Tetumbuhan runjung atau konifer (Pinophyta atau Coniferae) adalah sekelompok tumbuhan berbiji terbuka (Gymnospermae) yang memiliki runjung ("cone") sebagai organ pembawa biji. Kelompok ini sekarang ditempatkan sebagai divisio tersendiri setelah diketahui bahwa pemisahan Gymnospermae dan Angiospermae secara kladistik adalah polifiletik.[1]. Contoh tumbuhan runjung antara lain aras, cemara-douglas, perau, cemara perak, arar, damar, lorik, tusam, hemlok, kayu merah, separ, melur, sempilor, jamuju dan tampinur.

Tumbuhan runjung (Pinophyta)
Rentang waktu: KarbonSekarang
Klasifikasi ilmiah Sunting klasifikasi ini
Kerajaan: Plantae
Klad: Tracheophyta
Klad: Gymnospermae
Divisi: Pinophyta
Kelas: Pinopsida
Subkelas, ordo, dan famili

Kurang lebih ada 550 spesies anggotanya, dengan bentuk berupa semak, perdu, atau pohon. Kebanyakan anggotanya memiliki tajuk berbentuk kerucut dan memiliki daun yang memanjang (lanset) atau berbentuk jarum (sehingga dikenal juga sebagai tumbuhan berdaun jarum). Bentuk daun semacam ini dianggap sebagai adaptasi terhadap habitat hampir semua anggotanya yang banyak dijumpai di wilayah bersuhu relatif sejuk, seperti sekeliling kutub (circumpolar) atau di dataran tinggi.

Persebaran dan habitat

sunting
 
Runjung (strobilus) adalah salah satu ciri khas Pinophyta.

Tumbuhan runjung kebanyakan tersebar di daerah yang memiliki iklim sedang. Bentuk daun runjung yang sempit sangat adaptif dengan suhu yang rendah yang menjadi ciri khas daerah tersebut.

Di daerah tropika hanya beberapa jenis yang tumbuh di alam dan secara alami menyukai daerah pegunungan yang sejuk. Di Indonesia terdapat beberapa perwakilannya, seperti tusam sumatra (Pinus merkusii), sejumlah Araucariaceae seperti damar (Agathis alba)dan damar laki-laki (Araucaria cunninghamii), serta beberapa Podocarpus.

Ekologi

sunting

Penanaman

sunting

Tumbuhan runjung, terutama Abies (cemara), Cedrus, Chamaecyparis lawoniana (cemara Lawson), Cupressus, juniper, Picea, Pinus, Taxus, Thuja (cedar) telah menjadi subjek seleksi untuk tujuan hiasan. Tanaman dengan kebiasaan pertumbuhan, ukuran, dan warna yang tidak biasa diperbanyak dan ditanam di taman dan kebun di seluruh dunia.

Kepentingan ekonomi

sunting

Kayu lunak yang berasal dari tumbuhan runjung memiliki nilai ekonomi yang besar yang berperan dalam 45% produksi kayu tahunan dunia. Kegunaan lain dari kayu ini termasuk untuk produksi kertas[2] dan plastik dari pulp kayu yang diolah secara kimia. Beberapa tumbuhan runjung juga menyediakan makanan seperti kacang pinus dan buah juniper yang digunakan untuk perasa pada gin.

Galeri gambar

sunting

Referensi

sunting
  1. ^ Silalahi, Marinan. (2014). Bahan Ajar Taksonomi Tumbuhan Tinggi. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Kristen Indonesia. 20.
  2. ^ "Coniferous Wood - an overview | ScienceDirect Topics". www.sciencedirect.com. Diakses tanggal 2024-12-14.