Ireneus (atau Irenæus, Irenaeus; ±130-202M) adalah seorang Kristen mula-mula yang dikenal menjabat sebagai Uskup di Lugdunum, Gallia, (sekarang Lyon/Lyons, Prancis).[1][2] Ia dihormati sebagai salah satu Bapa gereja perdana dan pakar apologetik Kristen mula-mula. Tulisan-tulisannya sangat kaya akan informasi mengenai perkembangan awal teologi Kristen. Ia merupakan murid (atau "pendengar"; hearer) dari Polikarpus,[3] yang secara tradisional merupakan murid langsung dari Yohanes sang Penginjil, yaitu salah seorang dari Keduabelas Rasul pertama yang menyertai Yesus Kristus.

Santo

Ireneus
Ukiran melukiskan Ireneus, uskup Lugdunum di Gallia (sekarang Lyons, Prancis) yang memerangi ajaran-ajaran sesat.
Uskup dan Martir
Lahir130
Smirna di Asia Kecil (sekarang İzmir, Turki)
Meninggal202
Lugdunum di Gaul/Gallia (sekarang Lyons, Prancis)
Dihormati diGereja Katolik Roma
Gereja Ortodoks Timur
Gereja Ortodoks Oriental
Gereja Lutheran
Gereja Anglikan
Pesta28 Juni (Gereja Katolik Roma, Gereja Anglikan); 23 Agustus (Gereja Ortodoks Timur)

Riwayat

sunting

Diduga ia dilahirkan di Asia Kecil lebih kurang pada tahun 125. Perdagangan yang lancar antara Asia Kecil dan Gaul/Gallia (Prancis) memberi peluang bagi orang-orang Kristen untuk membawa agamanya ke Prancis, tempat mereka mendirikan sebuah gereja yang mapan di kota Lyons.

Sebagai imam di Lyons, Ireneus hidup sesuai namanya, yang artinya 'damai'. Ketika itulah pembantaian orang-orang Kristen sedang marak di Lyons, dan dalam peristiwa ini uskup Lyons terbunuh.

Ireneus diangkat menjadi uskup untuk menggantikan uskup yang terbunuh. Ketika itu terdapat banyak orang yang telah menganut Gnostisisme di Prancis. Penyebaran aliran ini sangat pesat karena kaum Gnostis (gnosis dalam bahasa Yunani artinya "pengetahuan") menggunakan istilah orang-orang Kristen — meskipun mereka memberikan interpretasi yang berbeda secara radikal.

Ireneus pun mempelajari bentuk-bentuk ajaran Gnostik. Meskipun sangat berbeda dengan Kristen, secara umum mereka mengajarkan bahwa dunia fana ini jahat; bahwa dunia ini diciptakan dan diperintah oleh kuasa malaikat, bukan Tuhan; bahwa Tuhan berada jauh dan tidak ada hubungannya dengan dunia ini; bahwa keselamatan dapat diraih dengan mempelajari ajaran-ajaran rahasia khusus; bahwa kaum Gnostik itulah orang-orang rohani (bahasa Yunani: pneumatikoi) yang lebih unggul daripada orang-orang Kristen (bahasa Yunani: psychikoi) biasa. Para guru aliran Gnostik sangat mendukung pendapat ini dengan Injil Gnostik mereka – buku yang biasanya membawa-bawa nama para rasul dan menggambarkan Yesus yang mengajarkan doktrin-doktrin Gnostik. Setelah uskup Lyons itu mempelajari ajaran sesat itu, ia menulis Melawan Ajaran Sesat, suatu karya besar yang membeberkan kebodohan "ajaran yang secara keliru disebut Gnostik" tersebut.[4]

Sepanjang hidupnya, Ireneus dengan gembira mengenang perkenalannya dengan Polikarpus, yang pernah akrab dengan Rasul Yohanes. Jadi, tidaklah mengherankan bahwa ia berpegang pada keabsahan para rasul ketika ia menolak paham Gnostik. Sang uskup menegaskan bahwa para rasul mengajar di tempat-tempat umum dan tidak ada satu pun yang dirahasiakan. Di seluruh kekaisaran, gereja-gereja berpegang pada ajaran-ajaran yang hanya disampaikan para rasul Kristus, dan hanya inilah satu-satunya dasar keyakinan. Ireneus menyatakan bahwa para uskup yang merupakan pelindung iman Kristen adalah penerus para rasul. Dengan demikian, ia telah mengangkat martabat para uskup. Dalam bukunya "Melawan Ajaran Sesat", Ireneus menetapkan standar bagi teologi gereja. Semua kebenaran yang kita butuhkan sudah tercantum dalam Alkitab. Ia juga membuktikan bahwa dirinya adalah seorang teolog terbesar semenjak Rasul Paulus. Argumentasinya yang tersebar luas merupakan pukulan besar bagi aliran Gnostik pada masanya.

Ia diakui sebagai Santo baik oleh Gereja Ortodoks Timur maupun Gereja Katolik Roma. Gereja Katolik Roma bahkan menganggap Ireneus sebagai salah satu Bapa Gereja. Ireneus adalah murid dari Polikarpus, yang merupakan murid dari Yohanes, salah satu murid dari Yesus sendiri. Tanggal peringatan Ireneus adalah 28 Juni.

Yang terlestarikan antara lain:

Dengan menyitir gambaran dari Perjanjian Lama dan Baru, ia membuktikan bahwa dunia diciptakan Allah yang penuh cinta kasih, yang kemudian ternoda oleh dosa-dosa manusia. Adam, manusia pertama yang tak berdosa, menjadi orang yang berdosa karena menyerah pada godaan. Tetapi kejatuhannya telah ditanggulangi oleh karya manusia tak berdosa yang kedua, yaitu Kristus, Adam baru/Adam kedua. Tubuh sebenarnya tidaklah jahat; pada hari penghakiman, tubuh dan jiwa orang-orang percaya akan diangkat, mereka akan tinggal bersama-sama Allah untuk selamanya.[4]

Ireneus paham bahwa ajaran Gnostik memikat kecenderungan manusiawi yang ingin mengetahui hal-hal rahasia yang belum diketahui orang lain. Tentang orang-orang Gnostik ia menulis, "Segera setelah seseorang dimenangkan, orang tersebut menjadi sombong dan merasa dirinya begitu penting, ia pun berjalan mengangkat dada dengan gaya seekor ayam jantan." Tetapi orang-orang Kristen seharusnya menerima anugerah Allah dengan rendah hati, dan tidak mengandalkan kegiatan-kegiatan intelektualnya yang akan membuat ia sombong.

  • Demonstrasi Pemberitaan Kerasulan (The Demonstration of the Apostolic Preaching atau Proof of the Apostolic Preaching, "Bukti Pemberitaan Kerasulan"), di mana sebuah salinannya dalam bahasa Armenia diketemukan pada tahun 1904. Karya ini tampaknya merupakan suatu instruksi bagi orang-orang yang baru masuk Kristen.[5][6]
  • Eusebius menyebutkan karya-karya lain dari Irenaeus, sekarang hilang, termasuk On the Ogdoad, suatu surat tidak berjudul ditujukan kepada Blastus mengenai perpecahan (schism), On the Subject of Knowledge (Mengenai Pengetahuan), On the Monarchy (Mengenai Monarkhi) atau How God is not the Cause of Evil (Betapa Allah bukan Penyebab Kejahatan).[7][8][9]

Alkitab

sunting

Irenaeus menunjuk kepada Kitab Suci sebagai bukti ajaran utama ortodoks Kristen untuk melawan ajaran sesat, menggolongkan sebagai Kitab Suci bukan saja Perjanjian Lama melainkan juga kebanyakan kitab-kitab yang sekarang dikenal sebagai Perjanjian Baru,[4] sambil menyingkirkan banyak tulisan-tulisan, sejumlah besar oleh kelompok Gnostik, yang berkembang pada abad ke-2 dan ikut-ikutan mengklaim otoritas kitab suci.[10]

Sebelum Irenaeus, orang Kristen berbeda paham mengenai Injil mana yang mereka sukai. Orang Kristen di Asia Kecil lebih memilih Injil Yohanes, sedangkan Injil Matius lebih populer secara umum.[11] Irenaeus menyatakan bahwa empat kitab Injil, Injil Matius, Injil Markus, Injil Lukas, dan Injil Yohanes, semuanya kitab suci kanonik.[12] Jadi Irenaeus merupakan salah satu saksi paling awal mengenai empat Injil kanonik, kemungkinan sebagai reaksi atas versi Injil Lukas hasil suntingan Marcion, yang oleh Marcion dinyatakan sebagai satu-satunya injil sejati.[5][13]

Berdasarkan argumen-argumen yang dikemukakan oleh Irenaeus untuk mendukung hanya empat Injil asli, beberapa pakar menafsirkan bahwa "Injil Berempat" (fourfold Gospel) tentunya masih merupakan hal yang cukup baru pada zaman Irenaeus.[14] Against Heresies 3.11.7 acknowledges that many heterodox Christians use only one gospel while 3.11.9 acknowledges that some use more than four.[15] Pada sekitar tahun 150–160, pakar apologetik dan asketik Tatian menyusun suatu harmonisasi dari keempat Injil menjadi satu naratif yang disebut Diatesseron. Kesuksesan Diatessaron karya Tatian pada masa yang hampir sama merupakan "... suatu indikasi kuat bahwa Injil Berempat yang pada saat bersamaan didukung oleh Irenaeus tidak diterima luas, apalagi universal."[16]

Irenaeus juga merupakan salah satu saksi awal bahwa Injil Yohanes memang disusun oleh rasul Yohanes,[17] dan bahwa Injil Lukas disusun oleh Lukas, rekan seperjalanan Paulus.[18]

Menurut para sarjana Irenaeus terbukti mengutip bahan-bahan dari 22 kitab di antara 27 kitab dalam Perjanjian Baru:

Kemungkinan ia juga merujuk kepada Yakobus (Jilid 4, Bab 16) serta mungkin juga 2 Petrus (Jilid 5, Bab 28) tetapi tidak ada kutipan dari Filemon, 3 Yohanes maupun Yudas.

Selain itu ia mengutip dari Perjanjian Lama terutama Kitab Mazmur dan Kitab Yesaya.

Referensi

sunting
  1. ^ A. Kenneth Curtis, J. Stephen Lang & Randy Petersen, 100 Peristiwa Penting dalam Sejarah Kristen, Immanuel, 1999.
  2. ^ Lane,Tonny. 2005. Runtut Pijar Sejarah Pemikiran Kristiani. Jakarta:BPK Gunung Mulia. ISBN 979-9290-92-9. Hal. 9-10.
  3. ^ Eusebius of Caesarea, Ecclesiastical History Book v. Chapter v.
  4. ^ a b c "Caesar and Christ"(New York: Simon and Schuster, 1972)
  5. ^ a b Glenn Davis, The Development of the Canon of the New Testament: Irenaeus of Lyons Diarsipkan 2011-04-08 di Wayback Machine.
  6. ^ Karya ini pertama kalinya diterbitkan pada tahun 1907 dalam bahasa Armenia, bersama dengan terjemahan Jerman oleh Adolf von Harnack. Harnack juga membagi teks itu ke dalam seratus bagian bernomor.
  7. ^ Poncelet, Albert. The Catholic Encyclopedia vol. VII, St. Irenaeus, 1910.
  8. ^ Rev. J. Tixeront, D.D. A Handbook of Patrology. Section IV: The Opponents of Heresy in the Second Century, St. Louis, MO, by B. Herder Book Co. 1920.
  9. ^ Eusebius, Historia Ecclesiastica 5.20.1
  10. ^ Encyclopaedia Britannica: Saint Irenaeus
  11. ^ Harris, Stephen L., Understanding the Bible (Palo Alto: Mayfield, 1985)
  12. ^ "Tetapi tidak mungkin Injil-injil itu berjumlah lebih banyak maupun lebih sedikit dari yang ada itu. Karena adanya empat zona dunia tempat kita hidup, dan empat arah utama mata angin, sedangkan gereja telah tersebar ke seluruh dunia, dan karena 'pilar dan dasar' Gereja ialah Injil dan terbukti bahwa Logos, fashioner demiourgos dari semua, Ia yang duduk di atas kerubim dan memegang segala hal, ketika Ia menjelma sebagai manusia, memberikan Injil dalam empat bentuk tetapi diikat bersama oleh satu Roh." Melawan Ajaran Sesat 3.11.8
  13. ^ Brown, Raymond E. An Introduction to the New Testament, p. 14. Anchor Bible; 1st edition (October 13, 1997). ISBN 978-0-385-24767-2.
  14. ^ McDonald & Sanders, The Canon Debate, 2002, p. 277
  15. ^ McDonald & Sanders, p. 280. Also p. 310, menyimpulkan pada 3.11.7: kelompok Ebionit menggunakan Injil Matius, Marcion merusak Injil Lukas, kelompok Doketis menggunakan Injil Markus, kelompok Valentinian menggunakan Injil Yohanes
  16. ^ McDonald & Sanders, p. 280
  17. ^ McDonald & Sanders, p. 368
  18. ^ McDonald & Sanders, p. 267