Kabupaten Waropen

kabupaten di Provinsi Papua, Indonesia


Kabupaten Waropen adalah sebuah kabupaten di provinsi Papua, Indonesia. Ibukota kabupaten ini terletak di Botawa. Kabupaten Waropen merupakan pemekaran dari Kabupaten Yapen Waropen pada tahun 2003. Berdasarkan letak astronomis, Kabupaten Waropen terletak pada posisi 1350 93’ 00” – 1370 42’ 00”BT dan 30 35’ 00” – 20 12’ 00” LS.[6]

Kabupaten Waropen
Pelabuhan Sanggei
Pelabuhan Sanggei
Lambang resmi Kabupaten Waropen
Peta
Peta
Kabupaten Waropen di Maluku dan Papua
Kabupaten Waropen
Kabupaten Waropen
Peta
Kabupaten Waropen di Indonesia
Kabupaten Waropen
Kabupaten Waropen
Kabupaten Waropen (Indonesia)
Koordinat: 2°17′10″S 137°01′06″E / 2.286°S 137.01837°E / -2.286; 137.01837
Negara Indonesia
ProvinsiPapua
Tanggal berdiri25 Oktober 2002
Dasar hukumUU Nomor 26 Tahun 2002[1]
Ibu kotaBotawa
Jumlah satuan pemerintahan
Daftar
  • Distrik: 11
  • Kampung: 100
Pemerintahan
 • BupatiYermias Bisai
 • Wakil BupatiLamek Maniagasi
Luas
 • Total10.847,91 km2 (4,188,40 sq mi)
Populasi
 (30 Juni 2024)[2]
 • Total38.189
 • Kepadatan3,5/km2 (9,1/sq mi)
Demografi
 • Agama
  • 15,18% Islam[2]
 • IPMKenaikan 67,67 (2023)
 sedang [3]
Zona waktuUTC+09:00 (WIT)
Kode BPS
9426 Edit nilai pada Wikidata
Kode area telepon-
Kode Kemendagri91.15 Edit nilai pada Wikidata
DAURp 566.968.964.000,- (2024)[4]
DAKRp 136.496.442.000,- (2024)[5]
Semboyan daerahNdi Sowosio Ndi Korako
Situs webwww.waropenkab.go.id

Sejarah

sunting

Kabupaten Waropen di provinsi Papua dibentuk sebagai hasil pemekaran dari Kabupaten Yapen Waropen pada sekitar tahun 2003. Ibu kota kabupaten ini terletak di Botawa.

Dalam sebutan "Waropen" terdapat hubungan yang erat dengan kata "Oropong" yang mula-mula dipakai oleh Jacob Weyland (tahun 1705), sedangkan kata "Waropen" menurut penduduk asli Waropen artinya "orang yang berasal dari pedalaman" yaitu dari Gunung Tonater di Wamusopedai. Dengan demikian mungkin dapat dibenarkan, karena apabila dihubungkan dengan mite-mite yang hidup dimasyarakat hukum adat Waropen bahwa orang Waropen adalah orang yang bermigrasi ke pantai akibat adanya air ampuhan, dimana orang-orang Waropen terhanyut sampai ke Waropen Ambumi dan Roon di Kabupaten Nabire dan Manokwari di sebelah barat, dan Waropen Ronari di sebelah timur, sedangkan yang tersisa kemudian tinggal di pesisir Waropen Kai. Orang Waropen secara resmi dalam administrasi Pemerintahan mendiami daerah Kecamatan Waropen Atas, Masirei, dan Waropen Bawah.[7][8]

Dikaji dari perspektif sejarah social budaya, Held (tahun 1974) telah membagi wilayah Waropen Atas ada 3 (tiga) wilayah hukum adat yang tercermin dalam perbedaan penggunaan bahasa sehari-hari. Wilayah tersebut adalah wilayah Waropen Ambumi, Waropen Kai, dan Waropen Ronari. Masyarakat hukum adat Waropen Ambumi yang terbagi dalam 2 (dua) kelompok yaitu kelompok yang masuk ke wilayah Kabupaten Nabire yang mendiami kampung Napan, Wenami, Masipawa, Makimi, Moor, Mambor, dan Ambumi. Serta kelompok yang masuk Wilayah Kabupaten Manokwari dan mendiami kampung-kampung Yendeman, Saybes, War, kayob, dan Menarbu.

Masyarakat Hukum Adat Waropen Kai, yaitu masyarakat yang mendiami kampung Semanui, Wapoga, Desawa, Waren, sedangkan kampung-kampung Paradoi, Sanggei, Mambui, dan Nubuai yang kini tergabung dalam satu pemukiman yang disebut Urei Faisei, Risei Sayati, Wonti, Bokaro, dan Koweda. Waropen inilah yang dikatakan sebagai orang Waropen Asli. Masyarakat hukum adat Waropen Kai, yaitu masyarakat yang mendiami kampung Barapasi, Sosora, Sorabi, Kerema, Tamakuri, Teba, Janke, dan baitanisa, yaitu yang mendiami daerah pedalaman Waropen sebelah Timur sampai Pegunungan Van Ress.

Kampung-kampung di daerah pesisir Waropen umumnya dibangun di atas sungai pada hutan bakau dan ada pula yang dibangun di lidah pasir dan muara-muara sungai. Ada pula beberapa kampung yang sudah dibangun atau didaratkan pada tanah kering. Kampung-kampung yang didaratkan kebanyakan terdapat di daerah Waropen Atas. Usaha pendaratan kampung tersebut sudah dimulai sejak tahun 1969, realisasi dari usaha tersebut terwujud pada tahun 1970 oleh Bupati yapen Waropen secara resmi mengesahkan pendaratan beberapa pemukiman menjadi satu, yaitu Kampung Urei Faisey yang merupakan Kampung besar yang terdiri dari 50 – 75 rumah dan umumnya merupakan pemukiman yang sudah menetap.

Pemerintahan

sunting

Bupati

sunting
No. Potret Bupati Mulai menjabat Akhir menjabat Partai Wakil Bupati Periode Ref.
3   Yermias Bisai 17 Februari 2016 17 Februari 2021 Partai Demokrat   Hendrik Wonatorei 3
(2015)
[9]
15 Maret 2021 Petahana   Lamek Maniagasi 4
(2020)
[10]


Dewan Perwakilan

sunting

Berikut ini adalah komposisi anggota DPRD Waropen periode 2019-2024.[11][12][13]

Partai Politik Periode
2009-2014 2014-2019 2019-2024
PKB 1   2   1
Gerindra 0   3   0
PDI-P 2   2   2
Golkar 3   2   3
NasDem (baru) 2   1
PKS 0   0   2
PPP 0   1   0
PAN 2   2   4
Hanura 0   2   2
Demokrat 0   3   4
PBB 1   1   1
PPRN 1
Barnas 1
PPI 1
PNIM 2
RepublikaN 1
PDS 4
Patriot 1
Jumlah Anggota 20   20   20
Jumlah Partai 12   10   9

Kecamatan/Distrik

sunting

Kabupaten Waropen terdiri atas 11 distrik dan 100 kampung dengan luas wilayah 10.977,09 km² dan jumlah penduduk 32.541 jiwa (2017). Kode Wilayah untuk Kabupaten Waropen adalah 91.15[14][15][16]

Kode Wilayah Nama Distrik Ibu kota Jumlah Kampung Daftar
91.15.01 Waropen Bawah Waren I 7
91.15.03 Masirei Koweda 9
91.15.07 Risei Sayati Fafado 11
91.15.08 Urei Faisei Khemoon Jaya 12
91.15.09 Inggerus Toire 7
91.15.10 Kirihi Spoiri 10
91.15.11 Oudate Sowiwa 8
91.15.12 Wapoga Dokis 7
91.15.13 Demba Aniboi 10
91.15.14 Wonti Wanda 10
91.15.15 Soyoi Mambai Napani 10
Total 100

Demografi

sunting

Keadaan penduduk di Kabupaten Waropen pada setiap Distrik persebarannya tidak merata. Pada kampung-kampung di wilayah terpencil dan pedalaman jumlah penduduk pada setiap kampung antara 150 sampai 250 jiwa dengan jarak antar kampung sangat jauh. Keadaan penduduk pada setiap Distrik sebagaimana tabel berikut:[17]

No Distrik Jumlah
Kampung
Jenis kelamin Jumlah
L P
1 Waropen Bawah 7 3.062 2.754 5.816
2 Masirei 6 860 705 1.565
3 Risei Sayati 6 744 684 1.428
4 Urei Faisei 12 4.210 2.853 7.063
5 Inggerus 7 1.042 999 2.041
6 Kirihi 10 896 845 1.741
7 Wapoga 7 1.000 986 1.986
8 Demba 8 1.120 1.061 2.181
9 Oudate 8 1.124 1.172 2.296
10 Walay 15 1.654 1.261 2.915
Jumlah 86 15.712 13.320 29.032

Jika ditinjau dari keadaan penduduk berdasarkan golongan umur maka penduduk usia 0 – 39 tahun merupakan merupakan jumlah terbanyak yaitu 20.216 jiwa atau 69,63% sedangkan jumlah penduduk usia 40 – 75 tahun keatas hanya 8.816 jiwa atau 30,37%.

Suku-suku terasing yang biasa hidup berpindah-pindah masih banyak dijumpai jauh di dalam hutan. Suku-suku yang populasinya relatif besar antara lain suku Baudi di Kecamatan Waropen Atas serta suku Demisa dan suku Wairate di Kecamatan Waropen Bawah.

Ekonomi

sunting

Perekonomian kabupaten baru ini lebih bertumpu pada rerimbunan hutan dengan hasil produksi kayu. Saat ini tak kurang dari 9.500 hektare hutan di atas bumi Waropen, sebanding dengan 57 persen wilayah kabupaten ini. Dari angka itu, lebih dari separuh hutan yang berada di pesisir Selat Saireri berstatus hutan produksi dengan potensi kayu yang cukup besar.

Sampai tahun 2002, berbagai komoditas dari hutan memacu sektor pertanian menjadi tulang punggung ekonomi. Kayu bulat hingga hasil hutan bukan kayu, seperti damar, rotan, kulit mahoni, gaharu dan nipah menjadi komponen utama dalam sumbangan pertanian, yaitu 56,79 persen terhadap kegiatan ekonomi. Apabila perhitungan kegiatan ekonomi Waropen tahun 2003 telah selesai, diharapkan persentase yang dihasilkan akan berubah, mengingat sektor kehutanan mengalami perubahan kondisi.

Transportasi

sunting

Daratan yang masih tertutup hutan lebat, ditambah morfologi perbukitan, menyebabkan sebagian besar desa sulit dijangkau. Jalan aspal hanya tersedia di sekitar pusat pemerintahan di Botawa. Jalan-jalan ke daerah lain, terutama di tenggara yang berbatasan dengan Kabupaten Puncak Jaya, kondisinya buruk.

Karena keterbatasan prasarana jalan raya, sampai saat ini masih digunakan transportasi air untuk mencapai Kecamatan Waropen Atas ataupun Masirei. Melewati Selat Saireri terlebih dahulu kemudian masuk melalui Sungai Membramo untuk sampai ke Kecamatan Waropen Atas, ataupun melalui sungai-sungai kecil menuju Kecamatan Masirei.

Sulitnya transportasi inilah yang juga menghambat perdagangan hasil bumi penduduk transmigran. Keluarga-keluarga yang bermukim di dekat Botawa, Kecamatan Waropen Bawah, harus membawa hasil panen ke pelabuhan di kecamatan yang sama, lalu menumpang kapal bermesin 60-80 PK selama tiga jam untuk sampai ke Pulau Yapen. Barang-barang dagangan dipasarkan di Serui.

Kebutuhan pokok, seperti beras yang didatangkan dari Pulau Jawa dan Sulawesi harus melewati Serui, baru dikapalkan lagi melintasi Selat Saireri ke daratan Waropen. Tak heran, harga berbagai komoditas di kabupaten ini lebih mahal dibanding di Serui. Bila harga beras jenis bagus di ibu kota Kabupaten Yapen Waropen Rp 4.000-Rp 6.000 per kilogram, di Waropen harganya Rp 6.000 hingga Rp 8.000 untuk jenis yang sama.[18][19]

Pertanian

sunting

Beras memang harus didatangkan dari luar Papua. Maklum, padi tak banyak dibudidayakan penduduk. Tanaman yang tak banyak memerlukan air justru lebih populer, mengingat ketiadaan pengairan intensif. Ubi kayu, ubi jalar dan tanaman palawija lebih diminati di daerah pinggir Selat Seruri ini. Kacang merah merupakan salah satu komoditas terbesar yang dihasilkan petani. Produksi kacang merah lebih banyak untuk konsumsi sehari-hari penduduk lokal.

Lahan persawahan teknis tidak ada. Padahal, dari segi pengairan, peluang pengembangan persawahan cukup besar. Kehadiran Sungai Membramo dan Sungai Wapoga bisa menjadi sumber irigasi. Padi ladang yang ditanam penduduk hanya 21 hektare dengan produksi 53 ton pada tahun 2003. Memang, padi bukan satu-satunya sumber karbohidrat bagi penduduk, masih ada sagu, ubi kayu dan ubi jalar.

Apabila dilihat dari luas wilayah serta jenis tanah, Waropen berpotensi mengembangkan tanaman perkebunan. Menurut catatan pemerintah kabupaten induk, masih ada lahan potensial 196.000 hektare. Namun, areal yang diusahakan untuk menanam komoditas, seperti kelapa, kakao, kopi, kelapa sawit, lada dan vanili sebesar 1.317 hektare. Angka itu kurang dari satu persen lahan potensial.

Tanaman perkebunan yang saat ini banyak dibudidayakan penduduk adalah kakao. Areal penanamannya mencapai 800 hektare dengan produksi 200 ton per tahun. Pemeliharaan kakao ini diusahakan oleh sekitar 1.400 petani. Daerah pemasaran telah berkembang, tidak hanya wilayah Waropen dan Kabupaten Yapen Waropen, tetapi telah mencapai Surabaya dan Makassar di Sulawesi Selatan.

Komoditas lain yang juga diminati penduduk adalah kelapa. Terdapat lebih dari 2.000 keluarga yang memiliki kebun kelapa. Sayangnya produksi kelapa belum mengalahkan produksi kakao. Perdagangannya pun hanya di Waropen dan Pulau Yapen.

Alternatif menanam kopi, lada dan cengkih telah dicoba penduduk untuk meningkatkan pendapatan rumah tangga, namun produksinya masih di bawah satu ton setahun. Tanaman vanili pun mulai dilirik petani untuk dikembangkan. Pada tahun 2003 ditanam 10 hektare vanili oleh 99 keluarga.

Peluang menggarap sektor perikanan di laut di depan mata. Tak kurang dari 2.000 rumah tangga nelayan tersebar di tiga kecamatan yang menggantungkan sumber nafkah di laut. Sampai saat ini, alat tangkap mereka masih sederhana dan hasilnya umumnya hanya untuk konsumsi rumah tangga atau pasar lokal. Kepiting merupakan komuditi unggulan di Kabupaten Waropen. Bahkan pada logo Pemda Kabupaten Waropen terdapat gambar kepiting. Komuditi Kepiting untuk pengembangan dan penggemukan, pembesaran, tetapi juga untuk kepiting sofsel atau kepiting lunak yang nantinya lewat wadah atau kelompok pengelolahan kepiting sofsel bisa keluar dalam bentuk olahan yang sudah terkemas secara baik.[butuh rujukan]

Referensi

sunting
  1. ^ "Pembentukan Daerah-Daerah Otonom di Indonesia s/d Tahun 2014" (PDF). www.otda.kemendagri.go.id. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 2019-07-12. Diakses tanggal 23 Februari 2020. 
  2. ^ a b "Visualisasi Data Kependudukan - Kementerian Dalam Negeri 2024" (Visual). www.dukcapil.kemendagri.go.id. Diakses tanggal 18 Oktober 2024. 
  3. ^ "Indeks Pembangunan Manusia, 2022-2023". www.bps.go.id. Badan Pusat Statistik. Diakses tanggal 18 Oktober 2024. 
  4. ^ "Rincian Dana Transfer Umum T.A 2024 Menurut Provinsi/Kabupaten/Kota" (PDF). www.djpk.kemenkeu.go.id. (2024). Diakses tanggal 18 Oktober 2024. 
  5. ^ "Buku Alokasi dan Rangkuman Kebijakan Transfer Ke Daerah T.A 2024 Provinsi Papua". djpk.kemenkeu.go.id. (2024). hlm. 28. Diakses tanggal 18 Oktober 2024. 
  6. ^ "Kabupaten Waropen Dalam Angka 2019". www.waropenkab.bps.go.id. BPS Papua. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2019-09-21. Diakses tanggal 23 Februari 2020. 
  7. ^ "Kabupaten Waropen". Badan Penghubung Daerah Provinsi Papua (dalam bahasa Indonesia). Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-05-25. Diakses tanggal 2022-05-25. 
  8. ^ "Sistem Kepemimpinan Sera Orang Waropen - I Papua". 2017-07-22. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-09-14. Diakses tanggal 2022-05-25. 
  9. ^ Janur, Katharina (17 Februari 2016). "Lantik 6 Bupati, Gubernur Papua Ucapkan Selamat Bergabung". Liputan6.com. Diakses tanggal 31 Januari 2019. 
  10. ^ "Bupati dan Wakil Bupati Waropen Resmi Dilantik". Pasific Pos.com. 15 Maret 2021. Diakses tanggal 21 Juni 2021. 
  11. ^ "Info Pemilu 2019". KPU RI. Diakses tanggal 28-12-2019. 
  12. ^ "Kabupaten Waropen Dalam Angka 2013". BPS Kabupaten Waropen. 30-01-2014. Diakses tanggal 28-12-2019. 
  13. ^ "Kabupaten Waropen Dalam Angka 2019". BPS Kabupaten Waropen. 20-09-2018. Diakses tanggal 28-12-2019. 
  14. ^ "Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 137 Tahun 2017 tentang Kode dan Data Wilayah Administrasi Pemerintahan". Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2019-09-19. Diakses tanggal 5 Desember 2018. 
  15. ^ "Statistik Potensi Desa Propinsi Papua 2018". BPS Provinsi Papua. Diakses tanggal 27 Februari 2019. 
  16. ^ "Kabupaten Waropen Dalam Angka 2018". BPS Kabupaten Waropen. Diakses tanggal 13 Maret 2019. 
  17. ^ Gambaran Umum - Kab Waropen Diarsipkan 2016-08-21 di Wayback Machine. - Diunggah 2 Desember 2015
  18. ^ "Kabupaten Waropen | BPK Perwakilan Provinsi Papua". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-05-23. Diakses tanggal 2022-05-25. 
  19. ^ "Badan Pusat Statistik Kabupaten Waropen". waropenkab.bps.go.id. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-06-01. Diakses tanggal 2022-05-25. 

Pranala luar

sunting