Stasiun Salemba

stasiun kereta api di Indonesia

Stasiun Salemba (SLB) merupakan stasiun kereta api nonaktif yang terletak di Kenari, Senen, Jakarta Pusat, dan termasuk ke dalam Wilayah Penjagaan Aset I Jakarta. Stasiun ini dibangun hanya untuk angkutan opium yang lokasi pabriknya berada di area Salemba, dan bukan untuk angkutan penumpang. Selain angkutan opium, terdapat juga angkutan buah-buahan dan kayu di sini.

Stasiun Salemba
Salemba
Tampak depan Stasiun Salemba, 2023
Lokasi
Koordinat6°11′39.50999″S 106°50′43.98000″E / 6.1943083306°S 106.8455500000°E / -6.1943083306; 106.8455500000
Operator
Letak
km 0+756 lintas Pegangsaan-Salemba[1]
LayananTidak ada layanan.
Konstruksi
Jenis strukturAtas tanah
Informasi lain
Kode stasiun
Sejarah
Dibuka1904
Ditutup2 September 1981
Perusahaan awalStaatsspoorwegen
Lokasi pada peta
Peta
Sunting kotak info
Sunting kotak info • L • B
Info templat
Bantuan penggunaan templat ini

Sejarah

sunting
 
Tampak kondisi emplasemen Stasiun Salemba dan pabrik opium dari udara, 1930-an.

Pasca-akuisisi Bataviasche Oosterspoorweg Maatschappij(BOS) oleh Staatsspoorwegen (SS) pada tahun 1898, dilakukan penataan terhadap jalur kereta api Batavia–Kedunggedeh. Selain membangun jalur baru ke Merak, juga dibangun beberapa jalur kereta api di lintas Jakarta, di antaranya adalah segmen Tanjung PriokKemayoranJatinegara serta lintas Tanah Abang–Salemba–Kramat/Kramat Sentiong. Untuk segmen Salemba ini, jalurnya memotong jalur milik Nederlandsch-Indische Spoorweg Maatschappij (NIS) lintas Batavia–Buitenzorg. Jalur ini rampung pada 1 Maret 1904.[3]:117

Pada awalnya, stasiun ini dahulu memiliki banyak percabangan jalur. Di antaranya, jalur yang mengarah ke Stasiun Tanah Abang via HI, ada yang ke Stasiun Cikini, ada pula yang ke Stasiun Kramat, Stasiun Gang Sentiong,[4] dan ada juga yang masuk ke dalam pabrik opium untuk melakukan kegiatan bongkar muat.[5] Kemudian setelah akuisisi jalur NIS oleh SS pada 1913, dibuat wesel percabangan dari sebelah utara Stasiun Cikini, menuju stasiun ini.[6] Setelah dibukanya Stasiun Manggarai pada 1 Mei 1918, jalur cabang dua yang mengarah ke Kramat dan Gang Sentiong ditutup lebih awal dan diganti dengan jalur dari Manggarai ke Meester Cornelis (Jatinegara).[7] Sementara itu, jalur yang mengarah ke Tanah Abang via HI ditutup pada tanggal 1 Agustus 1922, seiring dengan dibukanya jalur baru Manggarai-Tanah Abang via Sudirman, yang saat ini dikenal sebagai Blue Line, serta juga karena penataan kawasan Menteng.[8]

Jalur dan stasiun ini masih bertahan hingga awal era 1980-an, tetapi sudah berubah fungsi menjadi sebuah stasiun gudang, dan bukan untuk layanan KA barang lagi. Diperkirakan, stasiun ini digunakan untuk tempat penyimpanan AMUS (Alat Material untuk Siaga) serta peralatan-peralatan perkeretaapian lainnya. Pada 2 September 1981, PJKA akhirnya menutup stasiun ini, berikut jalurnya.[5][9]

Jalur ini dibongkar secara total. Bekas lokasi pabrik opium tersebut kini menjadi bagian dari kampus Pascasarjana Universitas Indonesia, sedangkan bekas bangunan stasiunnya, kini sudah menjadi rumah warga.[10] Bekas railbed dari jalur ini pun juga sudah menjadi pemukiman padat penduduk dan gang sempit pasar Cikini. Namun, masih terdapat bekas sebuah jembatan KA yang tersisa. Bagian tengah dari jembatan tersebut kini sudah diaspal dan digunakan oleh warga sekitar untuk akses penyeberangan Kali Ciliwung.

Galeri

sunting

Referensi

sunting
  1. ^ Subdit Jalan Rel dan Jembatan (2004). Buku Jarak Antarstasiun dan Perhentian. Bandung: PT Kereta Api (Persero). 
  2. ^ Buku Informasi Direktorat Jenderal Perkeretaapian 2014 (PDF). Jakarta: Direktorat Jenderal Perkeretaapian, Kementerian Perhubungan Indonesia. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 1 Januari 2020. 
  3. ^ Reitsma, S.A. (1928). Korte Geschiedenis der Nederlandsch-Indische Spoor- en Tramwegen. Weltevreden: G. Kolff & Co. 
  4. ^ Staatsspoor-en-Tramwegen (1933). Verslag der Staatsspoor-en Tramwegen in Nederlands-Indië. Batavia: Burgerlijke Openbare Werken. 
  5. ^ a b "Heritage - Kereta Api Indonesia". heritage.kai.id. Diakses tanggal 2022-10-22. 
  6. ^ de Bruyn Kops 1940, hlm. 437.
  7. ^ Pratiwi, R.; Soviana, N.; Sudarsih, A. (2014). "Manggarai: Stasiun Simpang Tujuh Dilengkapi Bancik Terpanjang". Majalah KA. 97: 19-21. 
  8. ^ de Bruyn Kops 1940, hlm. 437-438.
  9. ^ Dokumen Lintas Cabang yang Masih Aktif dan Tidak Aktif (PPK.8-2011/OR/ORP-KP.BD). Bandung: Kereta Api Indonesia.
  10. ^ Idris, Muhammad. "Stasiun Salemba, Peninggalan Belanda yang Jadi Rumah Petak". detikcom. Diakses tanggal 2022-10-22. 

Daftar pustaka

sunting
Stasiun sebelumnya   Lintas Kereta Api Indonesia Stasiun berikutnya
Tanah Abang
Terminus
Lintas Jakarta
Tanah Abang–Salemba–Kramat
Kramat
Terminus
Lintas Jakarta
Tanah Abang–Salemba–Sentiong
Gang Sentiong
Terminus
Pegangsaan
Terminus
Lintas Jakarta
Pegangsaan–Salemba
1913–1981
Terminus