Superbulan

(Dialihkan dari Supermoon)

Superbulan adalah istilah yang digunakan oleh para astrolog untuk menggambarkan keadaan bulan penuh ketika bulan berada dalam posisi terdekatnya dengan Bumi (apsis/perigee). Istilah ini tidak diterima secara luas, terutama di kalangan ilmuwan. Secara spesifik, superbulan bisa merupakan bulan purnama atau bulan baru, yang jaraknya dengan bumi sekitar 10% atau kurang dari jarak lintasannya dengan bumi. Ketika fenomena ini terjadi, bulan tampak lebih besar dan lebih terang, meskipun perubahan jaraknya hanya beberapa kilometer.[1]

Superbulan yang tampak tanggal 19 Maret 2011

Fenomena superbulan sebelumnya terjadi tahun 1955, 1974, 1992, dan 2005.[2] Pada 19 Maret 2011,[3] superbulan akan mengalami jarak terdekatnya dalam 18 tahun terakhir, dengan prakiraan jarak sekitar 356.577 kilometer (221.567 mi).[4] Pada 19 Maret, fenomena perigee bulan, yang memiliki siklus sekitar 27,3 hari, terjadi bersamaan dengan bulan purnama yang muncul tiap 29 hari. Ketika perigee bulan terjadi bersamaan dengan bulan purnama, permukaan bulan akan tampak 14 persen lebih besar dan 30 persen lebih terang dari bulan purnama.[5]

Superbulan kadang dihubung-hubungkan dengan bencana alam, seperti gempa bumi,[6] gunung meletus, dan lain-lain. Itu karena waktu terjadinya superbulan hampir selalu berdekatan dengan terjadinya suatu bencana alam tertentu.[2] Namun, superbulan tidak cukup kuat untuk memengaruhi permukaan tanah ataupun gunung berapi di Bumi,[1][7] pengaruh dari fenomena superbulan ini di bumi hanyalah naiknya permukaan laut sekitar beberapa inci di beberapa daerah.

Pengaruh fenomena superbulan terhadap peningkatan aktivitas seismik justru terjadi di permukaan bulan sendiri, meskipun efeknya tidak terlalu besar. Ketika berada dalam keadaan superbulan, bulan mengalami gempa. Hal ini terdeteksi oleh instrumen seismologi yang ditinggalkan oleh para astronaut Apollo 11 di bulan.[8]

Istilah superbulan pertama kali dikemukakan oleh astrolog Richard Nolle pada tahun 1979.[9]

Catatan kaki

sunting
  1. ^ a b Smith, Yvette. "Goddard's Chief Scientist Talks About the 'Supermoon' Phenomenon". NASA. Diakses tanggal 12-03-2011. 
  2. ^ a b Radja, Aditia Maruli (ed.). "Tak Perlu Ikut Heboh Internet Soal "Supermoon"". ANTARA News. Diakses tanggal 12-3-2011. 
  3. ^ Ika, Anastasia. "Supermoon Akan Hampiri Bumi pada 19 Maret". Harian Seputar Indonesia. Diakses tanggal 12-3-2011. 
  4. ^ Wolchover, Natalie. "Will March 19 'Supermoon' Trigger Natural Disasters?". Space.com. Diakses tanggal 12-3-2011. 
  5. ^ Kristanti, Elin Y. "Supermoon 19 Maret Picu Bencana Besar?". VIVAnews. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021-02-10. Diakses tanggal 12-3-2011. 
  6. ^ Wijoseno, Gagah. "Gempa Jepang 8,9 SR dan Fenomena Supermoon". detikNews. Diakses tanggal 12-3-2011. 
  7. ^ Mardiana, Erna. "Peneliti Lapan: Supermoon Tak Sebabkan Bencana di Bumi". detikNews. Diakses tanggal 12-3-2011. 
  8. ^ Grush, Loren. "March 19 'Supermoon' May Cause Moonquakes, Scientist Says". Fox News. Diakses tanggal 13-3-2011. 
  9. ^ Campbell, Hank. "Japanese Earthquake Causes 'Supermoon' Concern". Science 2.0. Diakses tanggal 13-3-2011. 

Pranala luar

sunting