Stasiun Merak

stasiun kereta api di Indonesia

Stasiun Merak (MER) merupakan stasiun kereta api kelas II yang terletak di Tamansari, Pulomerak, Cilegon. Stasiun yang terletak pada ketinggian +3 meter ini merupakan stasiun kereta api aktif paling barat di Pulau Jawa yang dikelola oleh KAI Commuter. Hanya ada satu kereta api yang melayani angkutan penumpang di stasiun ini, yaitu Commuter Line Merak.

Stasiun Merak
Kereta Api Indonesia
LM11

Tampak depan bangunan Stasiun Merak.
Nama lainStasiun Pelabuhan Merak
Lokasi
Koordinat5°55′49.199″S 105°59′48.253″E / 5.93033306°S 105.99673694°E / -5.93033306; 105.99673694
Ketinggian+3 m
Operator
Letak
km 147+100 lintas BataviaTanah Abang
RangkasbitungMerak[1]
Jumlah peron3
Jumlah jalur3
LayananCommuter Line Merak
Konstruksi
Jenis strukturAtas tanah
Informasi lain
Kode stasiun
KlasifikasiII[2]
Sejarah
Dibuka1 Desember 1914
Ditutup1980-an (lokasi lama)
Perusahaan awalStaatsspoorwegen
Tanggal penting
Dibuka kembali1980-an (lokasi sekarang)
Operasi layanan
Stasiun sebelumnya Stasiun berikutnya
Krenceng Commuter Line Merak
Merak–Rangkasbitung, p.p.
Terminus
Fasilitas dan teknis
FasilitasParkir sepeda Pemesanan langsung di loket Isi baterai Ruang/area tunggu Toilet Musala Pusat informasi 
Tipe persinyalanElektrik tipe DBRI Vital Processor Interlocking[3]
Lokasi pada peta
Peta
Sunting kotak info
Sunting kotak info • L • B
Info templat
Bantuan penggunaan templat ini

Stasiun ini adalah satu dari tiga stasiun terminus yang terletak di ujung barat Pulau Jawa selain Anyer Kidul dan Labuan, serta merupakan stasiun terbesar ke-3 di lintas Rangkasbitung-Merak selain Stasiun Serang dan Stasiun Rangkasbitung. Nama Merak sendiri diambil dari nama kampung tempat letak stasiun ini berada.

Ke arah Krenceng, terdapat dua perhentian yang bernama Sangkamila dan Tegalwangi, yang kini keduanya berstatus nonaktif.[4]

Sejarah

sunting

Sejarah Stasiun Merak tak lepas dari pembukaan Pelabuhan Merak. Pada Juni 1911, kapal HRMS Sumbawa telah menyelesaikan survei mengenai studi kelayakan pembangunan pelabuhan ini. Hasilnya, sang kapten kapal, D.E. Keus, menyimpulkan bahwa Merak, yang berlokasi 10 mil (16 km) di sebelah utara pelabuhan lama Anyer, menjadi tempat potensial bagi rencana pelabuhan baru, agar dapat lebih dekat untuk menyeberang ke Lampung melalui Selat Sunda. Faktor yang menyebabkan Merak layak sebagai pelabuhan baru adalah kawasan tersebut berupa teluk yang diapit oleh karang. Perairan yang ada pada teluk tersebut tidak terlalu dangkal dan hanya dibatasi pantai dan karang yang tinggi sehingga dermaga dapat dibangun setinggi empat depa dengan biaya yang relatif murah.[5]

Rencana pembangunan pelabuhan ini selaras dengan keinginan Staatsspoorwegen agar penumpang dapat menyeberang lebih cepat ke Sumatra. Jalur kereta api di Sumatra bagian selatan, saat itu masih dalam perencanaan. Untuk melaksanakan proyek tersebut, tenaga kerja Jawa dipekerjakan di Sumatra bagian selatan, dan membuat orang Jawa harus menetap permanen di Lampung dan Palembang. Tujuannya adalah untuk memperhitungkan lokasi yang dirasa aman bagi berlabuhnya kapal feri. Keputusan membangun jalur dan Stasiun Merak dimulai dari sebuah titik yang berada di dekat Stasiun Cilegon, berjarak 10 km dari lokasi proyek Pelabuhan Merak. Sementara itu, di Lampung, dibangun dua pelabuhan: Telukbetung dan Oostbaai (Panjang), untuk berlabuh kapal, penyediaan material bangunan untuk jalur kereta api, dan konstruksi.[6]

Per 1 Desember 1914, segmen Cilegon–Merak akhirnya dibuka. Sebelum dibuka, pada 28 November, direncanakan bahwa kegiatan ekspor-impor hewan ternak di Pelabuhan Anyer resmi dilarang dan harus menggunakan Pelabuhan Merak.[7]

Jalur yang menuju ke Anyer Kidul pada awalnya berstatus sebagai jalur utama, sedangkan jalur yang menuju ke Merak berstatus sebagai jalur cabang. Dengan dibukanya stasiun tersebut, status kedua jalur ini ditukar. Titik awal dari keberangkatan kereta-kereta pengumpan (feeder) yang mengarah ke Stasiun Merak ini adalah di Stasiun Tjilegon (Cilegon).

Bangunan stasiun yang sekarang ini merupakan stasiun pindahan, dan bukan bangunan asli peninggalan Staatsspoorwegen. Pada awalnya, Stasiun Merak memiliki sebuah atap kanopi yang terbuat dari kayu,[8] serta masih bersisian langsung dengan laut dan dermaga. Diperkirakan, komponen bangunan tersebut dibongkar atau dihancurkan saat masa kemerdekaan. Stasiun ini memiliki sebuah turntable, dan jalur cabang yang mengarah Pelabuhan Indah Kiat untuk kereta api angkutan bubur kertas. Jalur dan turntable ini kini sudah dibongkar hingga hilang tak berbekas.

Bangunan stasiun yang asli telah dirobohkan sehubungan dengan rencana penataan ulang kawasan Pelabuhan Merak, dengan dibangunnya terminal penyeberangan kapal feri sejak akhir dekade 1980-an sekaligus perkantoran Pelabuhan ASDP Merak.

Bangunan dan tata letak

sunting

Pada awalnya, Stasiun Merak memiliki empat jalur kereta api dengan jalur 4 merupakan sepur lurus. Jalur 2 digunakan untuk pemberhentian maupun parkir rangkaian kereta api penumpang, jalur 1 digunakan untuk jalur langsir lokomotif, serta jalur 3 dan 4 digunakan sebagai sepur simpan yang kini sudah jarang sekali digunakan. Namun, jalur 4 dan weselnya sudah diputus dari jalur utama dan ditimbun aspal sehingga jalur 3 kini menjadi sepur lurus. Terdapat pula bekas gerbong barang terbengkalai di jalur 4 ini.

 

  LM11  

Jalur 4 Nonaktif
Jalur 3 Sepur lurus (jarang digunakan)
G Bangunan utama stasiun
P

Lantai peron

Peron sisi
Jalur 2      Commuter Line Merak, dari dan ke Rangkasbitung (Krenceng)
Peron pulau
Jalur 1 Sepur belok untuk langsiran lokomotif
Peron sisi

Stasiun ini dilengkapi dengan dua peron penumpang yang berukuran agak tinggi dan satu peron yang berukuran rendah. Stasiun ini termasuk dalam area Pelabuhan Merak milik PT ASDP Indonesia Ferry. Oleh karena itu, setiap orang yang tiba di stasiun ini dan ingin pindah moda dengan kapal feri diwajibkan untuk membayar masuk area pelabuhan.

Di waktu yang akan datang, beredar kabar bahwa PT Kereta Api Indonesia berencana akan memindahkan lokasi Stasiun Merak. Kepala Humas (Kahumas) PT KAI Daop I Jakarta Eva Chairunisa menjelaskan bahwa hal ini dilakukan guna penataan kawasan agar fasilitas transportasi di Pelabuhan Merak menjadi lebih baik lagi.[9]

Layanan kereta api

sunting

Sebelumnya, stasiun ini juga melayani kereta api penumpang jarak jauh dan kereta api lokal seperti KA Kalimaya, Patas Merak, dan Krakatau. Per 1 April 2017, KA Kalimaya dan Patas Merak dinyatakan berhenti beroperasi karena digantikan oleh layanan baru KRL Commuter Line Rangkasbitung,[10] dan pada tanggal yang sama rute KA Lokal Merak dipangkas menjadi hanya Rangkasbitung-Merak PP saja, dari yang sebelumnya Tanah Abang-Merak PP.[11] Pada 17 Juli 2017, KA Krakatau ikut dipangkas rutenya menjadi Pasar Senen-Blitar PP dari yang sebelumnya Merak-Blitar PP, dan namanya diganti menjadi KA Singasari.[12]

Nama kereta api Relasi perjalanan Keterangan
LM Commuter Line Merak Merak Rangkasbitung

Insiden

sunting

Pada 28 September 1980, lokomotif BB303 15 menabrak sepur badug dan hampir tercebur ke laut karena melaju dengan kecepatan yang terlalu tinggi saat ingin memutar posisi lokomotif di turntable. Pada saat itu lokasi Stasiun Merak masih bersisian langsung dengan laut dan dermaga.[13]

Galeri

sunting

Referensi

sunting
  1. ^ Subdit Jalan Rel dan Jembatan (2004). Buku Jarak Antarstasiun dan Perhentian. Bandung: PT Kereta Api (Persero). 
  2. ^ a b Buku Informasi Direktorat Jenderal Perkeretaapian 2014 (PDF). Jakarta: Direktorat Jenderal Perkeretaapian, Kementerian Perhubungan Indonesia. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 1 Januari 2020. 
  3. ^ Sugiana, A.; Lee, Key-Seo; Lee, Kang-Soo; Hwang, Kyeong-Hwan; Kwak, Won-Kyu (2015). "Study on Interlocking System in Indonesia" (PDF). Nyeondo Hangugcheoldohaghoe Chungyehagsuldaehoe Nonmunjib (Korean Society for Railway) (46). 
  4. ^ de Chef der Exploitatie Westerlijnen (16 November 1914). "Staatsspoorwegen op Java (Westerlijnen) (advertentie)". Het nieuws van den dag voor Nederlandsch-Indië. Diakses tanggal 2024-12-05. 
  5. ^ "Verbinding der Java- en Sumatra Staatsspoorwegen". Arnhemsche Courant. 17 Februari 1912. hlm. 5-6. Diakses tanggal 2024-11-14. 
  6. ^ "Aansluiting van het spoorwegnet op Java met dat op Sumatra". De Nieuwe Courant. 6 Agustus 1912. hlm. 9. Diakses tanggal 2024-11-14. 
  7. ^ "Telegrammen- de Merak lijn". Bataviaasch-nieuwsblad. 20 November 1914. Diakses tanggal 2024-11-14. 
  8. ^ de Jong, Michiel van Ballegoijen (1993). Spoorwegstations op Java. Amsterdam: De Bataafsche Leeuw. hlm. 120. 
  9. ^ Media, Kompas Cyber (2023-02-04). "Ramai Kabar soal Stasiun Merak Akan Nonaktif, Ini Penjelasan KAI Halaman all". KOMPAS.com. Diakses tanggal 2023-03-21. 
  10. ^ Abdullah, Fariz (2017-03-19). "Empat Perjalanan KA Lokal Rangkasbitung – Tanah Abang Dihapus 1 April 2017". bantenhits (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2021-02-16. 
  11. ^ "April 2017, KA Lokal Hanya Layani Rute Rangkasbitung-Merak". April 2017, KA Lokal Hanya Layani Rute Rangkasbitung-Merak. 2017-03-20. Diakses tanggal 2019-10-11. 
  12. ^ Fahmi, M Iqbal (2017-07-02). Rastika, Icha, ed. "KA Krakatau Berubah Jadi KA Singasari, Berikut Jadwal dan Rute Barunya". Kompas.com. Diakses tanggal 2019-10-10. 
  13. ^ BB303 15 Merak 28.09.80 ***, 2009-10-11, diakses tanggal 2023-03-21 
Stasiun sebelumnya   Lintas Kereta Api Indonesia Stasiun berikutnya
Terminus Merak–Tanah Abang–Kampung Bandan Krenceng