Tari Yospan

salah satu tarian di Indonesia

Tari Yospan adalah jenis tarian Kontemporer yang menggambarkan pergaulan atau persahabatan pada kaum muda-mudi Biak Numfor.[1] Tarian ini muncul pada tahun 1960 yang kemudian sempat menjadi bagian dari senam kesehatan jasmani (SKJ) di sejumlah instansi pemerintahan.[2] Yospan adalah bentuk akronim dari kata Yosim dan Pancar.[3]

Yospan
Para penari Yospan dari Sekolah YPK di Tanah Papua
Nama asliYosim Pancar
AsalIndonesia Papua, Indonesia

Asal-Usul

sunting
 
Ukulele1

Tari Yospan adalah penggabungan dari dua tarian rakyat papua yaitu Yosim dan Pancar.[2] Tari Yosim berasal dari wilayah Teluk Cenderawasih (Serui dan Waropen).[4] Gerak tarian ini mirip Polonaise (dansa asal Polandia) namun dalam tarian Yosim lebih mengutamakan kebebasan dalam mengekspresikan gerakan dan mengandalkan kelincahan gerak tari.[4] Sedangkan Tari Pancar berasal dari daerah yang berbeda yaitu daerah Biak, Numfor, dan Manokwari.[2] Tarian ini lebih kaku karena dalam gerakannya mengikuti irama Tifa, Ukulele, Gitar, dan sebagainya.[4]

Gerakan

sunting

Gerakan tarian ini terinspirasi saat pesawat-pesawat bermesin jet mulai mendaratkan rodanya di Biak sekitar 1960-an saat terjadi konflik antara Kerajaan Belanda dengan Pemerintah Indonesia.[1] Pada waktu itu, banyak pesawat-pesawat tempur MiG buatan Rusia yang dipacu oleh pilot-pilot Indonesia terbang di atas langit Biak tepatnya di atas Bandara Frans Kaisiepo sambil melakukan gerakan-gerakan aerobatik[4] Gerak tarian ini yaitu gerakan dasar yang penuh semangat, dinamik, dan menarik.[3] Gerakannya dilakukan dengan cara berjalan sambil menari berkeliling lingkaran diiringi oleh musisi yang menyanyikan lagu asal daerah Papua.[5] Gerakan yang terkenal dalam tarian ini adalah pancar gas yang merupakan representasi dari pesawat-pesawat yang melintas dan meninggalkan awan putih di langit, gale-gale, jef, pacul tiga, seka, dan sebagainya.[3][6]

Penari

sunting

Para penari di dalam tarian ini terdiri dari dua regu yaitu regu musisi dan regu penari.[5] Regu musisi memainkan tifa yang menjadi pengiring Regu penari yang jumlahnya terdiri dari 6 orang atau lebih.[2] Tidak ada batasan baik dari segi jumlah penari maupun gender, semua orang baik laki-laki,perempuan,tua ataupun muda boleh menarikan tarian ini.[5]

Alat Musik

sunting
 
tifa dari Teluk Cendrawasih

Alat musik yang digunakan selain Tifa, Gitar dan Ukulele, masih ada alat musik lain yang digunakan.[6] Ada alat musik yang berfungsi sebagai bas dengan tiga tali.[6] Talinya biasa dibuat dari lintingan serat sejenis daun pandan yang banyak ditemui di hutan-hutan daerah pesisir Papua.[6] Selain itu ada alat musik yang disebut Kalabasa.[6] Alat ini terbuat dari labu air (calabash) yang dikeringkan kemudian diisi dengan manik atau batu kecil.[6] Cara memainkan alat musik ini hanya dengan digoyang-goyangkan.[6]

Kegiatan

sunting

Karena dikenal dengan nama Tarian Pergaulan maka Tari Yospan ini sering dibawakan pada acara Penyambutan tamu.[7] Yospan kemudian terkenal hingga ke tingkat nasional, terutama ketika Mayjen Wismoyo Arismunandar, sebagai Pangdam XVII/Trikora (1987-1989), menyosialisasikannya.[6] Saat itu hampir di setiap kegiatan Kodam XVII/Trikora diisi dengan Tari Yospan.[6] Hal tersebut kemudian menular ke hampir semua instansi pusat yang ada di Jayapura (dulu kantor wilayah).[6] Selain itu tarian ini juga sering ada pada acara adat papua seperti pernikahan dan peringatan Hari Nasional maupun Festival Budaya.[1][3][2][4]

Referensi

sunting
  1. ^ a b c http://www.indonesiakaya.com/Teks Diarsipkan 2014-05-12 di Wayback Machine. pranala],teks tambahan
  2. ^ a b c d e http://palingindonesia.com/Teks[pranala nonaktif permanen] pranala],teks tambahan
  3. ^ a b c d http://kebudayaanindonesia.net/Teks Diarsipkan 2014-05-12 di Wayback Machine. pranala],teks tambahan
  4. ^ a b c d e http://dianrana-katulistiwa.com/Teks[pranala nonaktif permanen] pranala],teks tambahan
  5. ^ a b c http://www.warongpulsa.com/Teks[pranala nonaktif permanen] pranala],teks tambahan
  6. ^ a b c d e f g h i j http://www.yahukimokab.go.id/Teks[pranala nonaktif permanen] pranala],teks tambahan
  7. ^ http://lifestyle.kompasiana.com/Teks[pranala nonaktif permanen] pranala],teks tambahan