Tucuxi

mobil sport listrik dari Indonesia
(Dialihkan dari Sotalia fluviatilis)

Tucuxi[3][4] adalah sebuah mobil listrik produksi Indonesia[5] yang masih dalam tahap purwarupa. Desainer mobil ini adalah seorang pengusaha dan pemilik ElektrikCar, LLC, Danet Suryatama, alumnus Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya dan University of Michigan[6][7][5][8].

Tucuxi
Mobil Tucuxi di Museum Angkut tahun 2017
Informasi
ProdusenElektrikCar[1]
Juga disebutSi Lumba-lumba[2]
Masa produksi2012
PerancangDr. Danet Suryatama
Bodi & rangka
KelasMobil sport
Bentuk kerangkaCoupé 2 pintu
Penyalur daya
Mesin200 kW (268 HP) Permanent Magnet AC
dengan waktu pengisian 4 jam
Dimensi
Jarak sumbu roda3.110 mm (122,4 in)
Panjang4.427 mm (174,3 in)
Lebar1.995 mm (78,5 in)
Tinggi1.282 mm (50,5 in)
Berat kosong1.112 kg (2.452 pon)

Pengembangan

sunting

Awalnya mobil listrik ini merupakan pesanan Menteri Negara BUMN, Dahlan Iskan[5]. Dia memesan mobil tersebut pada Danet Suryatama yang sebenarnya sudah menciptakan mobil konsep tersebut pada tahun 2004 hingga 2008[9]. Begitu mendapat tawaran dari Dahlan Iskan untuk mengembangkan mobil rancangannya itu, Danet langsung menyatakan kesanggupannya. Hasil riset yang telah disempurnakan itu ia boyong pulang kampung.

Di Indonesia pengerjaan pembuatan bodi mobil ini dipercayakan pada rumah modifikasi "Kupu-kupu Malam Auto Fashion"[10] yang berada di daerah Sleman, Yogyakarta. Kota tersebut dipilih dengan pertimbangan bahwa di sana memiliki banyak tenaga terampil yang dapat mendukung proses produksi[11]. Kendati daerah ini dianggap kurang strategis lantaran tak memiliki pelabuhan laut besar untuk kelancaran transportasi pengiriman barang, pengiriman tetap dapat dilakukan melalui kota Semarang yang berada tidak begitu jauh dari Yogyakarta.

Desain

sunting
 
Tucuxi mirip dengan Lexus 2054

Desain bodi mobil dengan 2 pintu dan 2 tempat duduk ini, yang dapat ditambah 2 lagi jika diperlukan, menyerupai ikan Lumba-lumba air tawar yang memiliki habitat di anak sungai Amazon, sungai Amazon Basin di wilayah Peru, Amerika Selatan. Hal tersebut juga yang menjadi faktor mengapa dinamakan Tucuxi, sesuai dengan nama Lumba-lumba jenis tersebut. Desain bodi seperti yang diterapkan pada mobil Tucuxi ini dikenal juga dengan istilah desain "air mata" (bahasa Inggris: tear drop).

 
Tucuxi juga mirip dengan Bugatti Veyron

Mobil konsep ini menggunakan bahan Aramid-Carbon Fiber Composite untuk bahan bodinya. Bagian depan hingga kaca belakang dibuat melandai untuk meminimalisir hambatan angin yang mendukung sisi aerodinamikanya. Desain interiornya mengacu pada desain mobil sport. Beberapa panel canggih menghiasi interior dalam mobil. Selain panel daya baterai, ada panel GPS sekaligus penghubung ke smartphone yang bisa langsung diakses ketika mobil digunakan.

Sepintas jika diperhatikan, desain Tucuxi mirip dengan mobil konsep Lexus 2054[12][13][4] produksi produsen mobil dari Jepang, Lexus yang merupakan divisi dari Toyota Motor, Corp.. Mobil konsep tersebut dipesan sutradara terkenal Hollywood, Steven Spielberg tahun 2002 untuk digunakan pada film Minority Report yang dibintangi oleh Tom Cruise. Ada juga yang mengatakan Tucuxi mirip dengan mobil Bugatti Veyron, produksi perusahaan mobil Prancis. Dikatakan mirip dengan Bugatti[13][14], mungkin karena ada faktor kesamaan dari segi desain model grill depan Tucuxi dengan mobil tersebut.

Spesifikasi

sunting

Didukung motor listrik berkekuatan 200kW (268HP), jika disetarakan dengan mobil berbahan bakar bensin sama dengan 3000cc. Baterai yang dipakai adalah Lithium Iron Phosphate (LiFEPO4) atau Nano Lithium, sistem baterai (tergantung pilihan), Pengisian baterai dengan "pengisian cepat" (bahasa Inggris: fast charging) membutuhkan waktu 3 hingga 5 jam dari baterai kosong, sedangkan untuk alternatif pilihan "pengisian lambat" (bahasa Inggris: slow charging) bisa memakan waktu lebih dari 10 jam. Bila baterai terisi penuh mobil ini mampu menempuh jarak 321 kilometer, bergantung cara mengendarainya. Dengan besar daya baterai yang mencapai 61 kWh dan berjumlah lebih dari 100 baterai, Tucuxi mampu dipacu hingga kecepatan lebih dari 200 km/jam.

Interior

sunting

Desain interior mobil sport ini, mulai dari warna yang didominasi oleh warna merah, pemilihan jok seperti yang dimiliki mobil Ferrari, dan lain-lain dibuat oleh Ninien Wahyu Lestari, istri dari Danet Suryatama, dan dikerjakan di rumah modifikasi "Kupu-kupu Malam Auto Fashion".

Teknis

sunting
  • Lebar: 1.995 mm
  • Tinggi: 1.282 mm
  • Panjang: 4.426,7 mm
  • Jarak sumbu roda: 3.110 mm
  • Jarak bebas ke tanah: 150.9 mm
  • Berat kosong: 1.112,1 kg

Kontroversi

sunting

Kecelakaan

sunting

Beberapa hari setelah kemunculan perdananya saat dilakukan "uji coba berkendara" (bahasa Inggris: test drive) di halaman Gedung olahraga Gelora Bung Karno oleh Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Dahlan Iskan, pada hari Minggu, tanggal 23 Desember 2012, mobil yang dikatakan sanggup menarik gerbong kereta api[15][11] tersebut mengalami kecelakaan saat dibawa berkendara oleh sang pemilik, Menteri Negara BUMN, untuk uji coba lanjutan guna menempuh jarak total 1000 kilometer dari Solo menuju Surabaya tanggal 5 Januari 2013. Kecelakaan tersebut terjadi di wilayah Plaosan, Magetan yang merupakan rute pertama uji coba tersebut.

Rute pertama tersebut rencananya adalah dari Solo menuju Magetan dengan rute yang dipilih adalah Solo - Tawangmangu - Sarangan - Magetan. Saat dibawa berkendara menempuh tanjakan yang cukup ekstrem di wilayah lokasi wisata Tawangmangu, mobil tersebut melahap tanjakan dengan mulus tanpa suatu kendala. Namun setelah memasuki kawasan yang menurun tajam, mulai tercium bau rem yang terbakar. Sang Menteri yang kontroversial itupun lalu mengambil keputusan untuk berhenti sejenak guna memeriksa keadaan mobilnya.

Saat perjalanan dilanjutkan, rem mobil ternyata blong dalam kondisi jalan yang masih menurun curam. Mantan Direktur Utama Perusahaan Listrik Negara itu terpaksa menabrakkan Tucuxi ke tebing untuk menghentikan laju kendaraan. Hal tersebut dilakukan untuk menghindari bahaya yang lebih besar karena jika tidak cepat dihentikan, mobil akan meluncur makin kencang tanpa kendali dan dapat membahayakan orang lain. Pemikiran tersebut diambil dia dengan risiko kehilangan nyawanya sendiri.

Mobil tersebut akhirnya berhenti setelah menabrak tebing lalu terpental ke tiang listrik dan terhenti di depan sebuah mobil Isuzu Panther. Pengemudi dan penumpangnya yaitu Dahlan Iskan dan seorang ahli teknologi mobil listrik, Ricky Elson, selamat nyaris tanpa luka sedikitpun, sementara kondisi mobil tersebut rusak parah.

Tim ElektrikCar

sunting

Pihak ElektrikCar, LLC sebagai pihak pengembang dalam hal ini diwakili oleh Tim ElektrikCar merasa tidak bertanggung jawab atas terjadinya kecelakaan tersebut[16], karena menganggap Menteri Negara BUMN telah melakukan pelanggaran hak cipta. Karena dalam perjanjian antara produsen dan Dahlan Iskan telah disepakati untuk menjaga kerahasian desain dan hak cipta peralatan mesin mobil tersebut.

Tim tersebut menyatakan setelah serah terima mobil tersebut kepada pihak Menteri Negara BUMN, pihak pengembang dilarang untuk melakukan servis dan perawatan. Pada saat kunjungan ke rumah modifikasi Kupu-kupu Malam, tim ElektrikCar menemukan bahwa mobil tersebut telah dibongkar dan diganti peralatannya, khususnya peralatan yang berhubungan dengan rem, yang belum diketahui bagaimana performanya[17].

Referensi

sunting

Pranala luar

sunting

Lihat pula

sunting