Rekayasa keselamatan
Artikel ini sudah memiliki daftar referensi, bacaan terkait, atau pranala luar, tetapi sumbernya belum jelas karena belum menyertakan kutipan pada kalimat. |
Rekayasa keselamatan adalah disiplin rekayasa yang memastikan bahwa sistem terekayasa menyediakan tingkat keselamatan yang dapat diterima. Hal ini sangat terkait dengan rekayasa sistem, rekayasa industri dan subset rekayasa keamanan sistem. Rekayasa keselamatan memastikan bahwa sistem kritis kehidupan berfungsi sesuai yang dibutuhkan, bahkan ketika komponen mengalami kegagalan.
Ikhtisar
suntingTujuan utama dari teknik keselamatan adalah mengatur risiko, mengeliminasi atau mereduksinya hingga tingkatan yang dapat diterima. Risiko adalah kombinasi antara kemungkinan dari kejadian kegagalan dan kerusakan yang diakibatkan oleh kegagalan tersebut. Kegagalan dapat menyebabkan korban jiwa, luka, hingga kerusakan properti. Kegagalan dapat terjadi berulang kali, kadang-kadang, hingga jarang sekali tergantung pada jenis sistem dan seberapa sering digunakan. Probabilitas atau kemungkinan terjadi sering kali lebih sulit untuk diprediksi daripada tingkat kerusakan karena berbagai faktor yang menyebabkan kegagalan seperti kegagalan mekanis, efek lingkungan, dan kesalahan operator.
Teknik keselamatan bertindak dengan mengurangi frekuensi kegagalan dan memastikan bahwa ketika kegagalan terjadi, konsekuensinya tidak membahayakan jiwa. Seperti contoh ketika jembatan diddesain untuk membawa beban bahkan ketika truk terberat melewatinya. Hal ini akan mengurangi terjadinya kelebihan beban yang mampu merusak jembatan. Kebanyakan jembatan didesain dengan jalur pembebanan lebih dari satu sehingga ketika satu bagian mengalami kegagalan, struktur akan tetap berdiri.
Teknik analisis
suntingMetode analisis teknik keselamatan bisa dibagi menjadi dua kategori:kualitatif dan kuantitatif. Keduanya memiliki tujuan mencari ketergantungan sebab antara bahaya pada level sistem dan kegagalan dari komponen individual. Pendekatan kualitatif fokus pada pertanyaan "Bahaya apa yang mungkin terjadi jika sesuatu terjadi kesalahan?", sementara pendekatan kuantitatif mencari perkiraan mengenai kemungkinan, laju, dan/atau tingkat konsekuensi.
Dua jenis metode permodelan yang biasa digunakan meliputi analisis jenis kegagalan dan efeknya (failure mode and effects analysis) dan analisis pohon patah (fault tree analysis). Semua metode ini hanya cara untuk mencari masalah dan membuat rencana untuk menghadapi kegagalan, seperti pada penilaian risiko probabilstik (probabilistic risk assessment).
- Analisis jenis kegagalan dan efeknya
Analisis ini bersifat bottom-up, analisis induktif yang berlaku pada tingkat fungsional atau per bagian sistem. Pada tingkat fungsional, jenis kegagalan diidentifikasi pada setiap fungsi di dalam sistem atau komponen peralatan, yang biasanya dibantu dengan diagram blok fungsional. Untuk analisis per komponen, jenis kegagalan diidentifikasi untuk setiap komponennya (seperti saluran, penghubung, resistor, atau diode). Jenis kegagalan dengan efek yang identik dapat dikombinasikan dan dirangkum.
- Analisis pohon patah
Analisis pohon patah (fault tree analysis, FTA) adalah metode analisis top-down, deduktif. Dalam FTA, dimulainya kejadian utama seperti kegagalan komponen, kesalahan manusia, dan kejadian eksternal ditelusuri melalui gerbang logika Boolean menuju ke kejadian yang paling membahayakan. Tujuannya adalah untuk mengidentifikasi cara untuk membuat kejadian tersebut "kurang mungkin" terjadi, dan memverifikasi bahwa tujuan pengamanan telah dicapai.
Panduan sertifikasi keamanan
sunting- ANM-110 (1988) (pdf). System Design and Analysis. Federal Aviation Administration. Advisory Circular AC 25.1309-1A. http://www.faa.gov/documentLibrary/media/Advisory_Circular/AC%2025.1309-1A.pdf. Diakses pada 2011-02-20.
- S–18 (2010). Guidelines for Development of Civil Aircraft and Systems. Society of Automotive Engineers. ARP4754A. http://standards.sae.org/arp4754a.
- S–18 (1996). Guidelines and methods for conducting the safety assessment process on civil airborne systems and equipment. Society of Automotive Engineers. ARP4761. http://www.sae.org/technical/standards/ARP4761.
Bahan bacaan terkait
sunting- Lees, Frank (2005). Loss Prevention in the Process Industries (edisi ke-3). Elsevier. ISBN 978-0-7506-7555-0.
- Kletz, Trevor (1984). Cheaper, safer plants, or wealth and safety at work: notes on inherently safer and simpler plants. I.Chem.E. ISBN 0-85295-167-1.
- Kletz, Trevor (2001). An Engineer’s View of Human Error (edisi ke-3). I.Chem.E. ISBN 0-85295-430-1.
- Kletz, Trevor (1999). HAZOP and HAZAN (edisi ke-4). Taylor & Francis. ISBN 0-85295-421-2.
- Lutz, Robyn R. (2000). Software Engineering for Safety: A Roadmap (PDF). The Future of Software Engineering. ACM Press. ISBN 1-58113-253-0. Diakses tanggal 31 August 2006.
- Grunske, Lars; Kaiser, Bernhard; Reussner, Ralf H. (2005). "Specification and Evaluation of Safety Properties in a Component-based Software Engineering Process" (PDF). Springer. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 2006-09-02. Diakses tanggal 31 August 2006.
- US DOD (10 February 2000). Standard Practice for System Safety (PDF). Washington, DC: US DOD. MIL-STD-882D. Diakses tanggal 31 August 2006.
- US FAA (30 December 2000). System Safety Handbook. Washington, DC: US FAA. Diakses tanggal 31 August 2006.
- NASA (16 December 2008). Agency Risk Management Procedural Requirements. NASA. NPR 8000.4A.
- Leveson, Nancy (2011). Engineering a Safer World - Systems Thinking Applied To Safety. Engineering Systems. The MIT Press. ISBN 978-0-262-01662-9. Diakses tanggal 3 July 2012.
Pranala luar
sunting- American Society of Safety Engineers (official website)
- Board of Certified Safety Professionals (official website)
- System Safety Society Diarsipkan 2012-05-30 di Wayback Machine. (official website)
- The Safety and Reliability Society (official website)
- Canadian Society of Safety Engineering (official website)