Dupont dan Dupond

(Dialihkan dari Thomson dan Thompson)

Dupont dan Dupond, dalam versi Bahasa Inggrisnya lebih dikenal dengan Thomson and Thompson, adalah sepasang detektif dalam serial Petualangan Tintin karya Hergé. Tidak dijelaskan apakah mereka bersaudara atau tidak, tetapi dalam berbagai cerita kedua detektif kikuk ini digambarkan sebagai saudara kembar, setidaknya dalam dua episode, dan hanya bisa dibedakan dari bentuk kumis mereka. Mereka menyumbangkan banyak cerita lucu di sepanjang serial tersebut karena mereka terjangkit spoonerism --- pemutar-balikan huruf dalam kata-kata di dalam suatu kalimat sehingga kadang-kadang menciptakan arti baru yang sangat aneh.

Dupont dan Dupond
Berkas:Thomson Thompson.jpg
Dupont dan Dupond karya dari Hergé
Informasi Umum
PenerbitBelgia Casterman
Indonesia Indira, Gramedia
Muncul pertama kali diTintin di Congo
PenciptaHergé
Informasi tentangnya dalam cerita
Nama lainnyaThomson dan Thompson
KarakterSuka membolak-balik urutan kata, teledor.
KeahlianKena musibah di mana-mana.

Mereka berdua adalah sepasang detektif yang tidak cakap dan sering kali menangkapi orang yang salah. Namun disamping hal ini semua, entah bagaimana mereka bisa dipercaya untuk menangani misi-misi yang sangat penting, seperti menjamin keamanan untuk proyek luar angkasa Syldavia.

Detektif yang memiliki kumis berbentuk menyebar/membuka atau dalam Bahasa Prancis-nya adalah troussée, namanya adalah Dupont. Sedangkan lainnya yang memiliki kumis berbentuk lurus atau dalam Bahasa Prancis-nya droite, adalah Dupond.

Karakternya

sunting
 
Salah satu adegan dalam Cerutu Sang Firaun

Kemunculan pertama mereka adalah dalam episode Cerutu Sang Firaun, ketika mereka berdebat dengan Tintin dalam sebuah kapal laut yang sedang berlayar, ketika ia dan Milo sedang menikmati liburannya. Ketika serial Petualangan Tintin ini diperkenalkan pada tahun 1932, mereka diberi nama X33 dan X33bis (atau X33 dan X33b). Kala itu mereka menampilkan tindakan yang terpuji, menyelamatkan Tintin dari hujan tembakan dalam suatu penyamaran, serta Milo dari dikorbankan untuk persembahan, suatu tindakan yang sangat jarang ditemukan dalam cerita ini. Di dalam cerita-cerita selanjutnya seperti dalam episode Lotus Biru dan Pulau Hitam, mereka menghabiskan waktunya mengejar Tintin atas suatu tuduhan kejahatan yang tidak pernah dilakukannya, walaupun di akhir cerita kedua detektif kita baru menyadari kesalahannya.

Dalam episode-episode awal, kedua detektif kita tidak memiliki nama, termasuk di Lotus Biru, Si Kuping Belah dan Pulau Hitam. Mereka baru memiliknya pada episode Tongkat Ottokar, dmana Tintin menyebutkan nama mereka berdua ketika memperkenalkannya kepada Profesor Alembick di bandara.

Dalam melakukan tugasnya untuk menyelidiki suatu kasus, maka mereka dituntut untuk dapat melakukan penyamaran, salah satunya terlihat dalam episode Lotus Biru, di mana hampir separuh halaman menggambarkan mereka berjalan di jalanan di Cina dan merasa bahwa mereka telah melakukan penyamaran dengan baik memakai baju sehari-hari yang dipakai penduduk Cina. Namun sebenarnya tanpa disadari mereka telah melakukan penyamaran yang salah dengan memakai baju untuk pertunjukan opera di Cina, dan mereka tidak menyadari sedang diikuti oleh banyak orang dan menjadi bahan tertawaan.

Berkas:TemuanLakmus.JPG
Si Detektif Kembar, Dupont dan Dupond yang meminum pil temuan Profesor Lakmus

Dalam episode Tintin di Congo versi berwarna, kedua detektif muncul di halaman pertama. Dalam adegan itu mereka hanya terlihat di kejauhan, sedang memperhatikan Tintin yang sedang dikelilingi oleh para penggemarnya, dan salah satunya adalah Herge, yang akan berangkat ke Afrika atau Kongo. Perlu dicatat bahwa kala itu mereka tidak kenal dengan Tintin dari namanya, tetapi mereka mengetahuinya sebagai wartawan yang cukup terkenal akan reputasinya.

Mereka biasanya mengenakan topi bowler dan membawa tongkat, kecuali ketika di luar negeri: selama tugas mereka bersikeras untuk memakai "pakaian" dari negara yang sedang dikunjungi untuk bisa menyatu dengan penduduk lokal, seperti yang terlihat dalam Lotus Biru. Namun sering kali mereka hanya bisa menemukan pakaian yang aneh yang membuatnya menjadi sorotan penduduk lokal dan membawa mereka ke dalam kesulitan, seperti yang terlihat pada episode Penculikan Lakmus, ketika mereka ditahan dengan pakaian tradisional Swiss.

Ada beberapa lelucon dalam episode-episode awal, ketika mereka dan Tintin akan mempergunakan mobil, sepeda motor ataupun perahu bermotor ketika sedang mengejar penjahat: Tintin sering kali berangkat dengan sangat cepat dan mengakibatkan kedua detektif terlempar dan Tintin, tidak sadar akan hal ini, dan terus saja mengejar penjahat dan berpesan untuk berpegangan erat-erat.

Dalam Di Negeri Emas Hitam, kedua detektif secara tidak sengaja menelan beberap pil yang membuatnya memiliki jenggot yang panjang dan sering berubah-ubah warnanya. Hal itu bisa disembuhkan pada akhir cerita, tetapi hal ini kambuh lagi dalam episode Petualangan di Bulan, yang menimbulkan masalah ketika jenggot mereka memenuhi ruangan roket bulan.

Dalam 19 album setelah Cerutu Sang Firaun (tidak termasuk album yang tidak selesai Tintin dan Alpha-Art atau album dari film-film Tintin serta di Laut Merah), mereka tampil dalam 17 episode, dan tidak tampak dalam cerita Tintin di Tibet ataupun Penerbangan 714 ke Sydney. Walaupun begitu peran mereka adalah peran kecil; seperti dalam Bintang Misterius di mana mereka hanya tampil dalam satu panel saja.

Inspirasi

sunting
 
Detektif dalam bentuk mainan kayu

Mereka sebenarnya didasarkan pada ayah dan paman dari Hergé, yang memang saudara kembar, di mana mereka berdua memang pemakai topi bowler. Selain itu tokoh ini diinspirasikan dari sebuah foto atas dua orang berkumis, memakai topi bowler, yang berdandan sebagaimana layaknya seorang detektif, yang ditampilkan dalam halaman depan dari Le Miroir edisi 2 Maret, 1919. Digambarkan dalam edisi tersebut, mereka sedang menggiring seorang penjahat, satu orang detektif tangannya terborgol ke penjahat tersebut, sedangkan yang lainnya sedang memegang dua payung.[1] Mereka berdua juga dijadikan inspirasi nama dari sebuah band di Inggris Raya pada tahun 1980-an, "the Thompson Twins".

Kedua detektif ini (atau paling tidak leluhurnya dari zaman Roman) juga menjadi "cameo" di album buku Asterix, Asterix di Belgia.

Sedangkan dalam film, pengaruh terbesar mereka adalah menjadi inspirasi dari film Pink Panther's Inspector Clouseau.

Konsep akan saudara kembar baik sebagai polisi atau penjahat atau bahkan mungkin kedua, menjadi tren di daratan Eropa, khususnya dalam komik, termasuk:

Dunia Lain

sunting

Para penerjemah dari serial ini selalu mencoba untuk mencari padanan namanya dalam bahasa mereka. Setidaknya namanya harus mirip atau paling tidak jika diucapkan memiliki pengucapan yang sama. Beberapa adalah sebagai berikut:

Rujukan

sunting
  1. ^ Michael Farr, Tintin: The Complete Companion, John Murray, 2001.