Kosmologi Sunda
Kosmologi Sunda adalah cara pandang filosofis urang Sunda mengenai dirinya, alam lingkungannya dan Tuhannya. Kosmologi Sunda terbentuk dari kata Kosmos, logos dan Sunda. Kata Sunda mengacu tempat dimana Kosmologi ada.
Definisi
suntingDalam pengertian umum, kosmos adalah sistem yang teratur atau harmonis. Kata ini berasal dari istilah Yunani κόσμος (kosmos), secara harfiah berarti "keteraturan" atau "ornamen" dan secara metafora berati "dunia", dan bertentangan dengan konsep kekacauan. Hari ini, kata ini umumnya digunakan sebagai sinonim dari kata pinjaman Latin "Universe" (dipertimbangkan dalam aspek tertibnya). Kata kosmetika berasal dari akar yang sama. Dalam banyak bahasa Slavia seperti Rusia, Bulgaria, dan Serbia, kata Космос (kosmos) juga berarti "angkasa luar". Dalam bahasa Mandarin, kosmos dan alam semesta keduanya diterjemahkan sebagai 宇宙 (yǔzhòu), yang secara harfiah diterjemahkan berarti ruang-waktu (宇 yǔ, "ruang" dan 宙 zhòu "waktu")[1]
Logos berasal dari bahasa Yunani bahasa Yunani logos yang berarti ucapan; pembicaraan; pikiran; akalbudi; kata; arti; studi tentang; pertimbangan tentang; ilmu pengetahuan tentang; alasan pokok mengapa suatu hal adalah apa adanya; prinsip-prinsip dan metode-metode yang digunakan untuk menjelaskan gejala-gejala dalam suatu disiplin tertentu; aspek-aspek di dalam suatu benda yang membuat benda itu dapat kita mengerti; dasar pemikiran tentang suatu hal.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), Kosmologi didefinisikan sebagai:
- ilmu (cabang astronomi yang menyelidiki asal-usul, struktur, dan hubungan ruang waktu dari alam semesta;
- ilmu tentang asal-usul kejadian bumi, hubungannya dengan sistem matahari, serta hubungan sistem matahari dengan jagat raya;
- ilmu (cabang dari metafisika) yang menyelidiki alam semesta sebagai sistem yang beraturan[2]
Logos berarti: ucapan, kata, kata yang mempunyai arti. Kemudian logos berarti arti/makna itu sendiri, konsep, isi pikiran. “kata” batiniah yang menjelma dalam kata lahiriah. Dunia gagasan tidak berada dalam dirinya sendiri, melainkat dalam roh yang berpikir, yang nyata. Demikian pula, struktu inteligen dunia fisik mengandaikan suatu asalmula yang rohani. nyata. Landasan rohani dunia ini (yang mengandung semui gagasan di dalam dirinya sendiri) dalam filsafat kuno juga me nerima nama “logos”.
Filofosi Sunda tentang Kosmologi
suntingEdis S Ekajati menjelaskan bahwa Kosmologi Sunda kuno membagi jagat raya ke dalam tiga alam, yaitu bumi sangkala (dunia nyata, alam dunia), buana niskala (dunia gaib, alam gaib), dan buana jatiniskala (dunia atau alam kemahagaiban sejati). Bumi sangkala adalah alam nyata di dunia tempat kehidupan makhluk yang me miliki jasmani (raga) dan rohani (jiwa). Makhluk demikian adalah yang disebut manusia, hewan, tumbuhan, dan benda lain yang dapat dilihat baik yang bergerak maupun yang tidak bergerak.
Berdasarkan seluruh uraian di atas tampak bahwa konsep kosmologi Sunda Kuno bukan hanya dimaksudkan untuk pengetahuan semata-mata mengenai struktur jagat raya, melainkan lebih ditujukan sebagai media agar kehidupan manusia jelas tujuan akhir-nya, yaitu kebahagiaan dan ketenteraman hidup di buana niskala dan buana jatiniskala yang abadi.
Buana niskala adalah alam gaib sebagai tempat tinggal makhluk gaib yang wujudnya hanya tergambar dalam imajinasi manusia, seperti dewa-dewi, bidadara-bidadari, apsara-apsari, dll. Jumlah dan ragam makhluk tersebut banyak dan bisa bergabung satu dengan lainnya serta berkedudukan lebih tinggi daripada manusia. Buana niskala yang disebut juga kahyangan yang terdiri atas surga dan neraka.
Naskah Kropak 422 menyebutkan Pwah Batari Sri, Pwah Lengkawati, Pwah Wirumananggay, dan Dayang Trusnawati sebagai penghuni buana niskala. Di samping itu, penghuni buana niskala lainnya di antaranya 9 dewi, seperti Dewi Tunyjung Herang, Dewi Sri Tunyjung Lenggang, Dewi Sari Banawati, dan 45 bidadari yang disebutkan namanya, antara lain Bidadari Tunyjung Maba, Bidadari Naga Nagini, Bidadari Endah Patala, Bidadari Sedajati.
Buana jatiniskala adalah alam kemahagaiban sejati sebagai tempat tertinggi di jagat raya. Penghuninya adalah zat Maha Tunggal yang disebut Sang Hyang Manon, zat Maha Pencipta yang disebut Si Ijunajati Nistemen. Zat inilah yang tingkat kegaiban dan kekuasaannya paling tinggi. Dialah pencipta batas, tetapi tak terkena batas. Dengan demikian, tiap-tiap alam mempunyai penghuninya masing-masing yang wujud, sifat, tingkat, dan tugas/kewenangannya berbeda.[3]
Referensi
sunting- ^ "Cosmos - Chinese Buddhist Encyclopedia". www.chinabuddhismencyclopedia.com (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2018-04-02.
- ^ Setiawan, Ebta. "Arti kata kosmologi - Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Online". kbbi.kemdikbud.go.id. Diakses tanggal 2018-04-02.
- ^ Ekajati, Edi S. Menguak Konsep Kosmologi Sunda Kuna di harian Pikiran Rakyat tertanggal 2 Juni 2005