Zhifang Waiji (Hanzi: 職方, "Catatan Negeri-negeri Asing"; bahasa Korea: 직방외기, Chikpang Oegi) adalah sebuah atlas yang ditulis oleh beberapa Yesuit Italia di Tiongkok pada awal abad ketujuh belas. Nama ini secara harfiah mengacu kepada negeri-negeri di luar cakrawala Zhifang Si, kantor kartografi Kekaisaran.[1] Ini merupakan atlas geografi global terperinci pertama yang tersedia dalam bahasa Tionghoa.[2]

Halaman dari Zhifang Waiji, menunjukkan Stepa Eurasia dan Samudra Hindia dari Tanduk Afrika ke Semenanjung Malaya

Kepengarangan buku

sunting

Pada akhir abad ke-16, kartografi Barat diperkenalkan ke Tiongkok oleh Matteo Ricci, orang yang membuat Kunyu Wanguo Quantu, peta dunia pertama Tiongkok, pada tahun 1602. Kaisar Wanli, yang memerintahkan pembuatan peta oleh Ricci, kemudian memerintahkan kolega Ricci Diego de Pantoja dan Sabatino de Ursis untuk membuat sebuah buku yang menjelaskan geografi negara-negara baru yang ditunjukkan; karya mereka akhirnya disunting, disusun, dan direvisi oleh Giulio Aleni. Pada tahun 1623, buku tersebut akhirnya diterbitkan oleh Yang Tingyun di Hangzhou, dan tiga tahun kemudian diterbitkan ulang dalam edisi revisi di Fujian.[3][4]

Delapan gulungan Zhifang Waiji membagi dunia dalam lima benua, masing-masing dengan peta dan deskripsi terpisah. Kelima benua tersebut diberi nama Asia, Eropa, Libya (Afrika), Amerika, Magellanica (Eropa memiliki cakupan yang jauh lebih banyak daripada benua lainnya).[3] Bagian tambahan mencakup samudra.[5][6] Peta asli Ricci menempatkan Tiongkok jauh ke satu sisi, yang mengakibatkan penerimaan yang agak negatif di kalangan keilmuan Tiongkok; ketika Aleni dan Yang menerbitkan versi mereka, mereka menyesuaikan desainnya sehingga Tiongkok menempati pusat peta dunia. Perubahan kecil ini membuat Zhifang Waiji semakin populer, dan sebagai hasilnya, peta tersebut memiliki pengaruh yang jauh lebih lama dan lebih luas daripada Kunyu Wanguo Quantu.[6][7]

Pengaruh budaya

sunting

Zhifang Waiji diperkenalkan ke Korea oleh Jeong Duwon pada tahun 1631, sebuah kado dari penerjemah Yesuit, João Rodrigues.[8][9]

Buku ini diperkenalkan ke Jepang semasa Zaman Edo, namun awalnya dilarang karena kepengarangannya yang Kristen dan penampilan awalnya dalam kumpulan tulisan Kristen. Larangan tersebut diperlonggar pada tahun 1720 untuk memungkinkan karya-karya yang tidak berhubungan langsung dengan Kekristenan untuk dibeli dan dijual, dan penjualan "legal" pertama buku tersebut ke Jepang terjadi pada tahun 1731. Terlepas dari kenyataan bahwa hanya satu edisi yang dicetak, tampaknya buku tersebut telah banyak dibaca.[10]

Banyak dari buku tersebut yang digunakan kembali oleh Ferdinand Verbiest pada tahun 1674 untuk karyanya Kunyu Tushuo (Penjelasan Peta Dunia), dan dicetak ulang dalam sejumlah koleksi, termasuk Koleksi Studi Astronomis oleh Li Zhizao, Siku Quanshu, dan sejumlah ensiklopedia abad ke-19 dan awal abad ke-20.[4][5][6][7]

Referensi

sunting
  1. ^ Laura Hostetler (15 December 2005). Qing Colonial Enterprise: Ethnography and Cartography in Early Modern China. University of Chicago Press. hlm. 56. ISBN 978-0-226-35421-7. 
  2. ^ Xiping Zhang (2006). 跟随利玛窦到中国. 五洲传播出版社. hlm. 76. ISBN 978-7-5085-0982-2. 
  3. ^ a b "Chronicle of Foreign Lands". World Digital Library. Diakses tanggal 24 April 2015. 
  4. ^ a b "Zhifang waiji 職方外紀". the Ricci Institute Online Library Catalogue. Ricci Institute. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2017-09-14. Diakses tanggal 24 April 2015. 
  5. ^ a b Stephen Uhalley; Xiaoxin Wu (4 March 2015). China and Christianity: Burdened Past, Hopeful Future. Routledge. hlm. 49. ISBN 978-1-317-47501-9. 
  6. ^ a b c Diana Lary (1 November 2011). The Chinese State at the Borders. UBC Press. hlm. 36. ISBN 978-0-7748-4087-3. 
  7. ^ a b Vimalin Rujivacharakul; H. Hazel Hahn; Ken Tadashi Oshima; Peter Christensen (1 November 2013). Architecturalized Asia: Mapping a Continent through History. Hong Kong University Press. hlm. 25. ISBN 978-988-8208-05-0. 
  8. ^ Choi, Chongko (1981), "On the Reception of Western Law in Korea", Korean Journal of Comparative Law, Vol. 141 .
  9. ^ Choi, Chongko (1989), "Traditional Korean Law and Its Modernization", Transactions of the Royal Asiatic Society, Korea Branch, Vol. 64, hlm. 4, diarsipkan dari versi asli tanggal 2016-08-29, diakses tanggal 2017-11-14 .
  10. ^ Matsuda Wataru; Joshua A. Fogel (13 September 2013). Japan and China: Mutual Representations in the Modern Era. Routledge. hlm. 18–19. ISBN 978-1-136-82109-7.