Sumpah dalam al-Qur'an

Sumpah (bahasa Arab: القسم, translit. al-qasam) dalam Al-Qur'an digunakan untuk menghilangkan keraguan, membatalkan syubhat, menegakkan argumentasi, menekankan berita, dan mengikrarkan hukum.[1] Pembahasan mengenai sumpah dalam Alquran disebut ilmu aqsām al-Qur’ān (أقسام القرآن).

Definisi

sunting

As-Suyuthi menyebutkan bahwa yang dimaksud dengan sumpah adalah penetapan dan penguatan berita.[2] Definisi ini sangat umum sehingga yang semisal firman Allah: وَاللهُ يَشْهَدُ إِنَّ الْمُنَافِقِينَ لَكَاذِبُونَ[Qur'an Al-Munafiqun:1] juga termasuk sumpah, meskipun alat penekanan berita yang digunakan bukanlah alat sumpah, melainkan kata kerja شهد syahida (“bersaksi”). Sumpah dan persaksian adalah dua alat bukti yang bisa digunakan untuk memutuskan secara hukum dan Al-Qur'an menggunakan keduanya untuk menguatkan argumentasi.[2]

(19) Katakanlah (Muhammad), “Siapakah yang lebih kuat kesaksiannya?” Katakanlah, “Allah, Dia menjadi saksi antara aku dan kamu. Al-Qur'an ini diwahyukan kepadaku agar dengan itu aku memberi peringatan kepadamu dan kepada orang yang sampai (Al-Qur'an kepadanya). Dapatkah kamu benar-benar bersaksi bahwa ada tuhan-tuhan lain bersama Allah?” Katakanlah, “Aku tidak dapat bersaksi.” Katakanlah, “Sesungguhnya hanya Dialah Tuhan Yang Maha Esa dan aku berlepas diri dari apa yang kamu persekutukan (dengan Allah).” قُلْ أَيُّ شَيْءٍ أَكْبَرُ شَهَادَةً ۖ قُلِ اللَّهُ ۖ شَهِيدٌ بَيْنِي وَبَيْنَكُمْ ۚ وَأُوحِيَ إِلَيَّ هَٰذَا الْقُرْآنُ لِأُنذِرَكُم بِهِ وَمَن بَلَغَ ۚ أَئِنَّكُمْ لَتَشْهَدُونَ أَنَّ مَعَ اللَّهِ آلِهَةً أُخْرَىٰ ۚ قُل لَّا أَشْهَدُ ۚ قُلْ إِنَّمَا هُوَ إِلَٰهٌ وَاحِدٌ وَإِنَّنِي بَرِيءٌ مِّمَّا تُشْرِكُونَ  
Qur'an Al-An'am:19
(53) Dan mereka menanyakan kepadamu (Muhammad), “Benarkah (azab yang dijanjikan) itu?” Katakanlah, “Ya, demi Tuhanku, sesungguhnya (azab) itu pasti benar dan kamu sekali-kali tidak dapat menghindar.” وَيَسْتَنبِئُونَكَ أَحَقٌّ هُوَ ۖ قُلْ إِي وَرَبِّي إِنَّهُ لَحَقٌّ ۖ وَمَا أَنتُم بِمُعْجِزِينَ  
Qur'an Yunus:53

Bentuk dan jenis sumpah

sunting

Sumpah zhahir

sunting

Sumpah zhāhir (الظاهر) adalah sumpah yang masih dengan bentuk aslinya atau dihapus bagian kata kerjanya.[3]

Bentuk asli sumpah memiliki tiga bagian: kata kerja yang mempergunakan objek dengan huruf ba (الفعل الذي يتعدى بالباء), objek sumpah (المُقسَم به), dan subyek sumpah atau jawaban sumpah (المقسَم عليه). Kata kerja yang digunakan adalah أحلف ahlafa atau أقسم aqsama (“bersumpah”). Misal, firman Allah:   وَأَقْسَمُوا بِاللَّهِ جَهْدَ أَيْمَانِهِمْ ۙ لَا يَبْعَثُ اللَّهُ مَن يَمُوتُ ۚ بَلَىٰ وَعْدًا عَلَيْهِ حَقًّا وَلَٰكِنَّ أَكْثَرَ النَّاسِ لَا يَعْلَمُونَ     “Dan mereka bersumpah dengan (nama) Allah dengan sumpah yang sungguh-sungguh, “Allah tidak akan membangkitkan orang yang mati.” ... .”[Qur'an An-Nahl:38][4] Dalam contoh ini,

  • أَقْسَمُوا بِـ adalah kata kerjanya,
  • ـاللهِ adalah objek sumpah, dan
  • لَا يَبْعَثُ اللهُ مَن يَمُوتُ adalah subyek sumpah atau jawaban sumpah.

Penggunaan yang lebih banyak adalah dengan menghapus kata kerjanya dan cukup menggunakan huruf ba, atau bisa dengan huruf و wau untuk kata benda secara umum atau huruf ت ta khusus untuk kata ketuhanan الله Allah seperti dalam firman-Nya:   وَتَاللَّهِ لَأَكِيدَنَّ أَصْنَامَكُم بَعْدَ أَن تُوَلُّوا مُدْبِرِينَ    .[Qur'an Al-Anbiya':57][4]

Sumpah muḍmar

sunting

Sumpah muḍmar (المضمر) adalah sumpah yang tidak menggunakan kata kerja dan objek sumpah. Untuk menunjukkannya sebagai sumpah digunakan huruf ل lam yang dimasukkan pada subyek sumpah. Misal, firman Allah:   لَتُبْلَوُنَّ فِي أَمْوَالِكُمْ وَأَنفُسِكُمْ وَلَتَسْمَعُنَّ مِنَ الَّذِينَ أُوتُوا الْكِتَابَ مِن قَبْلِكُمْ وَمِنَ الَّذِينَ أَشْرَكُوا أَذًى كَثِيرًا ۚ وَإِن تَصْبِرُوا وَتَتَّقُوا فَإِنَّ ذَٰلِكَ مِنْ عَزْمِ الْأُمُورِ    .[Qur'an Ali Imran:186][5]

Objek sumpah

sunting

Kata benda yang digunakan sebagai objek sumpah (atau المقسم به al-muqsam bihī) hanyalah kata benda yang diagungkan. Allah bersumpah dengan diri-Nya sendiri dalam Al-Qur'an di tujuh tempat: فَلَا وَرَبِّكَ (Qur'an An-Nisa’:65), قُلْ إِي وَرَبِّي ([Qur'an Yunus:53]), فَوَرَبِّكَ لَنَسْأَلَنَّهُمْ أَجْمَعِينَ (Qur'an Al-Hijr:92), فَوَرَبِّكَ لَنَحْشُرَنَّهُمْ وَالشَّيَاطِينَ (Qur'an Maryam:68), فَوَرَبِّ السَّمَاءِ وَالْأَرْضِ إِنَّهُ لَحَقٌّ (Qur'an Az-Zariyat:23), قُلْ بَلَى وَرَبِّي لَتُبْعَثُنَّ (Qur'an At-Tagabun:7), dan فَلَا أُقْسِمُ بِرَبِّ الْمَشَارِقِ وَالْمَغَارِبِ (Qur'an Al-Ma’arij:40).[2]

Allah juga bersumpah dengan Nabi Muhammad dalam firman-Nya:   لَعَمْرُكَ إِنَّهُمْ لَفِي سَكْرَتِهِمْ يَعْمَهُونَ     (Qur'an Al-Hijr:72).[6]

Selebihnya, Allah bersumpah dengan makhluk-makhluk. Seperti: وَالتِّينِ وَالزَّيْتُونِ (Qur'an At-Tin:1), وَالصَّافَّاتِ (Qur'an As-Saffat:1), وَالشَّمْسِ (Qur'an Asy-Syams:1), وَاللَّيْلِ (Qur'an Al-Lail:1), وَالضُّحَى (Qur'an Ad-Duha:1), dan فَلَا أُقْسِمُ بِالْخُنَّسِ (Qur'an At-Takwir:15).[2]

Subyek sumpah

sunting

Sumpah digunakan untuk menetapkan dan meyakinkan subyek sumpah. Hanyalah hal-hal gaib dan yang samar-samar yang perlu ditekankan dengan sumpah. Hal-hal yang jelas (fisik) seperti matahari, bulan, malam, siang, langit, dan bumi hanya digunakan sebagai objek sumpah, tidak sebagai subyek sumpah. Subyek sumpah juga bisa menjadi objek sumpah karena juga merupakan tanda-tanda kekuasaan-Nya, dan tidak terjadi sebaliknya.[7]

Allah bersumpah untuk pokok-pokok keimanan: tauhid, kebenaran Al-Qur'an, kebenaran Nabi Muhammad, (hari) pembalasan beserta janji dan ancaman, dan (hakikat) keadaan manusia; yang harus diketahui oleh makhluk.[8]

  • Sumpah untuk tauhid, seperti:   وَالصَّافَّاتِ صَفًّا   فَالزَّاجِرَاتِ زَجْرًا   فَالتَّالِيَاتِ ذِكْرًا   إِنَّ إِلَٰهَكُمْ لَوَاحِدٌ     “Demi (rombongan malaikat) yang berbaris bersaf-saf, demi (rombongan) yang mencegah dengan sungguh-sungguh, demi (rombongan) yang membacakan peringatan, sungguh, Tuhanmu benar-benar Esa” (Qur'an As-Saffat:1-4).[8]
  • Sumpah untuk kebenaran Al-Qur'an, seperti:   فَلَا أُقْسِمُ بِمَوَاقِعِ النُّجُومِ   وَإِنَّهُ لَقَسَمٌ لَّوْ تَعْلَمُونَ عَظِيمٌ   إِنَّهُ لَقُرْآنٌ كَرِيمٌ     “Lalu Aku bersumpah dengan tempat beredarnya bintang-bintang. Dan sesungguhnya itu benar-benar sumpah yang besar sekiranya kamu mengetahui, dan (ini) sesungguhnya Al-Qur'an yang sangat mulia” (Qur'an Al-Waqi'ah:75-77).[8]
  • Sumpah untuk kebenaran Nabi Muhammad, seperti:   يس   وَالْقُرْآنِ الْحَكِيمِ   إِنَّكَ لَمِنَ الْمُرْسَلِينَ   عَلَىٰ صِرَاطٍ مُّسْتَقِيمٍ     “Yasin. Demi Al-Qur'an yang penuh hikmah, sungguh, engkau (Muhammad) adalah salah seorang dari rasul-rasul, (yang berada) di atas jalan yang lurus” (Qur'an Yasin:1-4).[9]
  • Sumpah untuk (hari) pembalasan, janji, dan ancaman, seperti:   وَالْمُرْسَلَاتِ عُرْفًا   ... إِنَّمَا تُوعَدُونَ لَوَاقِعٌ     “Demi (malaikat-malaikat) yang diutus untuk membawa kebaikan, ... Sungguh, apa yang dijanjikan kepadamu pasti terjadi” (Qur'an Al-Mursalat:1-7).[9]
  • Sumpah untuk (hakikat) keadaan manusia, seperti:   وَاللَّيْلِ إِذَا يَغْشَىٰ   ... إِنَّ سَعْيَكُمْ لَشَتَّىٰ     “Demi malam apabila menutupi (cahaya siang), ... sungguh, usahamu memang beraneka macam” (Qur'an Al-Lail:1-4).[10]

Lihat pula

sunting

Pranala luar

sunting

Catatan kaki dan referensi

sunting

Catatan kaki dan kutipan

  1. ^ Al-Qaththan 2002, hlm. 285.
  2. ^ a b c d As-Suyuthi 2008, hlm. 675.
  3. ^ Al-Qaththan 2002, hlm. 287.
  4. ^ a b Al-Qaththan 2002, hlm. 283-4.
  5. ^ Al-Qaththan 2002, hlm. 287-8.
  6. ^ As-Suyuthi 2008, hlm. 676.
  7. ^ Ibnul Qayyim 1429 H, hlm. 5.
  8. ^ a b c Ibnul Qayyim 1429 H, hlm. 8.
  9. ^ a b Ibnul Qayyim 1429 H, hlm. 9.
  10. ^ Ibnul Qayyim 1429 H, hlm. 10.

Daftar pustaka