Teorema apit

Teorema kalkulus bahwa limit suatu fungsi yang terjebak diantara dua fungsi lainnya dengan limit 𝐿 yang sama juga bernilai 𝐿

Dalam kalkulus, teorema apit merupakan teorema yang melibatkan limit pada suatu fungsi yang diapit oleh dua fungsi lain sehingga ketiga fungsi tersebut memiliki nilai limit yang sama.[1] Sebagai ilustrasi, dapat terlihat pada gambar di samping bahwa fungsi yang berwarna biru diapit dari atas oleh fungsi yang berwarna hijau dan di apit dari bawah oleh fungsi yang berwarna merah.

Ilustrasi teorema apit, dengan fungsi berwarna biru, diapit oleh fungsi berwarna hijau dan merah.

Teorema apit sering digunakan pada bidang kalkulus dan analisis matematika untuk mencari nilai limit dengan cara membandingkannya dengan dua fungsi lain yang nilai limitnya diketahui. Teorema ini pertama kali digunakan secara geometris oleh matematikawan Archimedes dan Eudoksos untuk menghitung nilai π, yang kemudian dirumuskan menggunakan notasi modern oleh Carl Friedrich Gauss.

Pernyataan

sunting

Teorema apit secara formal dapat dinyatakan sebagai berikut:[2][3]

Teorema —  Misalkan   adalah selang yang memuat titik  . Misalkan  ,  , dan   adalah fungsi yang terdefinisi pada  , dengan

 

untuk setiap  . Jika  , maka  

  • Fungsi   dan   (berturut-turut) disebut sebagai batas bawah dan atas dari fungsi  
  • Titik   tidak diharuskan berada pada interior dari  . Jika   adalah titik ujung dari  , maka limit di atas adalah limit kiri atau limit kanan.
  • Pernyataan serupa juga berlaku untuk selang takhingga. Sebagai contoh, jika  , maka teorema apit dapat digunakan dengan mengambil limit saat   mendekati  

Supremum dan Infimum

sunting

Menurut hipotesis di atas, maka

  •  , dan
  •  

Oleh karena  , maka dengan mengambil limit saat   mendekati  , diperoleh rantai pertidaksamaan

 [butuh rujukan]

Perhatikan bahwa  , sehingga rantai pertidaksamaan di atas menjadi rantai persamaan, maka dapat disimpulkan bahwa  

Definisi (ε, δ) dari limit

sunting

Diketahui   dan  . Jika diberikan suatu  , maka

  •  
  •  

Oleh karena pertidaksamaan   ekuivalen dengan pertidaksamaan  , dengan memilih  , maka diperoleh rantai pertidaksamaan

 

yang mengakibatkan   (atau menggunakan tanda mutlak,  ). Sehingga, terbukti bahwa  .[4] Q.E.D.

Teorema apit untuk barisan

sunting
 
Ilustrasi teorema apit untuk barisan.

Teorema ini juga dapat diterapkan pada barisan. Misalkan   dan   adalah barisan yang konvergen ke   dan   adalah suatu barisan. Jika terdapat suatu bilangan   sedemikian sehingga berlaku

 

untuk setiap nilai  , maka barisan   juga konvergen ke  .[5][6]

Pernyataan di atas dapat dibuktikan dengan cara serupa seperti sebelumnya. Diketahui   dan   sama-sama konvergen ke  . Jika diberikan suatu  , maka

  •  
  •  
  •  

Oleh karena pertidaksamaan   ekuivalen dengan pertidaksamaan  , dengan memilih  , maka diperoleh rantai pertidaksamaan

 

yang mengakibatkan   (atau menggunakan tanda mutlak,  ). Sehingga, terbukti bahwa barisan   juga akan konvergen ke  .

Contoh permasalahan

sunting

Contoh pertama

sunting
 
Fungsi   diapit saat nilai   nya menuju  

Nilai limit dari   tidak dapat dicari dengan menggunakan sifat perkalian dari limit, yaitu  

sebab nilai   tidak ada. Akan tetapi, perhatikan bahwa berlaku pertidaksamaan

 

untuk setiap bilangan riil  . Dengan memilih  , maka didapatkan rantai pertidaksamaan

 

Sehingga, dapat disimpulkan bahwa  

Rincian penjelasan

Baris kedua diperoleh dengan mengalikan semua ruas pertidaksamaannya dengan  . Tanda pertidaksamaan pada baris kedua tidak berubah, sebab nilai   selalu non-negatif.

Oleh karena   dan  , maka menurut teorema apit, nilai   haruslah 0 juga.

Contoh kedua

sunting
 
Ilustrasi geometris untuk membuktikan
 

Salah satu contoh yang paling terkenal mengenai pencarian limit melalui proses penghimpitan adalah pembuktian nilai  

Untuk membuktikan hasil pertama, dapat dengan mudah terlihat (dengan menggunakan ilustrasi geometris di bagian kanan) bahwa[butuh rujukan]

 

sehingga diperoleh rantai pertidaksamaan  

untuk nilai   yang cukup dekat dengan  . Oleh karena fungsi kosinus   dan fungsi sinc   sama-sama merupakan fungsi genap, maka pertidaksamaan di atas juga berlaku untuk nilai   negatif. Dengan mengambil nilai limit saat   mendekati  , maka didapatkan  

Untuk membuktikan hasil kedua, dengan menggunakan ilustrasi yang sama, perhatikan bahwa   dan   sama-sama merupakan jari-jari lingkaran, sehingga segitiga   merupakan segitiga sama kaki. Oleh karena  , maka didapatkan  . Akibatnya,

 

Sehingga,

 

untuk nilai   positif yang cukup dekat dengan  . Oleh karena fungsi   dan fungsi sinus   sama-sama merupakan fungsi ganjil, maka pertidaksamaan di atas akan menjadi

 

yang berlaku untuk nilai   negatif yang cukup dekat dengan  . Dengan mengambil nilai limit saat   mendekati   dari kiri dan dari kanan, maka didapatkan  

Pembuktian alternatif

Dengan menggunakan identitas Pythagoras beserta informasi   yang telah diperoleh sebelumnya, maka didapatkan

 

Kedua nilai limit ini digunakan untuk membuktikan turunan dari fungsi sinus adalah fungsi kosinus.

Contoh ketiga

sunting

Proses penghimpitan juga dapat digunakan untuk membuktikan  

 
Ilustrasi geometris untuk membuktikan  

Berikut adalah penjelasan ilustrasi di bagian kanan :

  • Konstruksikan lingkaran satuan yang berpusat pada titik asal beserta garis   dan garis  , untuk suatu parameter  .
    • Dengan bantuan identitas Pythagoras, maka diperoleh jarak titik   dengan titik   adalah  .
  • Kemudian, dikonstruksikan lingkaran berjari-jari   dengan pusat yang sama.
  • Lakukan hal serupa untuk sudut  

Perhatikan juring lingkaran yang berjari-jari  . Saat   mendekati  , bagian busur lingkaran nya akan mendekati garis lurus, sehingga luas juringnya dapat didekati dengan bangun segitiga. Jika panjang busurnya (yaitu  ) dijadikan sebagai alas segitiga, maka tinggi segitiganya adalah jari-jari lingkaran (yaitu  ), sehingga diperoleh

 

Sekarang perhatikan juring lingkaran yang berjari-jari  . Dengan argumentasi serupa, maka dapat dengan mudah ditunjukkan bahwa luas juringnya (yang dinotasikan dengan  ) adalah

 

Bangun yang akan dihimpit oleh   dan   adalah segitiga yang memiliki titik sudut pada koordinat  , dan  . Jika tinggi segitiganya adalah   satuan, maka panjang alasnya adalah  , sehingga luas segitiganya ialah

 

Akibatnya, diperoleh rantai pertidaksamaan

 

dengan asumsi bahwa  . Apabila  , maka didapatkan  

Pada kedua kasus di atas, ekspresi pertama dan ketiga sama-sama mendekati   saat   mendekati  , sedangkan ekspresi di tengah akan mendekati   saat   mendekati  , sehingga terbukti bahwa nilai   menggunakan teorema apit.

Contoh keempat

sunting

Teorema apit masih dapat digunakan pada kalkulus multivariabel, namun batas bawah (dan batas atas) fungsinya harus berada di bawah (dan di atas) nilai fungsinya untuk setiap persekitaran titik yang akan diselidiki, bukan untuk suatu lintasan tertentu saja.[7] Misalnya, nilai

 

terbatas ke atas oleh fungsi   dan terbatas ke bawah oleh fungsi   untuk setiap titik pada persekitaran  .

Penjelasan

Perhatikan bahwa   untuk setiap bilangan riil  . Akibatnya,  

Dengan menggunakan pertidaksamaan   yang berlaku untuk setiap bilangan riil  , maka didapatkan  

Oleh karena   dan  , maka menurut teorema apit,

 

Referensi

sunting
  1. ^ "World Web Math: The Squeeze Theorem" [World Web Math: Teorema Apit]. web.mit.edu (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2021-12-07. 
  2. ^ "Teorema Apit Limit Fungsi Satu Peubah – Kalkulus dan Aplikasinya" (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2021-12-08. 
  3. ^ Sohrab, Houshang H. (2003). Basic Real Analysis [Analisis Riil Dasar] (dalam bahasa Inggris) (edisi ke-2nd). Birkhäuser. hlm. 104. ISBN 978-1-4939-1840-9. 
  4. ^ Varberg, Dale; Purcell, Edward; Rigdon, Steve (2006). Calculus [Kalkulus] (dalam bahasa Inggris) (edisi ke-9th). Pearson. hlm. 72. ISBN 978-0-1314-2924-6. 
  5. ^ Johnsonbaugh, Richard; Pfaffenberger, W. E. (2012-09-11). Foundations of Mathematical Analysis [Pondasi Analisis Matematis] (dalam bahasa Inggris). Courier Corporation. ISBN 978-0-486-13477-2. 
  6. ^ Rossi, Richard J. (2011-10-05). Theorems, Corollaries, Lemmas, and Methods of Proof [Teorema, Akibat, Lemma, dan Metode Pembuktian] (dalam bahasa Inggris). John Wiley & Sons. ISBN 978-1-118-03057-8. 
  7. ^ Stewart, James (2008). "Chapter 15.2 Limits and Continuity". Multivariable Calculus [Kalkulus Multivariabel] (dalam bahasa Inggris) (edisi ke-6th). hlm. 909–910. ISBN 978-0495011637. 

Pranala luar

sunting