Wikipedia:Daftar artikel hoaks di Wikipedia/Mandala Cupunagara Subang



Mandala Cupunagara keberadaannya sudah tercatat eksis tahun 446 Masehi. Berlokasi di Desa Cupunagara, Kecamatan Cisalak, Kabupaten Subang sekarang. Keberadaan Mandala Cupunagara disebut dalam Naskah Sunda Kuno (NSK). Seperti halnya Mandala Sunda Sambawa, Mandala Sindangkasih, Mandala Jayagiri, Mandala Bitunggiri dan lainnya, pemimpin mandala disebut Rajamandala.

Mandala Cupunagara cikal bakal Kerajaan Cupunagara. Masa peralihan (metamorfosis) dari Ke-Mandala-an menjadi Kerajaan tidak begitu terlihat. Hal ini terjadi karena kita memiliki konsep tentang kerajaan tidak seperti konsep dalam pengetahuan Barat dan China.[1] Dimana ada wilayah yang menjadi bawah (vazal) dan induk atau pusatnya dengan ditandai adanya pengabdian atau tunduknya vazal yaitu kerajaan kecil ke kerajaan pusat. Namun dalam konsep Asia Tenggara, Mandala adalah juga Kerajaan. Olehkarena itu, pemimpin Mandala juga disebut Rajamandala, selain nama atau gelar keagamaan seperti Guru Resi, Guruloka, Batara dan sebagainya.

Asal-usul nama Cupunagara

sunting

Menurut penelusuran secara etimologis, asal-usul kata cupu bisa kita telusuri dari kamus Bahasa daerah. "Cupu" berasal dari bahasa Sunda yang berarti "Kotak kecil".[2] Biasanya Cupu ini digunakan sebagai tempat penyimpanan barang berharga atau bertuah, misalnya menyimpan perhiasan emas, perak bahkan untuk menyimpat batu pusaka yang bertuah (memiliki kekuatan ghaib).

Di kerajaan ini mengalir sungai Cupu, karena itu wilayah (desa) ini dinamai Cupunagara. Seperti biasa, keberadaan Mandala di tatar Sunda diikuti dengan nama tempat. Dengan demikian, Mandala Cupunagara adalah Mandala (kawasan perdikan), tempat suci Agama Jati Sunda yang berada di wilayah Cupunagara. Mandala ini tidak diketahui persis kapan bermetamorfosis menjadi kerajaan Cupunagara. Mungkin saja secara resmi "deklarasi" Mandala menjadi Kerajaan tidak pernah di "proklamasi"kan. Karena Mandala bisa juga didefinisikan sebagai Kerajaan. Pun demikian Kerajaan juga bisa disebut Mandala. Kerajaan Majapahit juga bisa disebut sebagai Mandala.

Mandala Cupunagara atau Kerajaan Cupunagara sebagai vazal atau bawahan (yang Mahardhika) Kerajaan Tarumanagara.Pembangunan bangunan suci dilakukan semasa Raja Tarumanagara ke-3 Purnawarman. Dalam masa pemerintahan Purnawarman, ia mendirikan beberapa bangunan suci pada tanggal 9 paro bulan terang bulan Posya, sampai dengan tanggal 2 paro bulan gelap bulan Magha tahun 319 Caka, [9s – 3 sampai dengan 2k – 4 – 319 Caka = 13 Juli – 20 Agustus 431 Masehi) = 38 hari.

Kemudian pada tanggal 4 paro‑terang, bulan Srawana sampai dengan tanggal 13 paro‑gelap bulan Srawana tahun 334 Caka (446 Masehi), Sri Maharaja Tarumanagara membuat pekerjaan yaitu memperkokoh dan memperindah sepanjang te­pi Sungai Cupu. Lembah itu terletak di negeri Cupu, dan airnya menggalir sampai di istana kerajaan, bahkan tepi Sungai Cupu ini (berada) di dalam ibu kota Kerajaan Cupunagara. Banyak tempat pemujaan terhadap segala dewa ada di situ untuk warga masyarakat pribumi, rakyat jelata dari berbagai golongan. Kemudian, Sri Maharaja Purnawarman mengerjakan upacara. Selamatan, berupa uang bagi para pendeta Brahmana dan bersama‑sama di sana dengan diberi sapi seratus ekor, pakaian, berbagai makanan. Seluruh warga masyarakat, pria, wanita, tua, muda semua di seluruh daerah yang sudah menyempurnakan pekerjaan mereka, di beri upah dari Sri Maharaja.[3]

Kemudian tidak jauh dari tepian lembah Gangga di wilayah Kerajaan Indraprahasta, juga di tepi Sungai Cupu di wilayah Cupunagara, Sri Narendra-dhipa Purnawarman membuat prasasti, yaitu tulisan pada batu sebagai pertanda bahwa pada waktu itu ada pekerjaan di sana yang telah selesai dibuat oleh Sri Narpati.

Dari uraian di atas, diperkirakan pada tahun 446 Masehi, Kerajaan Cupunagara telah eksis. Mandala Cupunagara disebut sebagai 1 dari 48 kerajaan bawahan tarumanagara. Dengan demikian, pengertian Mandala, negara dan kerajaan dipersamakan dalam konsep politik Tarumanagara juga di Asia tenggara umumnya.[4]

Hubungan Cupunagara dan Tarumanagara

sunting

Raja yang terkenal dari kerajaan Cupunagara bernama Prabu Satyaguna. Barangkali gelar sebagai Rajamandala atau Guru Resi Satyaguna yang biasa disebut Prabu di tatar Sunda. Sang prabu memiliki puteri sulung yang menikah dengan Cakrawarman (adik Maharaja Purnawarman yang menjadi pemberontak di masa kekuasaan Wisnuwarman, raja Tarumanagara ke-4).

Dalam peristiwa pemberontakan yang dilakukan Cakrawarman - menantunya ini, Prabu Satyaguna dihadapkan pilihan yang dilematis. Saat pasukan (seringkali disebut komplotan, karena pihak yang kalah dalam sejarah), Cakrawarman terdesak oleh pasukan Tarumanagara dan kemudian bersembunyi di sebuah hutan di wilayah Cupunagara.[5]

Prabu Satyaguna sebenarnya ingin memberikan bantuan kepada Cakrawarman, sang menantu. Apalagi saat itu, Cakrawarman dengan tegas memohon pertolongan serta meminta izin kepada Prabu Satyaguna untuk mendirikan kerajaan baru di wilayah Cupunagara, sebagai kerajaan tandingan dari Tarumanagara. Tetapi, Prabu Satyaguna tidak bisa mengabulkan permohonan itu karena merasa takut oleh kebesaran Tarumangara, disamping itu dua orang anaknya yang lain memiliki hubungan kerja dan kekerabatan dengan Tarumanagara. Puteri Prabu Satyaguna yang ke-2 menikah dengan seorang menteri Tarumangara. Sedangkan puteranya yang ke-3 menjadi Senapati angkatan laut Tarumanagara.

Dengan perasaan bimbang, akhirnya Prabu Satyaguna memutuskan untuk memberikan pertolongan dalam bentuk pemberian perbekalan dan senjata, tetapi dengan syarat Cakrawarman harus meninggalkan wilayah kerajaan Cupunagara.

Perkembangan selanjutnya dari kerajaan ini, terjadi setelah diperintah oleh Nagajaya. Tokoh ini kemudian menikah dengan Putri Mayasari (putri raja Taurmanagara ke-10). Setelah mertuanya dibunuh, Nagajaya berhasil menewaskan sang pembunuh raja tarumanagara itu melalui perkelahian yang sengit. Karena ikatan pernikahan dan jasanya yang besar bagi Tarumangara, maka dia dinobatkan menjadi raja Tarumanagara.

Setelah Nagajaya menjadi raja Tarumanagara, tahta kerajaan Cupunagara diserahkan pada adiknya yang bernama Jayaguna.

Referensi

sunting
  1. ^ Lombard, Denys (2005). Nusa Jawa: Jaringan Asia. Gramedia Pustaka Utama. ISBN 9789796054534. 
  2. ^ "Mandala Cupunagara: cikal Bakal Kerajaan Cupunagara Subang". Diakses tanggal 2018-04-16. 
  3. ^ Kingdom, West Java. "Kerajaan Bawahan Tarumanagara". westjavakingdom.blogspot.co.id. Diakses tanggal 2018-04-16. 
  4. ^ Wolters, O. W. (1999). History, Culture, and Region in Southeast Asian Perspectives (dalam bahasa Inggris). SEAP Publications. ISBN 9780877277255. 
  5. ^ "Kerajaaan Tarumanagara". Artshangkala (dalam bahasa Inggris). 2009-07-17. Diakses tanggal 2018-04-16. 

Templat:Mandala dan Kabuyutan Sunda

Kategori:Naskah Wangsakerta Sunda Sunda Kategori:Kerajaan di Parahyangan Kategori:Sunda Kategori:Sejarah Sunda Kategori:Kosmologi Sunda Kategori:Kerajaan Sunda Galuh Kategori:Kabuyutan