Waduk Jatibarang

danau di Indonesia

Waduk Jatibarang merupakan sebuah waduk yang terletak di Kecamatan Gunungpati, Kota Semarang. Pembangunan waduk ini selesai setelah sekitar empat tahun pembangunan dan memulai proses pengisian air pada tanggal 5 Mei 2014 bertepatan dengan Hari Air Dunia Ke-22 oleh Menteri Pekerjaan Umum, Djoko Kirmanto, bersama Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, dan Kepala Balai Besar Wilayah Sungai Pemali Juana, Imam Santoso.

Waduk Jatibarang
Waduk Jatibarang di Indonesia
Waduk Jatibarang
Letak Waduk Jatibarang
NegaraIndonesia
LokasiSemarang, Jawa Tengah
Koordinat7°02′12″S 110°21′01″E / 7.03667°S 110.35028°E / -7.03667; 110.35028
StatusBeroperasi
Mulai dibangun15 Oktober 2009
PemilikBalai Besar Wilayah Sungai Pemali Juana

Waduk Jatibarang mulai resmi beroperasi pada tanggal 11 Mei 2015. Peresmian tersebut dilakukan oleh Direktur Jenderal Sumber Daya Air, Mudjiadi bertepatan dengan peringatan Hari Air Dunia Ke-23 Tingkat Provinsi Jawa Tengah.

Waduk Jatibarang mempunyai daya tampung 20,4 juta meter kubik.[1] Selain untuk mengatasi masalah banjir, waduk ini juga menjadi salah satu destinasi objek wisata Semarang karena di tengah waduk ini terdapat pulau kecil yang di dalamnya terdapat objek wisata lain yaitu Goa Kreo.

Fungsi

sunting

Seperti waduk lainnya, waduk Jatibarang yang berlokasi di Kelurahan Kandri, Kecamatan Gunungpati, Kota Semarang ini pun memiliki fungsi utama yaitu pengendali banjir di Kota Semarang. Menteri Pekerjaan Umum Djoko Kirmanto mengatakan, waduk Jatibarang, merupakan sarana proyek Kementerian Pekerjaan Umum yang menjadi tugas pokok PU.[2] Ide pembentukan bendungan Jatibarang sendiri adalah karena adanya banjir di Kota Semarang pada 1973, 1988, 1990, dan 1993 yang sempat menimbukan korban jiwa. Barulah, pada 1992 - 1993 master plan pembuatan waduk serba guna yang dialiri air dari Kali Kreo itu terbentuk.

Selain untuk pengendali banjir, pembangunan waduk juga berfungsi menyediakan air baku di wilayah Kota Semarang Barat, yakni sebesar 1.050 liter/detik. Fungsi lain adalah meningkatkan kelestarian fungsi konservasi di Daerah Aliran Sungai (DAS).

Waduk yang dibangun dengan biaya Rp 655 miliar oleh Japan International Cooperation Agency (JICA) itu juga difungsikan sebagai Pembangkit Listrik Mikro Hidro (PLTMH) berkapasitas 1,5 kW.[3]

Rujukan

sunting

http://www.venomku.com/2015/02/jatibarang-reservoir-new-tourist.html

Pranala luar

sunting