Yozar Anwar (lahir di Sungai Penuh, Kerinci, Jambi 17 Oktober 1940 - meninggal di Jakarta tahun 1999 pada umur 59 tahun) adalah seorang pemimpin aktivis mahasiswa Indonesia pada tahun 1966 yang kemudian berkarier sebagai wartawan dan penulis buku. Jabatan terakhir yang diembannya ialah General Manager (GM) di perusahaan majalah Pertiwi.[1]

Yozar Anwar
Lahir17 Oktober 1940
Belanda Sungai Penuh, Kerinci, Jambi, Hindia Belanda
MeninggalTahun 1999 (umur 59)
Indonesia Jakarta, Indonesia
KebangsaanIndonesia Indonesia
PekerjaanWartawan
Penulis
Dikenal atasAktivis reformasi
Orang tuaAnwar Maharaja Sutan (ayah)
Siti Safiah (ibu)
KerabatJohnny Anwar
Rosihan Anwar
Junisaf Anwar
Roesman Anwar
(saudara kandung)

Riwayat

sunting

Sambil menimba ilmu di Amerika Serikat di awal tahun 1960-an, ia aktif menulis dan dimuat di harian Sinar Harapan yang terbit di Jakarta ketika itu. Pada masa revolusi 1965 Yozar termasuk salah satu pimpinan mahasiswa demonstran. Ia pernah menjadi salah satu ketua Presidium Kesatuan Aksi Mahasiswa Indonesia (KAMI). Catatan hariannya pada masa revolusi itu, "Revolusi Mahasiswa" kemudian diterjemahkan kedalam bahasa Belanda oleh seorang penulis, Beb Vuyk.[1]

Karier profesionalnya sebagai wartawan bermula pada tahun 1969 ketika ia menjadi wartawan di harian Pedoman. Ketika harian itu dibreidel penguasa Orde Baru, ia pindah ke majalah Kartini. Ia sempat pindah lagi ke majalah Sarinah sebelum ke majalah Pertiwi dan kemudian menjadi General Manager (GM) di perusahaan majalah itu. Yozar Anwar juga menulis novel dan beberapa buku, di antaranya novel Cinta Pop di Hawaii serta buku Protes Kaum Muda, Pergolakan Mahasiswa Abad ke-20 dan beberapa buku lainnya. [2]

Keluarga

sunting

Yozar merupakan anak bungsu dari duabelas orang bersaudara yang kemudian tinggal sepuluh orang karena dua orang di antaranya meninggal sewaktu masih bayi.[3] Ia adalah anak dari seorang Demang Kerinci dan Padang pada masa kolonial, Anwar gelar Maharaja Sutan dan ibu yang bernama Siti Safiah. Kedua orangtuanya berasal dari Sumatera Barat. Beberapa orang kakaknya juga menjadi tokoh yang dikenal masyarakat, yaitu Johnny Anwar, seorang polisi yang pernah menjabat Panglima Angkatan Kepolisian (Pangak) XVIII Sulawesi Selatan-Tenggara, Rosihan Anwar, seorang tokoh wartawan dan pendiri koran Pedoman, Junisaf Anwar, juga seorang wartawan yang pernah menjabat sebagai Pemimpin Redaksi Kantor Berita Antara, serta Roesman Anwar, seorang profesional yang pernah menjabat sebagai Direktur Utama Pelni.[4]

Referensi

sunting
  1. ^ a b "Profil Yozar Anwar" Diarsipkan 2014-03-29 di Wayback Machine. Portal Resmi Provinsi DKI Jakarta. Diakses 8 Mei 2013.
  2. ^ "Angkatan 66: sebuah catatan harian, Yozar Anwar" PustakaBersama. Diakses 8 Mei 2013.
  3. ^ "Keluarga Anwar gelar Maharaja Sutan" Rosihan Anwar, Sejarah kecil "petite histoire" Indonesia, Volume 4, Penerbit Buku Kompas. Diakses 8 Mei 2013.
  4. ^ "Keluarga Anwar gelar Maharaja Sutan" Rosihan Anwar, Napak tilas ke Belanda: 60 tahun perjalanan wartawan KMB 1949. Diakses 8 Mei 2013.