Wikipedia:Artikel pilihan/Usulan/Tari Tumbu Tanah
Usulan ini merupakan bagian dari Wiki Jelajah dan berlangsung selama dua minggu. Artikel ini diterima sebagai AP setelah mendapatkan 1 komentar komprehensif dan 3 komentar lainnya. Mimihitam 14 Mei 2019 17.11 (UTC)
- Diskusi di bawah adalah arsip dari pengusulan artikel pilihan. Terima kasih atas partisipasi Anda. Mohon untuk tidak menyunting lagi halaman ini. Komentar selanjutnya dapat diberikan di halaman pembicaraan artikel.
Artikel ini disetujui.
- Pengusul: Fandy Aprianto Rohman (b • k • l) · Status: Selesai
Artikel ini saya usahakan agar dapat menjelaskan garis besar salah satu tarian khas masyarakat Arfak. Sebagai salah satu misi artikel Wiki Jelajah, menurut saya isinya sudah dilengkapi dengan rujukan-rujukan akademis. Saya meminta tambahan saran dari para pembaca sekalian. Fandy Aprianto Rohman (bicara) 2 Mei 2019 14.00 (UTC)
Komentar dari Mimihitam
suntingAku sudah baca seluruh artikelnya, dan aku Mendukung pencalonan artikel ini sebagai AP. Salam. Mimihitam 12 Mei 2019 18.18 (UTC)
Paragraf pembuka
sunting- Pastikan kalau paragraf pembuka merangkum isi dari artikelnya, jadi paragraf pembukanya sepertinya perlu diperkaya sedikit
- Sudah dikerjakan
- " sedangkan masyarakat di wilayah Sorong menyebutnya dengan nama tari Srar." Masyarakat yang mana? Maksudnya masyarakat kotanya yang sudah banyak transmigran, atau suku tertentu yang mendiami daerah Sorong?
- Sudah dikerjakan
- Informasi ini tidak ada di tubuh artikel, jadinya tidak ada rujukannya
- Sudah dikerjakan
- Pegunungan Arfak bukannya lebih dekat ke Manokwari ya?
- Sudah dikerjakan
- Sebentar, kalau tarian ini merupakan tari tradisional khas Pegunungan Arfak, kok di paragraf pembuka malah ada keterangan kalau di wilayah Papua yang lain juga ada? Mungkin bisa dihapus saja karena tidak ada rujukannya, dan ganti dengan konten yang merangkum isi artikelnya
- Sudah dikerjakan
Asal-usul
sunting- Setelah membaca bagian ini, aku jadi bertanya-tanya, Mbihima itu nama dari mana ya? Soalnya dari antara suku-suku yang mempraktikkan tari ini, tidak ada yang menyebutnya Mbihima.
- Sudah dikerjakan
- " Untuk mempermudah penyebutan tarian ini, mereka menggunakan bahasa Indonesia untuk menyebut tarian masyarakat Arfak tersebut dengan nama tari Tumbu Tanah agar dapat dikenal oleh masyarakat lain di luar keempat sub-suku itu." --> kok tidak nyambung dengan kutipan yang dipakai dari Assa dan Hapsari (2015), hlm. 35: "Tidak dapat disangkal bahwa akibat kontak dengan budaya lainnya, terutama dengan mereka yang senantiasa menggunakan bahasa Indonesia sangat mempengaruhi masyarakat Arfak untuk dapat menggunakan bahasa Indonesia, khususnya dialek Melayu Timur....."
- Sudah dikerjakan
- "tari Tumbu Tanah tidak terlepas dari mitologi asal-usul masyarakat Arfak mengenai cerita "Legenda Jambu Mandatjan" --> masih terlalu mirip dengan kalimat di buku yang dikutip, mohon diparafrase
- Sudah dikerjakan
- "Masyarakat suku Hattam menyebutnya dengan nama Ibihim, sedangkan suku Moile menyebutnya dengan nama Isim. Adapun suku Meyakh menyebut tari Tumbu Tanah dengan nama Mugka dan suku Sough menyebutnya dengan nama Manyohora" --> kok persis dengan kutipan dari Kondologit dan Sawaki (2016), hlm. 96? Mohon diparafrase
- Sudah dikerjakan
- Kalimat yang ini: "Kelompok yang bergerak menuju ke daerah Anggi selanjutnya menurunkan masyarakat Arfak berbahasa Sough, sedangkan kelompok yang bergerak ke arah timur laut menuju ke Minyambouw menurunkan masyarakat Arfak berbahasa Hattam. ", kok persis dengan kutipan dari Kondologit dan Sawaki (2016), hlm. 43? Mohon untuk diparafrase.
- Sudah dikerjakan
Gerak dasar
sunting- "Adapun lagu yang dinyayikan dalam tari Tumbu Tanah harus berbau lagu pujian kepada Tuhan" --> apakah masyarakat Arfak sebelum kedatangan misionaris sudah mengenal yang namanya "Tuhan" atau malah menganut kepercayaan animis? Soalnya kalau menganut kepercayaan animis, rasanya penggunaan kata "Tuhan" di sini seperti ekstrapolasi dari penganut agama monoteistik. Apalagi saat aku lihat kutipan di rujukan yang dipakai, tidak disebutkan "Tuhan" di situ.
- Sudah dikerjakan
- "Gerakan ini biasanya dilakukan pada pertengahan lagu, dimana kedua kaki para penari menjadi kekuatan untuk melompat." --> bentuk dimana tidak baku, mohon dirumuskan ulang
- Sudah dikerjakan
- "Perbedaan dasar dalam tari Tumbu Tanah terletak pada pasangan tari, lagu yang dinyanyikan, serta tujuan tarian. " --> persis dengan kalimat yang dikutip, mohon diparafrase
- Sudah dikerjakan
- "Tumbu Tanah hanya mengenal dua gerak dasar, yaitu bihim ifiri kai cut (melompat sambil menghentakkan kaki di tanah) dan yam (bergandengan tangan)" --> ini juga sama persis, mohon untuk diparafrase, contoh "Terdapat dua gerak dasar dalam tarian umbu tanah, yakni..."
- Sudah dikerjakan
- "Maksud gerakan ini selalu dimulai pada pertengahan lagu adalah agar para penari tidak terlalu capek. Satu lagu dalam tari Tumbu Tanah biasanya berlangsung selama 3-5 menit" --> ini juga sama persis. Lagipula "capek" itu tidak baku, seharusnya jadi "lelah"
- Sudah dikerjakan
Formasi
sunting- " Formasi ini dimulai dengan dop (penari yang menjadi pemimpin) mengambil tempat di bagian depan dari para penari lain, dimana dia menyanyikan diun" ---> bentuk dimana tidak baku, mohon dirumuskan ulang
- Sudah dikerjakan
- "Hal menarik dalam formasi terakhir ini yaitu apabila jumlah penari lebih dari 10 orang" --> "hal menarik" adalah bahasa majalah, kurang cocok untuk ensiklopedia, mungkin bisa diganti jadi padanan yang lebih dingin.
- Sudah dikerjakan
- "memiliki makna simbol yang berhubungan dengan sistem religi dan sosial dari lingkungan tempat tinggalnya" --> terlalu mirip dengan kutipan aslinya, mohon diparafrase
- Sudah dikerjakan
Lagu pengiring
sunting- Sebelumnya aku sudah angkat soal penggunaan kata "Tuhan" yang mungkin merupakan ekstrapolasi monoteistik. Terima kasih karena sudah diganti di bagian ini sebelum diminta, sekarang sudah menjadi lebih akurat penggunaan istilahnya
- Sudah dikerjakan
- Aku melakukan sedikit copyedit di bagian ini, silakan diubah kalau misalkan ada yang kurang tepat
- Sudah dikerjakan
Alat musik
sunting- Aku melakukan sedikit copyedit di bagian ini, silakan diubah kalau misalkan ada yang kurang tepat
- Sudah dikerjakan
Aksesoris
sunting- Aku melakukan sedikit copyedit di bagian ini, silakan diubah kalau misalkan ada yang kurang tepat
- Sudah dikerjakan
Sumber
sunting- Banyak sumber berita yang sebenarnya tidak diperlukan karena rujukan utamanya dari buku-buku yang dikutip di bawah, jadi bisa dihapus saja.
- Sudah dikerjakan Ada beberapa yang telah saya hapus. Kalau masih ada yang tidak diperlukan lagi nanti akan saya hapus.
- Terima kasih banyak karena sudah memasukkan kutipan dari bukunya untuk memudahkan crosscheck, tapi mohon agar kalimat-kalimat yang persis/terlalu mirip dengan kutipannya untuk diparafrase. Hati-hati juga dengan close paraphrasing
- @Mimihitam Terima kasih juga mas atas tinjauannya. Seperti yang telah saya jelaskan sebelumnya mas, artikel yang saya buat sebenarnya sudah berusaha saya parafrase, namun beberapa kalimat di buku itu malah aneh dibaca. Hal ini yang membuat saya sebelumnya menuliskan kutipan di rujukan itu sama dengan yang ada di alinea. Kutipan di rujukan saat ini sudah saya samakan persis dengan yang ada di buku, termasuk tanda bacanya. Untuk kutipan yang tidak ada tanda (...) itu maksudnya satu alinea. Mungkin, kalau masih ada yang masih mirip silahkan ditinjau kembali.
Terima kasih atas penjelasannya. Parafrasenya sudah OK kalau begitu. Mimihitam 12 Mei 2019 18.12 (UTC)
- Aku lihat sumbernya sudah akademis semua, good job! Mimihitam 12 Mei 2019 18.23 (UTC)
Komentar dari HaEr48
suntingDari segi hak cipta
suntingMenurut kebijakan Wikipedia (Wikipedia:Plagiarisme) sumber yang berhak cipta tidak diperbolehkan disalin-tempel ke Wikipedia. Hal ini dilarang keras, dan walaupun sumbernya ditulis lengkap pun tetap tidak boleh (banyak penulis yang sering salah paham soal ini). Bahkan mengganti beberapa kata dengan sinonim pun(ini namanya close paraphrasing) merupakan hal yang harus dihindari. Yang benar itu menulis/merangkum apa yang Bung baca dengan kata-kata sendiri. Aku lihat beberapa bagian sangat mirip bahkan persis dengan sumbernya, misal:
- "Kelompok yang bergerak menuju ke daerah Anggi selanjutnya menurunkan masyarakat Arfak.."
- Sudah dikerjakan
- "Sejak masa lalu, ampiaba dan tebor tidak dapat dipisahkan dari kehidupan seorang laki-laki Papua," (mengganti kata busur dan panah dengan padanan kata ampiaba dan tebor tidak cukup)
- Sudah dikerjakan
- "Nilai sosial dapat dilihat ketika tari Tumbu Tanah.."
- Sudah dikerjakan
- "Secara religius, tari Tumbu Tanah dilakukan sebagai ungkapan rasa syukur kepada para leluhur..."
- Sudah dikerjakan
- "Kegiatan inilah yang digunakan oleh masyarakat Arfak sebagai ajang untuk menunjukkan kemampuan..." (mengganti "kegiatan cintakuek" dengan "kegiatan inilah" tidak cukup)
- Sudah dikerjakan
Karena aku baru periksa sedikit sudah ketemu banyak kasus seperti ini, aku khawatir kalau-kalau ini masalah yang sistematis di artikel ini. Tolong artikelnya ditinjau ulang dan untuk sumber yang berhak cipta, hal-hal yang seperti ini ditulis dengan kata-kata sendiri. Harap maklum hal ini sifatnya wajib, karena sudah menyangkut kebijakan Wikipedia secara global dan juga agar sesuai dengan hukum-hukum yang berlaku. HaEr48 (bicara) 2 Mei 2019 23.04 (UTC)
- @HaEr48 Terima kasih mas atas tinjauannya. Seperti yang saya jelaskan kepada @Mimihitam, artikel yang saya buat sebenarnya sudah berusaha saya parafrase, namun beberapa kalimat di buku itu malah aneh dibaca. Hal ini yang membuat saya sebelumnya menuliskan kutipan di rujukan itu sama dengan yang ada di alinea. Kutipan di rujukan saat ini sudah saya samakan persis dengan yang ada di buku, termasuk tanda bacanya. Untuk kutipan yang tidak ada tanda (...) itu maksudnya satu alinea. Mungkin, kalau masih ada yang masih mirip silahkan ditinjau kembali.
Komentar dari RXerself
suntingSedikit saja karena saya baru baca sekilas juga. Bab "Asal-usul" apa bisa diganti "Sejarah" saja? Karena bab "Sejarah" sudah lazim dipakai di artikel Wikipedia untuk mencakup etimologi dan mitologi juga. Bab "Aksesoris" apa bisa dibuat daftar saja pakai *
daripada dibuat subbab-subbab agar lebih rapi. Begitu pula pada bab "Nilai", subbab "Sosial", "Religius", dan "Ekonomi" sebaiknya tidak dijadikan subbab tapi langsung tulis saja. Kalau saya tulis mungkin bakal malah saya satukan jadi satu paragraf karena kalimatnya sedikit-sedikit. Itu dulu. Terima kasih. RXerself (bicara) 3 Mei 2019 07.12 (UTC)
- Sudah dikerjakan
Komentar dari Hanamanteo
sunting- Umum
- Saya perhatikan penulisan subbagian masih ada terjemahannya dalam bahasa Indonesia, padahal tidak perlu karena membuat penulisan menjadi lebih panjang. Jadi, tidak perlu menulis "Bihim ifiri kai cut (melompat sambil menghentakkan kaki di tanah)", cukup "Bihim ifiri kai cut" sembari menjelaskan artinya di isi subbagian.
- Sudah dikerjakan
- Bisa jelaskan Anda menulis format
<code>'''*'''</code>
di dalam artikel? Format tersebut dapat mengganggu pemandangan artikel sehingga artikel terkesan memiliki masalah penulisan.- Sudah dikerjakan
- Rujukan
- Untuk menulis catatan kaki yang terdiri dari 2 penulis atau lebih seperti Kondologit & Sawaki (2016), gunakan format
{{sfn|Kondologit|Sawaki|2016}}
, bukan{{sfnref|Kondologit dan Sawaki|2016}}
.- Sudah dikerjakan
- Diskusi di atas adalah arsip. Terima kasih atas partisipasi Anda. Mohon untuk tidak menyunting lagi halaman ini. Komentar selanjutnya dapat diberikan di halaman pembicaraan artikel.