Tintin dan Alpha-Art

(Dialihkan dari Tintin dan Alph-Art)

Tintin dan Alpha-Art (Bahasa Prancis: Tintin et l'alph-art) adalah buku ke-24 dan terakhir dari seri Petualangan Tintin, yang diciptakan oleh artis komik Belgia Hergé. Buku ini sangat berbeda dengan buku-buku sebelumnya dalam hal alur cerita dan topik, termasuk di dalamnya gaya cerita, karena Hergé telah kehilangan semangat untuk membuat cerita-cerita baru lagi dalam serial Tintin.

Tintin dan Alpha-Art
Informasi Umum
Judul Asli(Prancis) Tintin et l'Alph-Art
Terbit pertama1983
Album ke24 atau terakhir
LokasiBelgia
Halaman62 (Berwarna)
Informasi dari Terbitan Gramedia
Terbit pertamaJanuari, 2009
Gramedia CodeGM 310.08.0
Urutan ceritanya
SebelumTintin dan Picaros

Hergé mengerjakan buku terakhir ini hingga wafatnya pada tahun 1983, dan buku ini diterbitkan setelah ia meninggal (biarpun statusnya masih belum selesai) pada tahun 1986 oleh Casterman yang berkerja-sama dengan La Fondation Hergé, dan diterbitkan ulang pada tahun 2004 dengan material tambahan.

Sejarah

sunting

Pada tahun 1976, beberapa bulan setelah terbitnya buku Tintin dan Picaros, Hergé memberitahu Numa Sadoul, seorang jurnalis dan penulis, bahwa ia sedang memikirkan petualangan Tintin berikutnya - mengambil tempat seluruhnya di sebuah ruang tunggu keberangkatan bandar udara. Ide ini pada akhirnya ditinggalkan, dan pada tahun 1978, ia memutuskan untuk menulis cerita dengan mengambil latar belakang dunia seni modern (modern art).

Hergé telah mulai jenuh dengan ciptaannya itu. Di bawah tekanan pada dirinya untuk menciptakan cerita-cerita petualangan baru dan sebagai usaha untuk membangkitkan kembali kecintaannya pada penulisan dan penggambaran Petualangan Tintin, Hergé memilih untuk menggabungkan kecintaannya pada karya seni agung (avant-garde) ke dalam alur ceritanya. Ia terinspirasi oleh perjalanan karier kriminal Fernand Legros dan Elmyr de Hory dalam hal lukisan-lukisan palsu, dan menggabungkannya dengan elemen yang lain, yaitu sebuah sekte kepercayaan baru dan gurunya yang palsu. Ia berencana untuk menampilkan Rastapopoulos sebagai penjahat utama, tetapi menurut Harry Thompson, ia meninggalkan ide tersebut pada tahun 1980 ketika ia memperkenalkan unsur seni alfabet (the alphabet art).

Alur Cerita

sunting

Cerita dimulai dengan Kapten Haddock mendapatkan mimpi buruk dikunjungi oleh Bianca Castafiore yang memaksanya untuk meminum "obat"-nya (sebotol whisky Loch Lomond). Ketika ia menolaknya, akibat peristiwa yang terjadi di buku sebelumnya, Bianca Castafiore berubah menjadi makhluk burung raksasa dan kemudian menyerang Kapten Haddock. Untungnya, Tintin berhasil membangunkan temannya itu. Kebetulan, Tintin kemudian menerima telepon dari Bianca Castafiore yang asli yang memberitahu bahwa dirinya sedang berada di Belgia selama beberapa hari. Penyanyi itu juga mengatakan mengenai seorang pria yang sedang bersamanya, Endaddine Akass, yang adalah seorang paranormal yang terkenal.

Berkas:Tintin akass legros.jpg
Perbandingan sketsa tokoh Endaddine Akass dan foto asli Fernand Legros.

Ketika sedang berada di kota, Kapten Haddock melihat Castafiore di jalan, dan untuk menghindarinya, sang kapten berlari masuk ke Galeri Fourcart, bertemu dengan pelukis besar Ramó Nash dan pemilik galeri, Henri Fourcart. Henri menunjukkan ketertarikannya untuk bertemu dengan Tintin. Haddock kemudian membeli sebuah huruf "H" yang terbuat dari kaca acylic (Personalph-Art).

Kembali ke Marlinspike Hall, Kapten Haddock dan Tintin menonton berita bahwa teman lama mereka, Emir Ben Kalish Ezab, berencana untuk membeli Puri Windsor dari pemerintah Inggris dan Beaubourg Centre (Pompidou). Berita ini dilanjutkan dengan laporan mengenai kematian yang mencurigakan dari seorang ahli seni Jacques Monastir yang diduga tenggelam di lepas pantai Ajaccio.

Esok paginya, Tintin mendengar berita bahwa Henri Fourcart tewas dalam sebuah kecelakaan mobil. Tintin mengunjungi Galeri Fourcart untuk, sebagai wartawan, menanyakan beberapa hal. Ia ditemui oleh Martine Vandezande, asisten galeri, yang mendiskusikan kematian pemilik galeri tersebut. Perbincangan mereka ini direkam oleh perekam pita yang tersembunyi dibawah meja kasir. Tintin kemudian mendatangi Garage de l'Avenir di Leignault di mana seorang montir memberitahunya di mana Henri Fourcart mengalami kecelakaan. Tintin pergi ke tempat yang ditunjukkan itu dengan mengendarai sepeda motornya saat ia dibuntuti oleh sebuah mobil Mercedes hitam. Dalam kejar-kejaran ini Tintin menyadari bahwa Henri Fourcart ternyata dibunuh, bukan kecelakaan mobil seperti yang terlihat. Usaha pembunuhan terhadap Tintin gagal terjadi. Ia kembali ke Marlinspike Hall dan menceritakan kejadian yang menimpanya hari itu pada Kapten Haddock.

Pagi berikutnya Tintin datang kembali ke galeri dan menuduh Nona Vendezande menghubungi orang-orang yang menyerangnya sehari sebelumnya bahwa ia akan pergi ke Leignault. Ketika perempuan itu menangis, Tintin menyadari bahwa ia benar-benar jujur tidak terlibat di dalamnya. Kemudian, Tintin terlibat dalam pembicaraan singkat dengan Nyonya Laijot, seorang akuntan, sebelum meninggalkan galeri.

Dalam perjalanan, Tintin melihat sebuah poster di jalan yang mengiklankan konferensi "Kesehatan dan Tenaga Magnet" yang diselenggarakan oleh Endaddine Akass. Paranormal itu tampak dalam poster sedang mengenakan liontin yang mirip dengan yang dikenakan Nona Vendezande. Malamnya, Tintin dan Kapten Haddock mengunjungi konferensi tersebut di mana mereka bertemu dengan Thomson dan Thompson serta Tuan Sakharine (tokoh dari buku Rahasia Kapal Unicorn). Dalam konferensi itu, Kapten Haddock mengganggu jalannya sesi acara tersebut karena terbatuk-batuk, sementara Tintin mengenali suara Akass sebagai suara orang yang pernah dikenalnya, tetapi tidak dapat merujuk dengan pasti siapa orang itu.

Tintin dan Kapten Haddock kemudian bertemu dengan Nona Vandezande saat ia meninggalkan konferensi tersebut. Tintin berkata bahwa dirinya mulai bisa mereka-reka apa yang sedang terjadi. Esok paginya ia memberitahu Nona Vandezande mengenai rencananya untuk mengungkap siapa penjahat sebenarnya.

Pada malam harinya, Tintin tiba di sebuah pabrik tua Fréaux, membawa sebuah lampu merah. Seorang informan yang ia telah rencanakan untuk bertemu menunjukkan keberadaannya dengan menyalakan lampunya. Tintin menyalakan lempunya untuk membalas kode tersebut tetapi tiba-tiba ia ditembaki oleh orang tak dikenal. Ia berhasil lolos dan akhirnya berhasil menyergap dua orang yang menyerangnya. Namun, saat meminta mereka untuk menyerah, Tintin diserang balik dan dipukul kepalanya, menyebabkan Tintin jatuh pingsan. Ketika ia siuman, Tintin telah berada di rumah sakit dengan Kapten Haddock berada di samping tempat tidurnya. Tintin menjelaskan bahwa ada mikro-transmitter di dalam liontin yang dikenakan Nona Vandezande, dan menyimpulkan bahwa hubungan gelombang komunikasi tersebut pastilah dalam jarak dekat.

Esok paginya Tintin berangkat menuju Galeri Fourcart (bertentangan dengan perintah dokter untuk istirahat) dan mengunjungi tiap-tiap penyewa apartemen di kompleks apartemen di mana galeri tersebut berada. Ia mengunjungi mereka dengan samaran sedang melakukan survei mengenai tenaga surya. Tintin mengenali salah satu dari mereka sebagai asisten Akass dalam konferensi yang ia hadiri. Orang tersebut mengusir Tintin dan kemudian menelepon seseorang sembari mengatakan "Tintin harus dibereskan".

Hari berikutnya Tintin sedang bersepeda-motor menuju ke kawasan Marlinspike Hall ketika tiba-tiba beberapa orang dalam sebuah mobil mengejarnya. Mereka menembaki Tintin yang menyebabkan sepeda motor tersebut selip keluar dari jalanan dan menabrak sebuah pohon. Orang-orang itu kemudian memeriksa apakah Tintin telah terbunuh namun tidak dapat menemukan tubuhnya.

Kapten Haddock yang mendengar suara-suara tembakan tiba di tempat kejadian dengan mobilnya. Tintin turun dari tempat persembunyiannya: di balik dedaunan pohon yang lebat. Tintin, Kapten Haddock dan Profesor Calculus kemudian duduk berdiskusi di sekeliling sebuah meja. Tintin menyimpulkan bahwa semua kejadian yang terjadi belakangan ini berhubungan seputar Endaddine Akass, dan mereka harus mengetahui lebih banyak mengenai diri paranormal tersebut. Teringat akan perbincangan telepon dengan Bianca Castafiore, Tintin memutuskan untuk pergi ke Pulau Ischia di mana Akass memiliki sebuah rumah peristirahatan.

Saat tiba disana, Tintin, Snowy dan Kapten Haddock mengendap-endap memperhatikan rumah peristirahatan Akass tersebut. Mereka kemudian melihat Ramó Nash. Selesai menyelidiki rumah peristirahatan tersebut, Tintin menerima telepon gelap yang mengancamnya untuk segera meninggalkan pulau. Di lain waktu, Kapten Haddock menerima telepon dari Bianca Castafiore yang mengetahui keberadaan mereka di pulau tersebut dan mengundang mereka ke rumah peristirahatan tersebut, mengabari mereka bahwa Akass sedang pergi ke Roma untuk beberapa hari.

Keesokan harinya Tintin dan Kapten Haddock tiba di rumah tersebut, dan langsung diperkenalkan oleh Bianca Castafiore kepada teman-temannya: Angelina Sordi, Tuan Gibbons (dari buku Lotus Biru) dan Tuan Trickler (dari buku Patung Kuping Belah), Emir Ben Kalish Ezab (dari buku Negeri Emas Hitam), Luigi Randazzo (seorang penyanyi) dan Ramó Nash. Mereka berdua menginap semalam di rumah tersebut atas paksaan Castafiore.

Saat tengah malam Tintin mendengar suara-suara gaduh dan melihat di luar jendela ada beberapa pria sedang kemuat kanvas-kanvas ke dalam sebuah mobil van. Karena keingin-tahuannya yang besar, ia kemudian menyelidiki rumah peristirahatan itu. Dalam sebuah ruangan yang besar, ia menemukan lukisan-lukisan dari pelukis-pelukis kenamaan dunia — Modigliani, Léger, Renoir, Picasso, Gauguin dan Monet — yang ternyata semuanya adalah lukisan palsu.

Saat sedang melihat-lihat barang-barang palsu tersebut, Tintin tertangkap basah oleh Akass yang mengakui memberikan perintah untuk "menghilangkan" Monastir dan Fourcart. Ia juga mengatakan bahwa Tintin harus "hilang" juga karena ia sudah tahu terlalu banyak. Untuk membunuhnya, Akass berkata bahwa ia akan menyiramkan cairan polyester ke semua tubuh Tintin dan mengubahnya menjadi sebuah patung, ditanda-tangani oleh César (kemungkinan artis César Baldaccini) dan diotentikasi oleh seorang ahli seni. Patung itu kemudian akan dijual pada sebuah galeri atau pada seorang kolektor barang seni yang kaya-raya.

Berkas:Tintin alphart finalpanel.jpg
Kanan: Panel sketsa terakhir karya Hergé dalam Tintin dan Alph-Art.

Tintin kemudian dibawa oleh seorang anak buah Akass ke sebuah sel kamar tahanan dan disekap disana. Ia berhasil menghubungi Snowy yang berada di luar sel. Ia menulis sebuah pesan untuk Kapten Haddock dan melemparkannya pada Snowy melewati sela-sela jeruji jendela. Saat pagi tiba, Tintin dibangunkan oleh pengawal Akass. "Ayo jalan!" perintah pria tersebut, "Sekarang tiba waktumu untuk berubah jadi karya César ..."

Disinilah jalan cerita Hergé berakhir, dan apa yang seharusnya terjadi berikutnya tidak diketahui oleh dunia.

Halaman-halaman Tambahan

sunting

Dalam buku terbitan tahun 2004, sembilan halaman tambahan diikutsertakan yang memberikan gambaran cerita akhir dari buku tersebut. Beberapa hal penting di dalamnya adalah:

  • Perubahan gaya hidup Kapten Haddock. Ia menjadi tertarik dengan Ramó Nash, pelukis dengan gaya minimalis, sampai-sampai ia mengubah gaya busananya, menata-ulang rumahnya, dan memelihara tanaman ganja di ruang bawah tanah Marlinspike Hall. Ia dan Tintin kemudian dituduh atas penyelundupan narkoba dan penyelidikan atas kasus ini berlangsung di Amsterdam.
  • Lukisan dan narkoba. Di kedutaan besar Sondonesia (negara di buku Penerbangan 714) sebuah pesta mewah diadakan, yang dihadiri oleh duta besar-duta besar Saboulistan, San Theodoros, Borduria dan Syldavia. Dr. Krollspell (dari buku Penerbangan 714) muncul sebagai direktur sebuah "pabrik gula merah".
  • Kapten Haddock menderita "neurasthenia" karena ia tidak bisa lagi minum whisky. Ia belajar melukis dan menjadi tergila-gila akan Ramó Nash. Profesor Calculus menemukan obat yang bisa membuat Kapten Haddock minum whisky lagi, tetapi saat dicoba, pelaut itu kehilangan semua rambutnya dan bercak-bercak muncul di wajahnya.
  • Endaddine Akass ternyata adalah Rastapopoulos. Hal ini tidak dikonfirmasi dalam jalan cerita aslinya, sehingga ada banyak spekulasi apakah Hergé akan menggunakan ide ini.
  • Informasi latar belakang Akass sedikit terungkap, yaitu bahwa orang tersebut terlibat dalam sesuatu hal dengan Emir Ben Kalish Ezab - sebuah ide cerita yang tidak dikembangkan secara penuh dalam buku tersebut.
  • Sebuah halaman alternatif menampilkan Rastapopoulos - bagian cerita ini seharusnya muncul di halaman 39-40 dari buku tersebut.
  • Kapten Haddock diundang ke sebuah eksibisi oleh pelukis Ramó Nash. Beberapa kenalan lama hadir, di antaranya Dawson (Lotus Biru), Bird bersaudara (Rahasia Kapal Unicorn) dan Carreidas (Penerbangan 714). Catatan:semua ini adalah akhir alternatif dari penerbit

Pengaruh Pada Tokoh-tokoh Cerita

sunting
  • Endaddine Akass diciptakan berdasarkan tokoh nyata Fernand Legros.
  • Ramó Nash diciptakan berdasarkan tokoh nyata Elmyr de Hory.
  • Penampilan Martine Vandezande terlihat mirip dengan penyanyi Yunani Nana Mouskouri. Nama belakang tokoh fiktif ini kemungkinan diambil dari nama sebuah perusahaan penerbitan, L'imprimeur Vandezande, yang menerbitkan sebuah kalender Tintin pada tahun 1946.

Kelanjutan Penulisan Buku

sunting

Pada saat wafatnya, Hergé meninggalkan sekitar 150 halaman yang berisikan sketsa pensil dari cerita tersebut. Halaman-halaman ini diedit oleh sebuah tim ahli, di antaranya Benoît Peeters, Michel Bareau dan Jean-Manuel Duvivier. Hasil kerja mereka adalah 42 halaman sketsa yang hanya memberikan skenario-skenario dan sketsa-sketsa sebuah cerita yang tak terputus. Walau masih berupa sesuatu yang kasar, sketsa-sketsa tersebut merupakan sebuah kesaksian dari bakat narasi dan grafis Hergé yang luar biasa. Jalan ceritanya terlihat sedikit tak berhubungan dan meloncat-loncat, namun orang harus ingat bahwa Hergé selalu akan mengubah dan menata ulang jalan ceritanya itu ribuan kali sebelum karyanya itu benar-benar dianggapnya selesai.

Ada kemungkinan bahwa bagian cerita di Marlinspike Hall rencananya dikurangi agar jalan ceritanya lebih seimbang karena dalam alur cerita aslinya Tintin, Snowy dan Kapten Haddock tidak pergi ke Ischia hingga di halaman 31. Lebih jauh lagi, bagian di mana Tintin bertemu dengan Nyonya Laijot telah ditandai untuk kemungkinan dihapus (ada tanda "20bis" dalam manuskrip aslinya yang berarti adalah sebuah tambahan untuk halaman 20).

Bob de Moor, asisten utama Hergé, menunjukkan keinginannya untuk menyelesaikan buku tersebut menyusul wafatnya Hergé. Hal ini bukanlah sebuah permintaan yang mengejutkan. Bob de Moor telah bekerja dengan Hergé semenjak tahun 1951, bertanggung jawab dalam menjalankan studio mereka saat Hergé bepergian, mengadaptasi film animasi "Tintin dan Danau Hiu" ke dalam bentuk buku komik, dan mengerjakan buku Tintin dan Picaros bersama Hergé sendiri.

Dalam kata-kata Bob de Moor sendiri, "Secara pribadi saya akan sangat senang untuk bisa menyelesaikan buku "Tintin dan Alph-Art". Karya itu merupakan sebuah penghargaan bagi Hergé. Fanny Remi (istri Hergé) meminta saya untuk menyelesaikannya dan saya sudah memulai mengerjakannya. Tapi setelah beberapa bulan ia berubah pikiran. Saya tidak memaksa, tetapi bagi saya hal ini adalah hal yang masuk akal mengingat masih adanya studio dan artis-artis di dalamnya, dan juga Casterman meminta agar buku ini diselesaikan. Ada dua puluh tiga buku yang telah diselesaikan, satu buku itu saja yang masih belum selesai, jadi saya harus menyelesaikannya."

Pranala luar

sunting