Tipe 3 Chi-Nu

tank medium Jepang

Tank medium Tipe 3 Chi-Nu (三式中戦車 チヌ, San-shiki chū-sensha Chi-nu) ("Tank medium Model 10 Tahun Kekaisaran 2603 ") adalah sebuah Tank medium dari Angkatan Darat Kekaisaran Jepang dalam Perang Dunia II. Seperti halnya Tipe 1 Chi-He, tank ini adalah Tipe 97 Chi-Ha yang ditingkatkan performanya. Tank ini menggunakan Meriam tank 75 mm Tipe 3, salah satu meriam tank terbesar Jepang selama perang.

Tank Tipe 3 Chi-Nu

Negara asal Kekaisaran Jepang
Sejarah produksi
Tahun 1943
Diproduksi 1944–1945
Jumlah produksi 144 hingga 166[1][2]
Spesifikasi
Berat 19 ton[3]
Panjang 5,64 m (18 ft 6 in)
Lebar 2,41 m (7 ft 11 in)
Tinggi 2,68 m (8 ft 10 in)
Awak 5

Perisai 20–50 mm[4]
Senjata
utama
Meriam tank 75 mm Tipe 3 (L/38)[4]
(Penetrasi perisai: 90 mm pada 100 m, 65 mm pada 1,000 m)
Senjata
pelengkap
1 x 7,7 mm senapan mesin Tipe 97[4]
Jenis Mesin Mitsubishi Type 100
21,7 L V-12 - mesin diesel
240 hp (179 kW) pada 2.000 rpm

(12,63 hp/ton)

Daya jelajah 210 km (130 mi)
Kecepatan 39 km/h (24 mph)

Chi-Nu tidak pernah mengalami pertempuran selama perang. Semua unit yang diproduksi dialokasikan untuk pertahanan Tanah Air Jepang dalam mengantisipasi invasi Sekutu.

Sejarah dan pengembangan

sunting
 
Lini produksi tank Tipe 3 Chi-Nu, 1945

Pada saat pecahnya Perang Pasifik, tank medium Tipe 97 Chi-Ha dan desain tank ringan Tipe 95 Ha-Go menjadi andalan unit-unit lapis baja Angkatan Darat Kekaisaran Jepang. Ketika perang berlangsung, tank-tank ini mulai menghadapi tantangan signifikan yang ditimbulkan oleh tank-tank Sekutu. Dalam Kampanye Burma dan Filipina, daya tembak 57 meriam mm yang dipasang pada Tipe 97 terbukti tidak memadai dalam menghadapi tank Sekutu. Oleh karena itu, Tentara Kekaisaran Jepang mengembangkan meriam tank 47 mm Tipe 1, yang menggunakan peluru dengan daya ledak yang lebih ringan tetapi memiliki daya tembus lapis baja yang lebih besar. Meriam ini dipasang pada tank medium Tipe 97 Shinhoto Chi-Ha dan Tipe 1 Chi-He.[5]

Pada tahap akhir perang, sejumlah besar tank M4 Sherman Amerika tiba di garis depan dan meningkatkan tekanan pada pasukan lapis baja Jepang. Markas Umum Kekaisaran (大本 営 Daihon'ei) memutuskan untuk mengembangkan tank medium baru untuk melawan ancaman musuh serta pengganti untuk Tipe 97.[6]

Biro Teknis Angkatan Darat telah mengerjakan tank medium Tipe 4 Chi-To sebagai penangkal M4 Sherman, tetapi ada masalah dan keterlambatan dalam program tersebut. Akibatnya, tank pengganti sementara dibutuhkan. Maka kemudian tank menengah Tipe 3 Chi-Nu dikembangkan untuk mengatasi M4 Sherman.[7] Pekerjaan pada Tipe 3 Chi-Nu dimulai pada Mei 1943 dan selesai pada bulan Oktober. Prioritas rendah yang diberikan untuk produksi tank pada tahun 1943 berarti bahwa Tipe 3 tidak akan benar-benar memasuki produksi setidaknya sampai tahun 1944, ketika bahan baku menjadi sangat langka, dan banyak infrastruktur industri Jepang telah dihancurkan oleh pengeboman strategis Amerika.[8]

Sebanyak 144 hingga 166 unit diproduksi hingga akhir perang.[1] Tipe 3 Chi-Nu adalah tank terakhir yang dikerahkan oleh angkatan bersenjata Kekaisaran Jepang, dan masih dalam produksi pada akhir perang.[7]

Rencangan

sunting

Perisai dan perlindungan

sunting
 
Tampilan samping Tipe 3 Chi-Nu

Tipe 3 Chi-Nu mempertahankan sasis dan suspensi yang sama dari Tipe 1 Chi-He, tetapi dengan penambahan cincin kubah yang diperbesar untuk kubah meriam heksagonal besar yang baru dengan kubah komandan.[3] Chi-Nu adalah desain terakhir yang didasarkan langsung pada rancangan Tipe 97.[9] Armor paling tebal yang digunakan adalah 50 mm di lambung depan, terdapat pula lapisan 25 mm di kubah, 25 mm di sisi dan 20 mm di dek belakang.[4]

Persenjataan

sunting
 
Tipe 3 Chi-Nu selama proses perakitan, menunjukkan transmisi dan kontrol yang dipasang sebagian

Persenjataan utama dari Tipe 3 Chi-Nu adalah Meriam tank 75 mm Tipe 3. Meriam ini dapat ditinggikan antara -10 dan +25 derajat. Menembakkan peluru pada kecepatan 680 m/s (2.200 ft/s) memberi penetrasi perisai 90 mm (3,5 in) pada jarak 100 m (110 yd) dan 65 mm (2,6 in) pada jarak 1.000 m (1.100 yd).[10][11] Persenjataan sekunder adalah senapan mesin Tipe 97.[4]

Mobilitas

sunting

Chi-Nu memiliki mesin yang sama seperti Tipe 1 Chi-He, menghasilkan 240 hp dan kecepatan tertinggi 39 km/h.[12]

Penggunaan

sunting

Tipe 3 Chi-Nu dialokasikan ke pulau-pulau Jepang untuk mempertahankan diri dari serangan Sekutu yang diperkirakan akan terjadi. Tank-tank ini akan menjadi bagian dari "Mobile Shock Force" yang akan digunakan untuk serangan balik terhadap invasi Sekutu.[13] Ketika Jepang menyerah sebelum invasi itu, Tipe 3 tidak pernah digunakan dalam operasi tempur manapun.[14] Divisi Tank ke-4 yang berbasis di Fukuoka, Kyushu memiliki jumlah yang "signifikan" dari tank-tank Chi-Nu Tipe 3 yang diproduksi di depotnya pada akhir perang.[15]

Yang selamat

sunting

Satu tank medium Tipe 3 yang masih ada dipajang di Sekolah Pelatihan Senjata Militer Angkatan Darat Jepang di Tsuchiura, Ibaraki, Jepang.

Varian

sunting
  • Purwarupa Tipe 3 Chi-Nu Kai

Sebuah "rencana modifikasi" untuk Chi-Nu adalah peningkatan daya tembak dengan memasang meriam tank 75 mm Tipe 5 (L/56.4) dan kubah meriam Tipe 4 Chi-To.[16] Status pasti tentang perkembangan purwarupa Chi-Nu Kai tidak diketahui.

Lihat pula

sunting

Tank dengan peran, kinerja, dan era yang sebanding

sunting

Referensi

sunting

Pranala luar

sunting