Tholib Sanina Marjan Saragih

tokoh militer Indonesia

Mayor Jenderal TNI (Anm.) Tholib Sanina Marjan Saragih Simarmata (disingkat sebagai T.S. Marjan Saragih; 5 Mei 1928 – 2 Mei 2006) adalah tokoh militer asal Simalungun yang namanya kemudian diabadikan sebagai nama lapangan Komando Distrik Militer (Kodim) Simalungun.

Kehidupan awal

sunting

Tholib Sanina Marjan Saragih Simarmata lahir pada 5 Mei 1928 di kampung Tangga Batu, Haranggaol, Simalungun. Tholib adalah anak keempat dari empat bersaudara dari pasangan Harma Saragih Simarmata dengan Sitodas boru Purba.

Nama “Tholib” berarti "tabib”, sedangkan “Sanina” dalam bahasa Batak Simalungun berarti “saudara”. Nama "Marjan" diberikan oleh Jenderal Bejo (Komandan Resimen Laskar Medan Area). Marjan merupakan nama salah seorang karakter film perang. Tholib tidak sempat mengenal ayah kandungnya karena sang ayah meninggal pada saat Tholib berusia dua tahun. Tholib dibesarkan oleh kakeknya. Dia hanya mengecap pendidikan dasar di sekolah zending sampai kelas 3.

Kemiliteran

sunting

Tholib Saragih memulai karier militernya sebagai anggota Laskar Serikat Nelayan Merdeka di Belawan pada tahun 1944. Kemudian pada tahun 1945, dia bergabung menjadi anggota Laskar Napindo untuk wilayah Medan AreaTembung dengan pangkat sersan. Tholib turut bergerilya melawan Belanda di Sipirok. Jabatan terakhirnya di Napindo adalah sebagai Komandan Sektor III yang berkedudukan di Kabanjahe.

Pada masa pasca kemerdekaan dan pengakuan kedaulatan Indonesia, Tholib Saragih diangkat sebagai komandan militer di beberapa daerah militer. Hingga tahun 1955, Tholib Saragih menjadi komandan militer di Kutaraja dengan pangkat letnan satu. Kemudian, dari tahum 1955 hingga 1957, Tholib menjadi komandan militer di Sibolga dengan pangkat kapten. Masih dengan pangkat kapten, Tholib diangkat sebagai komandan militer di Pematang Siantar dari tahun 1957 hingga 1959.

Pada tahun 1960, Tholib Saragih diangkat sebagai Asisten Kodam II/Bukit Barisan yang berkedudukan di Medan dengan pangkat mayor. Kemudian, Tholib Saragih diangkat sebagai Kepala Staf Komando Militer Kota Besar Medan hingga tahun 1963, masih dengan pangkat mayor.

Pada tahun 1963, Tholib Saragih ditugaskan sebagai Kepala Staf Komando Resimen (Korem) 023/Dataran Tinggi hingga tahun 1966 dengan pangkat Letnan Kolonel. Kemudian, dia diangkat sebagai Asisten II Teritorial Komando Daerah Militer II/Bukit Barisan hingga tahun 1970 dengan pangkat Kolonel. Pada tahun 1970, Tholib menjalani pendidikan di Sesko ABRI dan lulus dengan predikat cum laude. Setelah itu, Tholib bertugas sebagai Komandan Komando Resimen Sintang di Komando Daerah Militer XII/Tanjung Pura hingga 1974. Dari tahun 1974 hingga 1975, dia bertugas sebagai Asiten I Intel Komando Daerah Militer XII/Tanjung Pura. Dari tahun 1975 hingga 1978, Tholib Saragih diangkat sebagao Kasdam Komando Daerah Militer XII/Tanjung Pura dengan pangkat Brigadir Jenderal.

Tholib Saragih sempat dicalonkan sebagai calon tunggal Gubernur Kalimantan Barat. Namun, Tholib gagal berdasarkan seleksi yang dilakukan oleh Presiden Soeharto. Pada akhirnya, Soeharto menetapkan Soedjiman sebagai Gubernur Kalimantan Barat pada tahun 1977.

Posisi terakhir Tholib Saragih di kemiliteran adalah di Markas Besar (Mabes) TNI/AD di Jalan Medan Merdeka Barat sebagai Inspektur Jenderal OPS Hankam dan Jenderal Hankam.

Akhir hidup

sunting

Setelah pensiun dari dunia militer, Tholib Saragih diangkat menjadi anggota Dewan Komisaris PT. Perkebunan X Sukabumi (yang sekarang menjadi PT. Perkebunan Negara VIII). Tholib Sanina Marjan Saragih meninggal dunia pada 2 Mei 2006. Dia dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Kalibata, Jakarta Selatan.