidup (perdagangan hewan peliharaan)
  • perburuan (daging semak)

Sejarah daftar

sunting

Dengan pengecualian publikasi 2000–2002, yang ditulis secara kolaboraitf oleh IUCN/SSC PSG dan CI, daftar tersebut telah direvisi setiap dua tahun setelah Kongres IPS dwitahunan. Daftar 2002–2004 dihasilkan dari Kongres IPS ke-19 di Beijing, Tiongkok; daftar 2004-2006 menyusul Kongres IPS ke-20, yang diadakan di Turin, Italia; daftar 2006–2008 setelah Kongres ke-21 di Entebbe, Uganda; daftar 2008–2010 menyusul Kongres ke-22 yang diadakan di Edinburgh, Inggris; daftar 2010-2012 menyusul Kongres ke-23 di Kyoto; dan daftar 2012–2014 setelah Kongres ke-24 di Cancún.[1]

Daftar Merah Spesies Terancam IUCN tahun 2008 menawarkan pencantuman dari 634 taxa prmiata, 303 (47.8%) diantaranya didaftarkan sebagai spesies terancam (rentan, dalam bahaya, dan sangat kritis). Sebanyak 206 spesies pribadi berperingat terancam atau sangat terancam, 54 (26%) diantaranya setidaknya tercantum sekali dalam 25 Primata Paling Terancam Punah di Dunia sejak 2000.[1]

Sejarah keanggotaan[1]
Madagaskar Afrika Asia Neotropis
2000–2002
  • Propithecus candidus[N 2]
  • Propithecus perrieri[N 3]
  • Propithecus tattersalli
  • Hapalemur aureus
  • Hapalemur griseus alaotrensis[N 4]
  • Gorilla gorilla diehli
  • Gorilla b. beringei[N 5]
  • Cercocebus sanjei[N 6]
  • Cercocebus atys lunulatus
  • Procolobus badius waldronae[N 7]
  • Cercopithecus sclateri
  • Mandrillus leucophaeus
  • Trachypithecus delacouri
  • Trachypithecus p. poliocephalus[N 8]
  • Pygathrix cinerea[N 9]
  • Rhinopithecus avunculus
  • Pongo abelii
  • Hylobates moloch
  • Nomascus hainanus[N 10]
  • Brachyteles hypoxanthus
  • Cebus xanthosternos
  • Leontopithecus caissara
  • Leontopithecus rosalia
  • Leontopithecus chrysopygus
  • Oreonax flavicauda[N 11]
2002–2004
  • Propithecus candidus
  • Propithecus perrieri
  • Prolemur simus
  • Gorilla gorilla diehli
  • Gorilla b. beringei
  • Cercocebus galeritus sanjei
  • Cercocebus atys lunulatus
  • Procolobus badius waldronae[N 7]
  • Procolobus rufomitratus
  • Cercopithecus diana roloway
  • Cercocebus g. galeritus
  • Trachypithecus delacouri
  • Trachypithecus p. poliocephalus[N 8]
  • Pygathrix cinerea[N 9]
  • Rhinopithecus avunculus
  • Pongo abelii
  • Simias concolor
  • Presbytis natunae
  • Trachypithecus poliocephalus leucocephalus[N 12]
  • Rhinopithecus bieti
  • Rhinopithecus brelichi
  • Nomascus nasutus
  • Brachyteles hypoxanthus
  • Cebus xanthosternos
  • Leontopithecus caissara
2004–2006
  • Propithecus candidus
  • Propithecus perrieri
  • Prolemur simus
  • Eulemur cinereiceps[N 13]
  • Gorilla gorilla diehli
  • Gorilla b. beringei[N 5]
  • Cercocebus galeritus sanjei
  • Cercocebus atys lunulatus
  • Procolobus rufomitratus
  • Procolobus p. pennantii
  • Galagoides sp.
  • Trachypithecus delacouri
  • Trachypithecus p. poliocephalus
  • Pygathrix cinerea
  • Rhinopithecus avunculus
  • Pongo abelii
  • Simias concolor
  • Loris tardigradus nycticeboides
  • Presbytis hosei canicrus
  • Trachypithecus vetulus nestor
  • Nomascus hainanus[N 10]
  • Brachyteles hypoxanthus
  • Cebus xanthosternos
  • Leontopithecus caissara
  • Ateles hybridus brunneus
2006–2008
  • Propithecus candidus
  • Lepilemur sahamalazensis
  • Prolemur simus
  • Eulemur cinereiceps[N 13]
  • Gorilla gorilla diehli
  • Procolobus rufomitratus
  • Procolobus p. pennantii
  • Cercopithecus diana roloway
  • Rungwecebus kipunji
  • Galagoides rondoensis
  • Procolobus badius waldroni[N 7]
  • Trachypithecus delacouri
  • Trachypithecus p. poliocephalus
  • Pygathrix cinerea
  • Rhinopithecus avunculus
  • Pongo abelii
  • Simias concolor
  • Trachypithecus vetulus nestor
  • Hoolock hoolock
  • Nomascus hainanus
  • Loris tardigradus nycticeboides
  • Tarsius tumpara[N 14]
  • Ateles hybridus[N 1]
  • Oreonax flavicauda
  • Ateles f. fusciceps[N 15]
2008–2010
  • Propithecus candidus
  • Lepilemur septentrionalis
  • Prolemur simus
  • Eulemur cinereiceps
  • Eulemur flavifrons
  • Gorilla gorilla diehli
  • Procolobus rufomitratus
  • Cercopithecus diana roloway
  • Rungwecebus kipunji
  • Galagoides rondoensis
  • Procolobus epieni
  • Trachypithecus delacouri
  • Trachypithecus p. poliocephalus
  • Pygathrix cinerea
  • Rhinopithecus avunculus
  • Pongo abelii
  • Simias concolor
  • Trachypithecus vetulus nestor
  • Hoolock hoolock
  • Tarsius tumpara
  • Nycticebus javanicus
  • Nomascus nasutus
  • Ateles hybridus[N 1]
  • Oreonax flavicauda
  • Saguinus oedipus
2010–2012
  • Eulemur flavifrons
  • Lepilemur septentrionalis
  • Prolemur simus
  • Propithecus candidus
  • Varecia variegata
  • Cercopithecus diana roloway
  • Galagoides rondoensis
  • Piliocolobus pennantii pennantii
  • Piliocolobus epieni
  • Gorilla beringei graueri
  • Tarsius tumpara
  • Nycticebus javanicus
  • Macaca silenus
  • Simias concolor
  • Trachypithecus delacouri
  • Trachypithecus poliocephalus poliocephalus
  • Semnopithecus vetulus nestor
  • Pygathrix cinerea
  • Rhinopithecus avunculus
  • Nomascus nasutus
  • Pongo pygmaeus pygmaeus
  • Ateles hybridus[N 1]
  • Cebus flavius
  • Callicebus barbarabrownae
  • Oreonax flavicauda
2012–2014
  • Propithecus candidus
  • Lepilemur septentrionalis
  • Eulemur flavifrons
  • Microcebus berthae
  • Varecia rubra
  • Indri indri
  • Cercopithecus roloway
  • Galagoides rondoensis
  • Piliocolobus pennantii pennantii
  • Piliocolobus rufomitratus
  • Gorilla beringei graueri
  • Trachypithecus delacouri
  • Trachypithecus p. poliocephalus
  • Pygathrix cinerea
  • Rhinopithecus avunculus
  • Simias concolor
  • Trachypithecus vetulus nestor
  • Tarsius pumilus
  • Nycticebus javanicus
  • Nomascus nasutus
  • Ateles hybridus[N 1]
  • Ateles fusciceps fusciceps
  • Cebus kaapori
  • Callicebus oenanthe
  • Alouatta guariba guariba

Lihat pula

sunting

Catatan

sunting
  1. ^ a b c d e Subspesies Ateles hybridus brunneus didaftarkan dalam laporan 2004–2006, tetapi pendaftarannya diperluas menjadi melingkupi kedua subspesies dari Ateles hybridus yang dimulai dengan laporan 2006–2008.[1][3][5]
  2. ^ Dalam laporan 2000–2002, lemur ini didaftarkan sebagai Propithecus diadema candidus, tetapi hewan tersebut sejak itu diklasifikasikan ulang sebagai spesies terpisah, Propithecus candidus.[1][72][73]
  3. ^ Dalam laporan 2000–2002, lemur ini didaftarkan sebagai Propithecus diadema perrieri, tetapi hewan tersebut sejak itu diklasifikasikan ulang sebagai spesies terpisah, Propithecus perrieri.[1][72][73]
  4. ^ Dalam laporan 2000–2002, lemur ini didaftarkan sebagai Hapalemur griseus alaotrensis, tetapi hewan tersebut sejak itu diklasifikasikan ulang sebagai spesies terpisah, Hapalemur alaotrensis.[1][72]
  5. ^ a b Dalam laporan 2000–2002 dan 2004–2006, gorila ini didaftarkan sebagai Gorilla beringei, tetapi laporan-laporan lainnya memakai sebutan Gorilla b. beringei.[1][3][72][73]
  6. ^ Dalam laporan 2000–2002 da 2002–2004, mangabey tersebut didaftarkan sebagai Cercocebus galeritus sanjei, tetapi hewan tersebut sejak itu diklasifikasikan ulang sebagai spesies terpisah, Cercocebus sanjei.[1]
  7. ^ a b c Dalam laporan 2000–2002, 2002–2004, dan 2006–2008, monyet colobus ini didaftarkan sebagai Procolobus badius waldroni, tetapi pengucapan namanya sejak itu berubah menjadi waldronae.[72][73][74]
  8. ^ a b Dalam laporan 2000–2002 dan 2002–2004, monyet ini didaftarkan sebagai Trachypithecus poliocephalus, tetapi saat subspesies lainnya diakui oleh IUCN, hewan tersebut sekarang dikenal sebagai Trachypithecus p. poliocephalus.[1][3][72][73]
  9. ^ a b Dalam laporan 2000–2002 dan 2002–2004, hewan ini didaftarkan sebagai Pygathrix nemaeus cinerea, tetapi sejak itu telah diakui sebagai spesies terpisah, Pygathrix cinerea.[1][3]
  10. ^ a b Dalam laporan 2000–2002 dan 2004–2006, gibbon ini didaftarkan sebagai Hylobates concolor hainanus, tetapi sejak itu telah diakui sebagai spesies terpisah dan ditempatkan dalam genus Nomascus, sehingga hewan tersebut dikenal sebagai Nomascus hainanus.[1][72]
  11. ^ Dalam laporan 2000–2002, spesies tersebut didaftarkan sebagai Lagothrix flavicauda, tetapi hewan tersebut sejak itu berganti nama menjadi Oreonax flavicauda.[1]
  12. ^ Dalam laporan 2002–2004, monyet ini didaftarkan sebagai Trachypithecus leucocephalus, tetapi sekarang hanya dianggap menjadi sebuah subspesies, Trachypithecus poliocephalus leucocephalus.[1][73]
  13. ^ a b Dalam laporan 2004–2006 dan 2006–2008, spesies ini didaftarkan sebagai Eulemur albocollaris, tetapi sejak itu berganti nama menjadi Eulemur cinereiceps.[1]
  14. ^ Dalam laporan 2006–2008, tarsius tersebut didaftarkan sebagai "Tarsius sp.", tetapi hewan tersebut sejak itu resmi dinamai sebagai Tarsius tumpara.[1][5]
  15. ^ Spesies Ateles fusciceps didaftarkan dalam laporan 2006–2008, tetapi nama umum dan deskripsi tertuju pada identifikasi subspesiesnya, Ateles fusciceps fusciceps.[5]

Referensi

sunting
  1. ^ a b c d e f g h i j k l m n o p q r s t u v w x y z aa ab Mittermeier, R.A.; Wallis, J.; Rylands, A.B.; Ganzhorn, J.U.; Oates, J.F.; Williamson, E.A.; Palacios, E.; Heymann, E.W.; Kierulff, M.C.M.; Long Yongcheng; Supriatna, J.; Roos, C.; Walker, S.; Cortés-Ortiz, L.; Schwitzer, C., ed. (2009). "Primates in Peril: The World's 25 Most Endangered Primates 2008–2010" (PDF). Illustrated by S.D. Nash. IUCN/SSC Primate Specialist Group (PSG), International Primatological Society (IPS), and Conservation International (CI): 1–92. doi:10.1896/052.024.0101. ISBN 978-1-934151-34-1. 
  2. ^ a b c d e f g h i Mittermeier, R.A.; Schwitzer, C.; Rylands, A.B.; Taylor, L.A.; Chiozza, F.; Williamson, E.A.; Wallis, J., ed. (2012). "Primates in Peril: The World's 25 Most Endangered Primates 2012–2014" (PDF). Illustrated by S.D. Nash. IUCN/SSC Primate Specialist Group (PSG), International Primatological Society (IPS), Conservation International (CI), and Bristol Conservation and Science Foundation (BCSF): 1–40. 
  3. ^ a b c d e f g Mittermeier, R.A.; Valladares-Pádua, C.; Rylands, A.B.; Eudey, A.A.; Butynski, T.M.; Ganzhorn, J.U.; Kormos, R.; Aguiar, J.M.; Walker, S., ed. (2006). Illustrated by S.D. Nash. "Primates in Peril: The World's 25 Most Endangered Primates 2004–2006" (PDF). Primate Conservation. IUCN/SSC Primate Specialist Group. 20: 1–28. doi:10.1896/0898-6207.20.1.1. 
  4. ^ L., Smith (26 October 2007). "Primates in peril: 25 species facing threat of extinction". The Times. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2010-08-06. Diakses tanggal 5 August 2010. 
  5. ^ a b c d Mittermeier, R.A.; Ratsimbazafy, J.; Rylands, A.B.; Williamson, L.; Oates, J.F.; Mbora, D.; Ganzhorn, J.U.; Rodríguez-Luna, E.; Palacios, E.; Heymann, E.W.; Cecília, M.; Kierulff, M.; Yongcheng, L.; Supriatna, J.; Roos, C.; Walker, S.; Aguiar, J.M., ed. (2007). Illustrated by S.D. Nash. "Primates in Peril: The World's 25 Most Endangered Primates 2006–2008" (PDF). Primate Conservation. IUCN/SSC Primate Specialist Group. 22: 1–40. doi:10.1896/052.022.0101. 
  6. ^ Mittermeier, R.A.;Schwitzer, C.; Rylands, A.B.; Schwitzer, C.; Taylor, L.A.; Chiozza, F.; Williamson, E.A. (2012). "Primates in Peril: The World's 25 Most Endangered Primates 2010–2012" (PDF). IUCN/SSC Primate Specialist Group (PSG), International Primatological Society (IPS), Conservation International (CI), and Bristol Conservation and Science Foundation (BCSF): 1–40. 
  7. ^ a b "World's most endangered primates revealed". IUCN News. 18 February 2010. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2010-08-06. Diakses tanggal 5 August 2010. 
  8. ^ Andriaholinirina, N., Baden, A., Blanco, M., Chikhi, L., Cooke, A., Davies, N., Dolch, R., Donati, G., Ganzhorn, J., Golden, C., Groeneveld, L.F., Hapke, A., Irwin, M., Johnson, S., Kappeler, P., King, T., Lewis, R., Louis, E.E., Markolf, M., Mass, V., Mittermeier, R.A., Nichols, R., Patel, E., Rabarivola, C.J., Raharivololona, B., Rajaobelina, S., Rakotoarisoa, G., Rakotomanga, B., Rakotonanahary, J., Rakotondrainibe, H., Rakotondratsimba, G., Rakotondratsimba, M., Rakotonirina, L., Ralainasolo, F.B., Ralison, J., Ramahaleo, T., Razafindraibe, H., Razafindramanana, J., Rowe, N., Salmona, J., Seiler, M., Volampeno, S., Wright, P., Youssouf, J., Zaonarivelo, J. & Zaramody, A. (2014). "Eulemur flavifrons". IUCN Red List of Threatened Species. Version 2008. International Union for Conservation of Nature. Diakses tanggal 19 May 2015. 
  9. ^ Andrainarivo, C., Andriaholinirina, V.N., Feistner, A., Felix, T., Ganzhorn, J., Garbutt, N., Golden, C., Konstant, B., Louis Jr., E., Meyers, D., Mittermeier, R.A., Perieras, A., Princee, F., Rabarivola, J.C., Rakotosamimanana, B., Rasamimanana, H., Ratsimbazafy, J., Raveloarinoro, G., Razafimanantsoa, A., Rumpler, Y., Schwitzer, C., Thalmann, U., Wilmé, L. & Wright, P. (2008). "Lepilemur septentrionalis". IUCN Red List of Threatened Species. Version 2014.1. International Union for Conservation of Nature. Diakses tanggal 1 Januari 2009. 
  10. ^ Andrainarivo, C., Andriaholinirina, V.N., Feistner, A., Felix, T., Ganzhorn, J., Garbutt, N., Golden, C., Konstant, B., Louis Jr., E., Meyers, D., Mittermeier, R.A., Patel, E., Perieras, A., Princee, F., Rabarivola, J.C., Rakotosamimanana, B., Rasamimanana, H., Ratsimbazafy, J., Raveloarinoro, G., Razafimanantsoa, A., Rumpler, Y., Schwitzer, C., Thalmann, U., Wilmé, L. & Wright, P. (2008). "Propithecus candidus". IUCN Red List of Threatened Species. Version 2008. International Union for Conservation of Nature. Diakses tanggal 1 Januari 2009. 
  11. ^ Andrainarivo, C., Andriaholinirina, V.N., Feistner, A., Felix, T., Ganzhorn, J., Garbutt, N., Golden, C., Konstant, B., Louis Jr., E., Meyers, D., Mittermeier, R.A., Perieras, A., Princee, F., Rabarivola, J.C., Rakotosamimanana, B., Rasamimanana, H., Ratsimbazafy, J., Raveloarinoro, G., Razafimanantsoa, A., Rumpler, Y., Schwitzer, C., Thalmann, U., Wilmé, L. & Wright, P. (2008). "Microcebus berthae". IUCN Red List of Threatened Species. Version 2008. International Union for Conservation of Nature. Diakses tanggal 21 March 2013. 
  12. ^ Andrainarivo, C., Andriaholinirina, V.N., Feistner, A., Felix, T., Ganzhorn, J., Garbutt, N., Golden, C., Konstant, B., Louis Jr., E., Meyers, D., Mittermeier, R.A., Perieras, A., Princee, F., Rabarivola, J.C., Rakotosamimanana, B., Rasamimanana, H., Ratsimbazafy, J., Raveloarinoro, G., Razafimanantsoa, A., Rumpler, Y., Schwitzer, C., Thalmann, U., Wilmé, L. & Wright, P. (2008). "Varecia rubra". IUCN Red List of Threatened Species. Version 2008. International Union for Conservation of Nature. Diakses tanggal 21 March 2013. 
  13. ^ Andrainarivo, C., Andriaholinirina, V.N., Feistner, A., Felix, T., Ganzhorn, J., Garbutt, N., Golden, C., Konstant, B., Louis Jr., E., Meyers, D., Mittermeier, R.A., Perieras, A., Princee, F., Rabarivola, J.C., Rakotosamimanana, B., Rasamimanana, H., Ratsimbazafy, J., Raveloarinoro, G., Razafimanantsoa, A., Rumpler, Y., Schwitzer, C., Thalmann, U., Wilmé, L. & Wright, P. (2008). "Indri indri". IUCN Red List of Threatened Species. Version 2008. International Union for Conservation of Nature. Diakses tanggal 21 March 2013. 
  14. ^ Perkin, A., Bearder, S., Honess, P. & Butynski, T.M. (2008). "Galagoides rondoensis". IUCN Red List of Threatened Species. Version 2008. International Union for Conservation of Nature. Diakses tanggal 1 Januari 2009. 
  15. ^ Oates, J.F., Gippoliti, S. & Groves, C.P. (2008). "Cercopithecus diana ssp. roloway". IUCN Red List of Threatened Species. Version 2008. International Union for Conservation of Nature. Diakses tanggal 4 Januari 2009. 
  16. ^ Butynski, T.M., Struhsaker, T. & De Jong, Y. (2008). "Procolobus rufomitratus ssp. rufomitratus". IUCN Red List of Threatened Species. Version 2008. International Union for Conservation of Nature. Diakses tanggal 2008-11-27. 
  17. ^ Oates, J.F. & Struhsaker, T. (2008). "Procolobus pennantii ssp. pennantii". IUCN Red List of Threatened Species. Version 2008. International Union for Conservation of Nature. Diakses tanggal 21 March 2013. 
  18. ^ Robbins, M., Hart, J., Maisels, F., Mehlman, P., Nixon, S. & Williamson, L. (2008). "Gorilla beringei ssp. graueri". IUCN Red List of Threatened Species. Version 2008. International Union for Conservation of Nature. Diakses tanggal 21 March 2013. 
  19. ^ Nekaris, A. & Shekelle, M. (2008). "Nycticebus javanicus". IUCN Red List of Threatened Species. Version 2008. International Union for Conservation of Nature. Diakses tanggal 10 August 2010. 
  20. ^ Whittaker, D. & Mittermeier, R.A. (2008). "Simias concolor". IUCN Red List of Threatened Species. Version 2008. International Union for Conservation of Nature. Diakses tanggal 4 Januari 2009. 
  21. ^ Nadler, T., Xuan Canh, L., Ngoc Thanh, V. & Khac Quyet, L. (2008). "Trachypithecus delacouri". IUCN Red List of Threatened Species. Version 2008. International Union for Conservation of Nature. Diakses tanggal 4 Januari 2009. 
  22. ^ Bleisch, B., Xuan Canh, L., Covert, B. & Yongcheng, L. (2008). "Trachypithecus poliocephalus ssp. poliocephalus". IUCN Red List of Threatened Species. Version 2008. International Union for Conservation of Nature. Diakses tanggal 10 August 2010. 
  23. ^ Dittus, W., Molur, S. & Nekaris, A. (2008). "Trachypithecus vetulus ssp. nestor". IUCN Red List of Threatened Species. Version 2008. International Union for Conservation of Nature. Diakses tanggal 5 August 2010. 
  24. ^ Ngoc Thanh, V., Lippold, L., Nadler, T. & Timmons, R. J. (2008). "Pygathrix cinerea". IUCN Red List of Threatened Species. Version 2008. International Union for Conservation of Nature. Diakses tanggal 4 Januari 2009. 
  25. ^ Xuan Canh, L., Khac Quyet, L., Thanh Hai, D. & Boonratana, R. (2008). "Rhinopithecus avunculus". IUCN Red List of Threatened Species. Version 2008. International Union for Conservation of Nature. Diakses tanggal 5 November 2008. 
  26. ^ Bleisch, B. & Geissmann, T. (2008). "Nomascus nasutus". IUCN Red List of Threatened Species. Version 2008. International Union for Conservation of Nature. Diakses tanggal 4 Januari 2009. 
  27. ^ Shekelle, M. & Salim, A. (2008). "Tarsius pumilus". IUCN Red List of Threatened Species. Version 2008. International Union for Conservation of Nature. Diakses tanggal 21 March 2013. 
  28. ^ Urbani, B., Morales, A.L., Link, A. & Stevenson, P. (2008). "Ateles hybridus". IUCN Red List of Threatened Species. Version 2008. International Union for Conservation of Nature. Diakses tanggal 3 Januari 2009. 
  29. ^ Cuarón, A.D., Morales, A., Shedden, A., Rodríguez-Luna, E. & de Grammont, P.C. (2008). "Ateles fusciceps ssp. fusciceps". IUCN Red List of Threatened Species. Version 2008. International Union for Conservation of Nature. Diakses tanggal 8 September 2010. 
  30. ^ Kierulff, M.C.M. & de Oliveira, M.M. (2008). "Cebus kaapori". IUCN Red List of Threatened Species. Version 2008. International Union for Conservation of Nature. Diakses tanggal 21 March 2013. 
  31. ^ Veiga, L., Bóveda-Penalba, A., Vermeer, J., Tello-Alvarado, J.C. & Cornejo, F. (2008). "Callicebus oenanthe". IUCN Red List of Threatened Species. Version 2008. International Union for Conservation of Nature. Diakses tanggal 21 March 2013. 
  32. ^ Mendes, S.L., Rylands. A.B., Kierulff, M.C.M. & de Oliveira, M.M. (2008). "Alouatta guariba ssp. guariba". IUCN Red List of Threatened Species. Version 2008. International Union for Conservation of Nature. Diakses tanggal 21 March 2013. 
  33. ^ a b M., Casey (26 October 2007). "Primates in Trouble, Says Report on 25 Rarest". National Geographic News. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2010-08-06. Diakses tanggal 5 August 2010. 
  34. ^ Andrainarivo, C., Andriaholinirina, V.N., Feistner, A., Felix, T., Ganzhorn, J., Garbutt, N., Golden, C., Konstant, B., Louis Jr., E., Meyers, D., Mittermeier, R.A., Perieras, A., Princee, F., Rabarivola, J. C., Rakotosamimanana, B., Rasamimanana, H., Ratsimbazafy, J., Raveloarinoro, G., Razafimanantsoa, A., Rumpler, Y., Schwitzer, C., Thalmann, U., Wilmé, L. & Wright, P. (2008). "Prolemur simus". IUCN Red List of Threatened Species. Version 2008. International Union for Conservation of Nature. Diakses tanggal 1 Januari 2009. 
  35. ^ Andrainarivo, C., Andriaholinirina, V.N., Feistner, A., Felix, T., Ganzhorn, J., Garbutt, N., Golden, C., Konstant, B., Louis Jr., E., Meyers, D., Mittermeier, R.A., Perieras, A., Princee, F., Rabarivola, J.C., Rakotosamimanana, B., Rasamimanana, H., Ratsimbazafy, J., Raveloarinoro, G., Razafimanantsoa, A., Rumpler, Y., Schwitzer, C., Thalmann, U., Wilmé, L. & Wright, P. (2008). "Varecia variegata". IUCN Red List of Threatened Species. Version 2008. International Union for Conservation of Nature. Diakses tanggal 21 March 2013. 
  36. ^ Andrainarivo, C., Andriaholinirina, V.N., Feistner, A., Felix, T., Ganzhorn, J., Garbutt, N., Golden, C., Konstant, B., Louis Jr., E., Meyers, D., Mittermeier, R.A., Perieras, A., Princee, F., Rabarivola, J.C., Rakotosamimanana, B., Rasamimanana, H., Ratsimbazafy, J., Raveloarinoro, G., Razafimanantsoa, A., Rumpler, Y., Schwitzer, C., Thalmann, U., Wilmé, L. & Wright, P. (2008). "Eulemur cinereiceps". IUCN Red List of Threatened Species. Version 2008. International Union for Conservation of Nature. Diakses tanggal 6 Oct 2008. 
  37. ^ a b c Andrainarivo, C., Andriaholinirina, V.N., Feistner, A., Felix, T., Ganzhorn, J., Garbutt, N., Golden, C., Konstant, B., Louis Jr., E., Meyers, D., Mittermeier, R.A., Perieras, A., Princee, F., Rabarivola, J.C., Rakotosamimanana, B., Rasamimanana, H., Ratsimbazafy, J., Raveloarinoro, G., Razafimanantsoa, A., Rumpler, Y., Schwitzer, C., Thalmann, U., Wilmé, L. & Wright, P. (2008). "Propithecus tattersalli". IUCN Red List of Threatened Species. Version 2008. International Union for Conservation of Nature. Diakses tanggal 1 Januari 2009. 
  38. ^ a b c Andrainarivo, C., Andriaholinirina, V.N., Feistner, A., Felix, T., Ganzhorn, J., Garbutt, N., Golden, C., Konstant, B., Louis Jr., E., Meyers, D., Mittermeier, R.A., Perieras, A., Princee, F., Rabarivola, J.C., Rakotosamimanana, B., Rasamimanana, H., Ratsimbazafy, J., Raveloarinoro, G., Razafimanantsoa, A., Rumpler, Y., Schwitzer, C., Thalmann, U., Wilmé, L. & Wright, P. (2008). "Hapalemur aureus". IUCN Red List of Threatened Species. Version 2008. International Union for Conservation of Nature. Diakses tanggal 1 Januari 2009. 
  39. ^ a b c Andrainarivo, C., Andriaholinirina, V.N., Feistner, A., Felix, T., Ganzhorn, J., Garbutt, N., Golden, C., Konstant, B., Louis Jr., E., Meyers, D., Mittermeier, R.A., Perieras, A., Princee, F., Rabarivola, J.C., Rakotosamimanana, B., Rasamimanana, H., Ratsimbazafy, J., Raveloarinoro, G., Razafimanantsoa, A., Rumpler, Y., Schwitzer, C., Thalmann, U., Wilmé, L. & Wright, P. (2008). "Hapalemur alaotrensis". IUCN Red List of Threatened Species. Version 2008. International Union for Conservation of Nature. Diakses tanggal 1 Januari 2009. 
  40. ^ a b Olivieri, G., Schwitzer, C., Schwitzer, N. & Craul, M. (2008). "Lepilemur sahamalazensis". IUCN Red List of Threatened Species. Version 2008. International Union for Conservation of Nature. Diakses tanggal 1 Januari 2009. 
  41. ^ a b c Andrainarivo, C., Andriaholinirina, V.N., Feistner, A., Felix, T., Ganzhorn, J., Garbutt, N., Golden, C., Konstant, B., Louis Jr., E., Meyers, D., Mittermeier, R.A., Perieras, A., Princee, F., Rabarivola, J.C., Rakotosamimanana, B., Rasamimanana, H., Ratsimbazafy, J., Raveloarinoro, G., Razafimanantsoa, A., Rumpler, Y., Schwitzer, C., Thalmann, U., Wilmé, L. & Wright, P. (2008). "Propithecus perrieri". IUCN Red List of Threatened Species. Version 2008. International Union for Conservation of Nature. Diakses tanggal 1 Januari 2009. 
  42. ^ a b Oates, J.F., Baker, L.R. & Tooze, Z.J. (2008). "Cercopithecus sclateri". IUCN Red List of Threatened Species. Version 2008. International Union for Conservation of Nature. Diakses tanggal 5 November 2008. 
  43. ^ a b Oates, J.F. & Butynski, T.M. (2008). "Mandrillus leucophaeus". IUCN Red List of Threatened Species. Version 2008. International Union for Conservation of Nature. Diakses tanggal 4 Januari 2009. 
  44. ^ a b c Butynski, T.M., Struhsaker, T., Kingdon, J. & De Jong, Y. (2008). "Cercocebus galeritus". IUCN Red List of Threatened Species. Version 2008. International Union for Conservation of Nature. Diakses tanggal 4 Januari 2009. 
  45. ^ a b c Ehardt, C., Butynski, T.M. & Struhsaker, T. (2008). "Cercocebus sanjei". IUCN Red List of Threatened Species. Version 2008. International Union for Conservation of Nature. Diakses tanggal 4 Januari 2009. 
  46. ^ a b Oates, J.F., Gippoliti, S. & Groves, C.P. (2008). "Cercocebus atys ssp. lunulatus". IUCN Red List of Threatened Species. Version 2008. International Union for Conservation of Nature. Diakses tanggal 10 August 2010. 
  47. ^ a b Oates, J.F., Struhsaker, T. & McGraw, S. (2008). "Procolobus badius ssp. waldroni". IUCN Red List of Threatened Species. Version 2008. International Union for Conservation of Nature. Diakses tanggal 4 Januari 2009. 
  48. ^ a b Robbins, M., Gray, M., Kümpel, N., Lanjouw, A., Maisels, F., Mugisha, A., Spelman, L. & Williamson, L. (2008). "Gorilla beringei ssp. beringei". IUCN Red List of Threatened Species. Version 2008. International Union for Conservation of Nature. Diakses tanggal 4 Januari 2009. 
  49. ^ Oates, J.F. & Struhsaker, T. (2008). "Procolobus pennantii ssp. epieni". IUCN Red List of Threatened Species. Version 2008. International Union for Conservation of Nature. Diakses tanggal 6 August 2010. 
  50. ^ Davenport, T.R.B. & Jones, T. (2008). "Rungwecebus kipunji". IUCN Red List of Threatened Species. Version 2008. International Union for Conservation of Nature. Diakses tanggal 17 November 2008. 
  51. ^ Oates, J.F., Bergl, R.A., Sunderland-Groves, J. & Dunn, A. (2008). "Gorilla gorilla ssp. diehli". IUCN Red List of Threatened Species. Version 2008. International Union for Conservation of Nature. Diakses tanggal 4 Januari 2009. 
  52. ^ a b Nekaris, A. (2008). "Loris tardigradus ssp. nycticeboides". IUCN Red List of Threatened Species. Version 2008. International Union for Conservation of Nature. Diakses tanggal 10 August 2010. 
  53. ^ a b c Nijman, V. & Lammertink, M. (2008). "Presbytis natunae". IUCN Red List of Threatened Species. Version 2008. International Union for Conservation of Nature. Diakses tanggal 2008-12-12. 
  54. ^ a b Bleisch, B., Xuan Canh, L., Covert, B. & Yongcheng, L. (2008). "Trachypithecus poliocephalus ssp. leucocephalus". IUCN Red List of Threatened Species. Version 2008. International Union for Conservation of Nature. Diakses tanggal 10 August 2010. 
  55. ^ a b Nijman, V., Meijaard, E. & Hon, J. (2008). "Presbytis hosei ssp. canicrus". IUCN Red List of Threatened Species. Version 2008. International Union for Conservation of Nature. Diakses tanggal 10 August 2010. 
  56. ^ a b c Bleisch, W. & Richardson, M. (2008). "Rhinopithecus bieti". IUCN Red List of Threatened Species. Version 2008. International Union for Conservation of Nature. Diakses tanggal 4 Januari 2009. 
  57. ^ a b c Bleisch, W., Yongcheng, L. & Richardson, M. (2008). "Rhinopithecus brelichi". IUCN Red List of Threatened Species. Version 2008. International Union for Conservation of Nature. Diakses tanggal 4 Januari 2009. 
  58. ^ a b c Andayani, N., Brockelman, W., Geissmann, T., Nijman, V. & Supriatna, J. (2008). "Hylobates moloch". IUCN Red List of Threatened Species. Version 2008. International Union for Conservation of Nature. Diakses tanggal 4 Januari 2009. 
  59. ^ a b c Geissmann, T. & Bleisch, W. (2008). "Nomascus hainanus". IUCN Red List of Threatened Species. Version 2008. International Union for Conservation of Nature. Diakses tanggal 10 August 2010. 
  60. ^ Brockelman, W., Molur, S. & Geissmann, T. (2008). "Hoolock hoolock". IUCN Red List of Threatened Species. Version 2008. International Union for Conservation of Nature. Diakses tanggal 4 Januari 2009. 
  61. ^ Singleton, I., Wich, S. A. & Griffiths, M. (2008). "Pongo abelii". IUCN Red List of Threatened Species. Version 2008. International Union for Conservation of Nature. Diakses tanggal 4 Januari 2009. 
  62. ^ Ancrenaz, M., Marshall, A., Goossens, B., van Schaik, C., Sugardjito, J., Gumal, M. & Wich, S. (2008). "Pongo pygmaeus ssp. pygmaeus". IUCN Red List of Threatened Species. Version 2008. International Union for Conservation of Nature. Diakses tanggal 21 March 2013. 
  63. ^ Kumar, A., Singh, M. & Molur, S. (2008). "Macaca silenus". IUCN Red List of Threatened Species. Version 2008. International Union for Conservation of Nature. Diakses tanggal 21 March 2013. 
  64. ^ a b c Kierulff, M.C.M., Rylands, A.B. & de Oliveira, M.M. (2008). "Leontopithecus rosalia". IUCN Red List of Threatened Species. Version 2008. International Union for Conservation of Nature. Diakses tanggal 1 March 2009. 
  65. ^ a b c Kierulff, M.C.M., Rylands, A.B., Mendes, S.L. & de Oliveira, M.M. (2008). "Leontopithecus chrysopygus". IUCN Red List of Threatened Species. Version 2008. International Union for Conservation of Nature. Diakses tanggal 2 Januari 2009. 
  66. ^ a b c Kierulff, M.C.M., Rylands, A.B., Mendes, S.L. & de Oliveira, M.M. (2008). "Leontopithecus caissara". IUCN Red List of Threatened Species. Version 2008. International Union for Conservation of Nature. Diakses tanggal 2 Januari 2009. 
  67. ^ a b Kierulff, M.C.M., Mendes, S.L. & Rylands, A.B. (2008). "Cebus xanthosternos". IUCN Red List of Threatened Species. Version 2008. International Union for Conservation of Nature. Diakses tanggal 2 Januari 2009. 
  68. ^ a b c Mendes, S.L., de Oliveira, M.M., Mittermeier, R.A. & Rylands, A.B. (2008). "Brachyteles hypoxanthus". IUCN Red List of Threatened Species. Version 2008. International Union for Conservation of Nature. Diakses tanggal 8 November 2008. 
  69. ^ Cornejo, F., Rylands, A.B., Mittermeier, R.A. & Heymann, E. (2008). "Oreonax flavicauda". IUCN Red List of Threatened Species. Version 2008. International Union for Conservation of Nature. Diakses tanggal 3 Januari 2009. 
  70. ^ Savage, A. & Causado, J. (2008). "Saguinus oedipus". IUCN Red List of Threatened Species. Version 2008. International Union for Conservation of Nature. Diakses tanggal 2 Januari 2009. 
  71. ^ de Oliveira, M.M., Boubli, J.-P. & Kierulff, M.C.M. (2008). "Cebus flavius". IUCN Red List of Threatened Species. Version 2008. International Union for Conservation of Nature. Diakses tanggal 21 March 2013. 
  72. ^ a b c d e f g Mittermeier, R.A.; Konstant, W.R.; Rylands, A.B. (2000). "The World's Top 25 Most Endangered Primates" (PDF). Neotropical Primates. 8 (1): 49. 
  73. ^ a b c d e f Konstant, W.R.; Mittermeier, R.A.; Rylands, A.B.; Butynski, T.M.; Eudey, A.A.; Ganzhorn, J.; Kormos, R. (2002). "The World's Top 25 Most Endangered Primates – 2002" (PDF). Neotropical Primates. 10 (3): 128–131. 
  74. ^ Groves, C.P. (2007). "The taxonomic diversity of the Colobinae of Africa". Journal of Anthropological Sciences. 85: 7–34. 

Pranala luar

sunting