Soeara Poeblik atau Swara Publiek adalah nama sebuah surat kabar berbahasa Indonesia yang pernah terbit di Surabaya, Indonesia. Soeara Publiek terbit pertama kali pada 1 April 1925. Surat kabar ini dicetak dan diterbitkan oleh N.V. Kong Sing.

Soeara Poeblik
TipeSurat kabar
PemilikLiem Koen Hian
PenerbitN. V. Kong Sing
PresidenLiem Koen Hian
Pemimpin redaksiGustav Amann
Manajer umumTjoa Jan Hie
Redaksi beritaKwee Thiam Tjing atau Tjamboek Berdoeri
Didirikan1 April 1925; 99 tahun lalu (1925-04-01)
BahasaBahasa Indonesia
Berhenti publikasi1929 (1929)
PusatTepekongsraat Surabaya
NegaraIndonesia
KotaSurabaya

Kepemilikan

sunting

Direktur pertama Soeara Poeblik adalah Liem Koen Hian, seorang wartawan keturunan Tionghoa yang lahir di Banjarmasin. Di sini, dia dibantu oleh Tjoa Jan Hie sebagai kepala administrasi.

Dalam perjalanannya, kepemilikan (kongsi) surat kabar ini berpindah-pindah. Bermula kongsi pertama mendirikan Bintang Surabaja, entah alasan apa selanjutnya kongsi tersebut dijual dan Bintang Surabaja ditutup tetapi kongsi tetep berjalan. Pada tanggal 1 April 1924, Kongsi Bandung ambles dan kembali pindah kongsi ke tempat asalnya yakni Surabaya yang dipimpin langsung tuan Liem Koen Hian. Setelah berjalan tiga tahun, kongsi lama pecah dan kantor dipindah dari jalan Grisec ke Tepekongsraat Surabaya, kongsi baru mengubah nama surat kabar dari Soeara Publiek menjadi Swara Publiek tepatnya pada bulan Desember 1928.[1]

Redaksi

sunting

Di bagian redkasi, surat kabar ini memiliki penulis tetap bernama Gustav Amann.[2] Selain itu, terdapat Kwee Thiam Tjing yang menjadi pembantu utama surat kabar ini dengan nama pena Tjamboek Berdoeri.

Menurut buku Seabat Pers Kebangsaan, 1907-2007, surat kabar Swara Publiek fokus memberitakan makna-makna penting Nasionalisme Cina. Contoh salah satu terbitannya pada 1926 yang mengulas kisah hidup Sun Yat Sen terkait idenya tentang tiga asas Kebangsaan, Demokrasi, dan Kesejahteraan Rakyat. Tulisan itu ditulis oleh penulis tetapnya.[2]

Dalam perjalanannya, Swara Publiek ini juga pernah memprotes berita-berita Perwarta Soerabaja. Surat kabar ini beranggapan bahwa Perwarta Soerabaya dalam beritanya penuh kebohongan, omong kosong, menuduh tanpa bukti, dan sering mengambil barita surat kabar lain dan hanya sedikit diubah. Salah satu protesnya terdapat pada Swara Publiek edisi 29 Januari 1926 pada rubrik Pridato Hari Sabtoe.[2]

Soeara Poeblik adalah satu-satunya surat kabar Melayu Tionghoa yang sering jatuh bangun karena berani melawan Gubernemen yang mengakibatkan kas kongsi tiada menentu.[1]

Rubrikasi

sunting

Rubrik yang diterbitkan surat kabar ini yaitu, rubrik kota, rubrik warta familie, rubrik berita loear negeri, rubrik dalam negeri, rubrik roepa-roepa, rubrik lembar dagang, rubrik sport, rubrik feuilleton dan rubrik advertentie.[2]

Surat kabar ini memasang tarif berlangganan seharga f 2 untuk satu bulan bagi pembacanya yang berada dalam negeri dan f 2,5 untuk luar negeri. Berlanggana satu kwartal, surat kabar ini memasang tarif f 6 untuk dalam negeri dan f 7,5 untuk luar negeri.[2]

Pemasangan iklan, Swara Publiek memasang tarif f 0,501 untuk satu regel. Satu iklan seklai muat seharga f 2,50. Namun, surat kabr ini tidak pernah memasang iklah di halaman muka. Iklan hanya dipasang di halaman bagian belakang.[2]

Berhenti terbit

sunting

Tidak lama tampil, karena sering bergesekan dengan surat kabar kulit putih seperti Melajoe Tionghoa, surat kabar Swara Publiek terpaksa tutup pada 1929 dan dijual oleh Liem Koen Hian ke Perwarta Soerabaja.[2]

Rujukan

sunting
  1. ^ a b Kusumo, Rizky (2022). "Liem Koen Hian dan Surat Kabar Tionghoa yang Menyuarakan Nasionalisme". www.goodnewsfromindonesia.id. Diakses tanggal 2023-11-11. 
  2. ^ a b c d e f g Seabad Pers kebangsaan, 1907–2007 (edisi ke-Cet. 1). Jakarta: I:Boekoe. 2007. hlm. 276–279. ISBN 978-979-1436-02-1. OCLC 289071007.