Soa-soa
Soa-soa | |
---|---|
di Kebun Binatang Houston | |
Klasifikasi ilmiah | |
Kerajaan: | |
Filum: | |
Kelas: | |
Ordo: | |
Subordo: | |
Famili: | |
Subfamili: | |
Genus: | |
Spesies: | H. amboinensis
|
Nama binomial | |
Hydrosaurus amboinensis (Schlosser, 1768)[1]
|
Soa-soa atau kadal air adalah biawak yang mempunyai panjang tubuh ± 34,5 cm.[2] Panjang keseluruhan termasuk bagian ekor 75 cm.[2] Soa-soa berasal dari Indonesia Timur daerah Sulawesi (Latimojong, Tempe, Pampama, Palopo, Makasar, Poso, dan Manado), juga terdapat di Kepulauan Togian, Buton, Ambon, Seram, Bacan, Ternate, Halmahera, Waigeo, Papua, dan Filipina.[1][2].[3] Soa-soa juga disebut Amboina sail-finned lizard atau Amboina sailfin lizard[1] (Hydrosaurus amboinensis) [4] merupakan kadal agamid terbesar di dunia, bahkan bisa mencapai panjang 1 meter.[4] Soa-soa adalah binatang yang pandai berenang.[2]
Jenis
suntingSoa-soa termasuk dalam keluarga Agamidae, marga Hydrosaurinae, dan jenis Sauria atau lizard (kadal).[1] Ia masuk dalam sub-sepesies dengan nama umum Sailfin Lizard.[1]
Adapun sinonim nama dari Soa-soa (Nama pemberian Scholosser 1768: Lacerta amboinensis) berdasarkan penemunya adalah sebagai berikut:[1]
- Lacerta amboinensis—SHAW & NODDER 1799: plate 403
- Lacerta lophura SHAW 1802: 218
- Istiurus Amboinensis—CUVIER 1829
- Lacerta Amboinensis—CUVIER 1831: 131
- Istiurus Amboinensis—DUMÉRIL & BIBRON 1837: 380
- Lacerta javanica HORNSTEDT in GRAY 1845: 246 (nom. nud.; fide GRAY 1845)
- Lophura shawii GRAY 1845: 247 (nom. subst. pro Lacerta amboinensis etc.)
- Istiurus microlophus BLEEKER 1860
- Lophura celebensis PETERS 1872: 581
- Lophura amboinensis—GÜNTHER 1873
- Lophura amboinensis—BOULENGER 1885: 402
- Hydrosaurus amboinensis—POCHE 1903: 698
- Lophura amboinensis—DE ROOIJ 1915: 128
- Hydrosaurus amboinensis—WERMUTH 1967: 64
- Hydrosaurus amboinensis—MANTHEY & SCHUSTER 1999: 69
Ciri-ciri fisik
suntingSoa-soa memiliki kepala kecil dengan moncong panjang dan lubang hidung oval di dekat ujung moncong.[4] Pada kepala dan moncong terdapat semacam punuk berskala besar dan sebagian lagi berskala kecil.[4] Tubuhnya silindris (menyerupai bentuk silinder) dan padat berisi, bagian belakang memiliki tulang lanset besar yang ditutupi dengan sisik kecil.[4] Ada empat tungkai panjang yang berkembang dengan baik; anggota badan bisa mencapai mata atau lubang hidung.[4] Pada jari kaki depan (tangan) dan kaki belakang terdapat sirip kulit.[4] Karakteristik unik kadal bersirip ini adalah ekornya, yang memiliki panjang dua kali lipat dibanding badannya.[4] Pangkal ekor berukuran tebal dan berbentuk bulat, makin ke ujung makin pipih atau rata.[4] Bentuk pipih dari ekor tersebut dapat membantu kadal berenang, ekor sebagai alat mendayung sekaligus pengemudi. Soa-soa memiliki warna cenderung gelap cokelat kehijauan dengan bintik-bintik hitam.[4]
Populasi
suntingPopulasi soa-soa sangat menurun seiring kerusakan lingkungan tinggalnya, mereka juga diburu dan diambil telurnya.[2] Soa-soa termasuk satwa liar yang dilindungi.[2]
Habitat
suntingSoa-soa lazimnya hidup di pohon-pohon yang tumbuh di sekitar aliran sungai atau kolam. Mereka lazimnya hidup di hutan.[2][4] Namun soa-soa remaja sering kali didapati hidup di parit-parit.[4] Di Filipina, soa-soa sudah punah seiring ketidaknyamanan habitat mereka karena penebangan hutan.[4]
Makanan
suntingSoa-soa hidup dari makan tanaman, daun-daunan, dan buah-buahan. Soa-soa yang masih remaja biasanya makan biji-bijian.[2] kadal bersirip ini juga makan serangga, tikus, dan kaki seribu.[4] Pada usia remaja makan 60% memangsa (binatang) dan 40% lainya tanaman, sedangkan usia dewasa makan 50% dari memangsa (binatang) dan 50% dari tanaman.[4]
Reproduksi (cara berkembang biak)
suntingSoa-soa mampu hidup mencapai usia 15 tahun atau lebih.[4] Mereka biasanya memiliki 5–9 butir telur, dan hanya sekali bertelur dalam waktu setahun.[4] Telur-telur tersebut membutuhkan waktu sekitar 65 hari untuk menetas.[4]
Perilaku soa-soa
suntingSoa-soa jantan agresif dalam mencari pasangan.[4] Mereka juga bertanding untuk memperebutkan pasangan betinanya.[4] Para pejantan soa-soa biasanya memiliki beberapa kelompok yang terbagi sesuai besar tubuhnya. Yang lebih besar biasanya lebih sukses dalam pertandingan berebut pasangan.[4] Soa-soa betina juga merupakan spesies yang agresif, tetapi mereka agresif dalam hal berebut daerah kekuasaan.[4]
Rujukan
sunting- ^ a b c d e f Hydrosaurus amboinensis, The Reptile Database
- ^ a b c d e f g h (Indonesia)Hassan Shadily & Redaksi Ensiklopedi Indonesia (Red & Peny)., Ensiklopedi Indonesia Jilid 6 (SHI-VAJ). Jakarta: Ichtiar Baru-van Hoeve, hal. 3225
- ^ "Herpwatch.org". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2016-03-03. Diakses tanggal 2014-06-01.
- ^ a b c d e f g h i j k l m n o p q r s t u v Zipcode zoo.com