Stasiun Salemba
Stasiun Salemba (SLB) merupakan stasiun kereta api nonaktif yang terletak di Kenari, Senen, Jakarta Pusat, dan termasuk ke dalam Wilayah Penjagaan Aset I Jakarta. Stasiun ini dibangun hanya untuk angkutan opium yang lokasi pabriknya berada di area Salemba, dan bukan untuk angkutan penumpang. Selain angkutan opium, terdapat juga angkutan buah-buahan dan kayu di sini.
Stasiun Salemba
| ||
---|---|---|
Lokasi |
| |
Koordinat | 6°11′39.50999″S 106°50′43.98000″E / 6.1943083306°S 106.8455500000°E | |
Operator | ||
Letak | ||
Layanan | Tidak ada layanan. | |
Konstruksi | ||
Jenis struktur | Atas tanah | |
Informasi lain | ||
Kode stasiun |
| |
Sejarah | ||
Dibuka | 1904 | |
Ditutup | 2 September 1981 | |
Perusahaan awal | Staatsspoorwegen | |
Lokasi pada peta | ||
Sejarah
suntingPasca-akuisisi Bataviasche Oosterspoorweg Maatschappij(BOS) oleh Staatsspoorwegen (SS) pada tahun 1898, dilakukan penataan terhadap jalur kereta api Batavia–Kedunggedeh. Selain membangun jalur baru ke Merak, juga dibangun beberapa jalur kereta api di lintas Jakarta, di antaranya adalah segmen Tanjung Priok–Kemayoran–Jatinegara serta lintas Tanah Abang–Salemba–Kramat/Kramat Sentiong. Untuk segmen Salemba ini, jalurnya memotong jalur milik Nederlandsch-Indische Spoorweg Maatschappij (NIS) lintas Batavia–Buitenzorg. Jalur ini rampung pada 1 Maret 1904.[3]
Pada awalnya, stasiun ini dahulu memiliki banyak percabangan jalur. Di antaranya, jalur yang mengarah ke Stasiun Tanah Abang via HI, ada yang ke Stasiun Cikini, ada pula yang ke Stasiun Kramat, Stasiun Gang Sentiong,[4] dan ada juga yang masuk ke dalam pabrik opium untuk melakukan kegiatan bongkar muat.[5] Kemudian setelah akuisisi jalur NIS oleh SS pada 1913, dibuat wesel percabangan dari sebelah utara Stasiun Cikini, menuju stasiun ini.[6] Setelah dibukanya Stasiun Manggarai pada 1 Mei 1918, jalur cabang dua yang mengarah ke Kramat dan Gang Sentiong ditutup lebih awal dan diganti dengan jalur dari Manggarai ke Meester Cornelis (Jatinegara).[7] Sementara itu, jalur yang mengarah ke Tanah Abang via HI ditutup pada tanggal 1 Agustus 1922, seiring dengan dibukanya jalur baru Manggarai-Tanah Abang via Sudirman, yang saat ini dikenal sebagai Blue Line, serta juga karena penataan kawasan Menteng.[8]
Jalur dan stasiun ini masih bertahan hingga awal era 1980-an, tetapi sudah berubah fungsi menjadi sebuah stasiun gudang, dan bukan untuk layanan KA barang lagi. Diperkirakan, stasiun ini digunakan untuk tempat penyimpanan AMUS (Alat Material untuk Siaga) serta peralatan-peralatan perkeretaapian lainnya. Pada 2 September 1981, PJKA akhirnya menutup stasiun ini, berikut jalurnya.[5][9]
Jalur ini dibongkar secara total. Bekas lokasi pabrik opium tersebut kini menjadi bagian dari kampus Pascasarjana Universitas Indonesia, sedangkan bekas bangunan stasiunnya, kini sudah menjadi rumah warga.[10] Bekas railbed dari jalur ini pun juga sudah menjadi pemukiman padat penduduk dan gang sempit pasar Cikini. Namun, masih terdapat bekas sebuah jembatan KA yang tersisa. Bagian tengah dari jembatan tersebut kini sudah diaspal dan digunakan oleh warga sekitar untuk akses penyeberangan Kali Ciliwung.
Galeri
sunting-
Tampak kanopi peron yang terbuat dari kayu di bangunan Stasiun Salemba.
-
Tampak bentang bekas jembatan KA di jalur Salemba.
-
Tampak penyeberangan bekas jembatan KA di jalur Salemba.
-
Tampak rangka atas bekas jembatan KA di jalur Salemba.
-
Tampak rangka bawah bekas jembatan KA di jalur Salemba.
Referensi
sunting- ^ Subdit Jalan Rel dan Jembatan (2004). Buku Jarak Antarstasiun dan Perhentian. Bandung: PT Kereta Api (Persero).
- ^ Buku Informasi Direktorat Jenderal Perkeretaapian 2014 (PDF). Jakarta: Direktorat Jenderal Perkeretaapian, Kementerian Perhubungan Indonesia. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 1 Januari 2020.
- ^ Reitsma, S.A. (1928). Korte Geschiedenis der Nederlandsch-Indische Spoor- en Tramwegen. Weltevreden: G. Kolff & Co.
- ^ Staatsspoor-en-Tramwegen (1933). Verslag der Staatsspoor-en Tramwegen in Nederlands-Indië. Batavia: Burgerlijke Openbare Werken.
- ^ a b "Heritage - Kereta Api Indonesia". heritage.kai.id. Diakses tanggal 2022-10-22.
- ^ de Bruyn Kops 1940, hlm. 437.
- ^ Pratiwi, R.; Soviana, N.; Sudarsih, A. (2014). "Manggarai: Stasiun Simpang Tujuh Dilengkapi Bancik Terpanjang". Majalah KA. 97: 19-21.
- ^ de Bruyn Kops 1940, hlm. 437-438.
- ^ Dokumen Lintas Cabang yang Masih Aktif dan Tidak Aktif (PPK.8-2011/OR/ORP-KP.BD). Bandung: Kereta Api Indonesia.
- ^ Idris, Muhammad. "Stasiun Salemba, Peninggalan Belanda yang Jadi Rumah Petak". detikcom. Diakses tanggal 2022-10-22.
Daftar pustaka
sunting- de Bruyn Kops, A.L. (1940). "De Ringbaan in en om Batavia". Spoor- en Tramwegen. 13 (22): 435–439.
Stasiun sebelumnya | Lintas Kereta Api Indonesia | Stasiun berikutnya | ||
---|---|---|---|---|
Tanah Abang Terminus
|
Lintas Jakarta Tanah Abang–Salemba–Kramat
|
Kramat Terminus
| ||
Lintas Jakarta Tanah Abang–Salemba–Sentiong
|
Gang Sentiong Terminus
| |||
Pegangsaan Terminus
|
Lintas Jakarta Pegangsaan–Salemba 1913–1981
|
Terminus |