Zona profundal merupakan daerah yang dalam dan merupakan daerah dasar pada suatu danau. Zona ini dianggap sebagai daerah afotik danau, bebas vegetasi, dan berlumpur dari benthal lakustrin. Pada zona profundal, hidup predator heterotrof dan bentos (hidup di dasar air) yang mendekomposisi (menguraikan) limbah-limbah organik. Selain itu, di daerah yang dalam banyak terdapat mikroorganisme (bakteri) dan organisme hidup lainnya yang dapat hidup secara naerob. Di mana cahaya matahari tidak bisa mencapai ke lapisan air zona ini. Tingkat kehidupan di zona ini sangat rendah. Mikroba dan cacing yang ada di air menggunakan oksigen untuk melakukan interaksi.[1]

Deskripsi

sunting

Profundal sering didefinisikan, sebagai zona terdalam, bebas vegetasi, dan berlumpur dari benthal lakustrin. Zona profundal sering merupakan bagian dari zona afotik. Sedimen di zona profundal terutama terdiri dari lanau dan lumpur.[2] Karena zona ini cahaya mataharinya kurang, maka ini merupakan menyebabkan biota fotosintesik, berupa tumbuhan maupun plankton(alga makro) dan juga alga bentik tidak bisa hidup. Zona ini mikroba pengurai bahan organik ke zona lain memberikan nutrisi hasil daur ulang dengan arus dan pergerakan ikan. Di daerah ini, cacing dan juga mikroba menggunakan oksigen yang ada di air untuk melakukan interaksi.[3] Interaksi ini terjadi melalui respirasi seluler untuk memecah sisa-sisa insang dari daerah limnetik. Di daerah tersebut terdiri dari melimpahnya jamur dan bakteri pada batasan lumpur, tempat bahan organik terakumulasi, dan kelompok hewan yang mengkonsumsi bentuk bentik seperti cacing darah dan larva chironomid yang mengandung larva chironomid, hemoglobin dan alfalfa, dan remis. Hewan bentik ini memakan residu organik yaitu jamur dan bakteri yang menempel pada detritus tumbuhan air. Akibat keterbatasan cahaya matahari yang masuk, maka jenis organisme yang bisa hidup di zona ini juga hanya berupa mikroba dekomposer atau pengurai. Mikrobamikroba ini bertugas menguraikan bangkai-bangkai tersebut dengan bantuan oksigen terlarut yang ada di dalam air.[4]

Ciri-ciri

sunting

Daerah zona profundal ini merupakan bagian dari perairan ekosistem danau dan terletak di dalam sehingga sinar matahari tidak bisa menembusnya. Daerah yang dalam ini (zona profundal) memiliki ciri-ciri sebagai berikut:[5]

  • Letaknya di perairan bagian dalam;
  • Daerahnya tidak dapat ditembus oleh cahaya matahari;
  • Dihuni oleh mikroba dan cacing.

Organisme

sunting

Kurangnya cahaya dan oksigen di kedalaman menentukan jenis bioma yang hidup pada wilayah zona ini, berbeda dengan bioma di perairan hulu. Dengan demikian, makrofauna dicirikan oleh adaptasi fisiologis dan perilaku terhadap konsentrasi oksigen yang rendah. Sementara fauna bentik bervariasi antar danau. Yang mendominasi fauna bentik laut dalam yaitu famili Chironomidae dan Oligochaetae, karena molekul yang mereka memiliki mirip hemoglobin untuk mengekstrak oksigen dari air hipoksia. Dengan produktivitas yang rendah dari kedalaman, mikroba tingkatannya lebih tinggi di bentik ketimbang di bentik pesisir. Karena itu rata-rata ukuran partikel sedimennya lebih kecil. Invertebrata yang tinggal di dasar dianggap diatur oleh tekanan yang berkurang.[1]

Dekomposer merupakan organisme atau makhluk hidup yang memperoleh energi dengan cara menguraikan sisa-sisa makhluk hidup lain yang telah mati. Kemudian ketika organisme tersebut mati, ia akan langsung terurai dan kembali ke zat anorganik penting untuk pertumbuhan.

Secara umum terdapat 4 jenis dekomposer berdasarkan sifatnya, yakni:

  1. mikroba (seperti bakteri dan jamur),
  2. makrofauna (seperti protozoa),
  3. melofauna (seperti kumbang),
  4. makrofauna (seperti cacing tanah).

Bakteri menjadi contoh dekomposer yang paling umum karena mampu bertahan pada tiap jenis ekosistem yang ada.

Habitat

sunting

Pada zona profundal dihuni oleh predator heterotrofik dan bentik (menghuni dasar air) yang memecah (mengurai) sampah organik. Selain itu, mikroorganisme (bakteri) seperti bakteri anaerob menghuni bagian dalam. Melalui pergerakan ikan dan juga arus, zona ini menyediakan nutrisi oleh mikroba pengurai bahan organik ke zona lain dari hasil daur ulang. Berbeda dengan unsur hara bagi tumbuhan akuatik dan juga hewan penghuni profundal yang bergantung oleh zona litoral dan zona limnetic. Keragaman komunitas zona profundal berupa jamur dan bakteri yang melimpah pada lumpur dan batasan antara air yang mana tempat bahan organik menumpuk. Selain itu kerang kecilpun ada pada daerah ini, kelompok binatang konsumen berupa bentos(cacing darah) yang mengandung hemoglobin dan annelida, juga terdapat pada zona ini.[3] Hewan bentos ini memakan deposit organik berupa, bakteri, detritus tumbuhan air dan juga jamur yang menempel di detritus.

Referensi

sunting
  1. ^ a b Agrawal, S. C. (1999-07). Limnology (dalam bahasa Inggris). APH Publishing. ISBN 978-81-7648-108-3. 
  2. ^ Dodds, Walter K. (2020). Freshwater ecology : concepts and environmental applications of limnology. Matt R. Whiles (edisi ke-Third edition). London, United Kingdom. ISBN 978-0-12-813256-2. OCLC 1096190142. 
  3. ^ a b "E-learning PUSDIK KP". www.pusdik.kkp.go.id. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-02-02. Diakses tanggal 2022-02-02. 
  4. ^ "Ekosistem Air Tawar Berdasarkan Macam-Macam Zona dan Ciri-Cirinya". Geologinesia. Diakses tanggal 2022-02-02. 
  5. ^ "Ekosistem Danau : Pengertian, Ciri-ciri, Jenis dan Manfaatnya". IlmuGeografi.com. 2016-06-11. Diakses tanggal 2022-02-02.