Istilah serangan hiu ini digunakan untuk menggambarkan serangan pada manusia oleh hiu. Setiap tahun, lebih dari 70 serangan dilaporkan di seluruh dunia. Meskipun relatif jarang, banyak orang yang takut akan serangan hiu setelah serangan berantai yang terjadi sesekali, seperti serangan hiu Jersey Shore 1916, dan cerita fiksi dan film horor seperti serial Jaws. Dari lebih dari 480 spesies hiu, hanya tiga yang bertanggung jawab atas jumlah serangan fatal yang tinggi yang merupakan serangan tak beralasan pada manusia: hiu putih, hiu harimau, dan hiu banteng;[1] meskipun begitu, hiu koboi mungkin telah membunuh lebih banyak orang-orang terdampar, tapi hal ini tidak tercatat dalam statistik.,[2]

Serangan hiu
Tanda peringatan tentang keberadaan hiu di Salt Rock, Afrika SelatanA sign warning about the presence of sharks off Salt Rock, South Africa
Informasi umum

Statistik

sunting
Serangan Hiu Tidak Beralasan yang Terkonfirmasi pada tahun 1958-2014
Wilayah Serangan

Total

Serangan

Fatal

Kematian Terakhir
Ameika Serikat

(Tidak termasuk Hawaii)

1104 35 2012
Australia 536 72 2017
Afrika 346 94 2015
Asia 129 48 2000
Hawaii 137 10 2015
Kepulauan Pacific/ Oseania

(Tidak termasuk Hawaii)

126 49 2016
Amerika Selatan 117 26 2015
Antillen and Bahama 70 16 2013
Amerika Tengah 56 27 2011
Eropa 52 27 1989
Selandia Baru 49 9 2013
Pulau Réunion 39 19 2017[3]
Tidak dapat ditentukan / Lautan terbuka 21 7 1995
Bermuda 3 0
Total: 2,899 548 2017
Sumber: Berkas Serangan Hiu Australia untuk serangan tak beralasan di Australia

Berkas Serangan Hiu Internasional Shark untuk serangan tak beralasan di semua wilayah lainnya

Pembaruan Terakhir: 19 Februari 2015

Menurut Berkas Serangan Hiu Internasional(ISAF), antara tahun 1958 dan tahun 2016 ada 2,899 serangan hiu terkonfirmasi tak beralasan di seluruh dunia, dan 548 serangan diantaranya fatal.[4]

Meskipun terdapat laporan-laporan tersebut, namun, jumlah sebenarnya dari serangan hiu mematikan di seluruh dunia masih tidak menentu. Bagi sebagian besar negara Dunia Ketiga yang terletak di pesisir, tidak ada metode pelaporan dugaan serangan hiu; oleh karena itu, kerugian dan korban jiwa di dekat pantai atau di laut sana sering masih belum terpecahkan atau tidak dipublikasikan.

Jenis serangan

sunting

Indeks serangan hiu menggunakan kriteria yang berbeda untuk menentukan apakah serangan itu "terprovokasi" atau "tak beralasan." Ketika dilihat dari susut pandang hiu, serangan pada manusia-manusia yang dianggap sebagai ancaman bagi hiu atau pesaing untuk sumber makanannya adalah serangan "terprovokasi". Baik Berkas Serangan Hiu Internasional (ISAF) maupun Berkas Serangan Hiu Global (GSAF) tidak menyamakan status korban bencana udara/laut "terprovokasi" atau "tak beralasan"; insiden tersebut dianggap sebagai kategori yang terpisah.[5][6] Pengumpulan sisa-sisa manusia pascabencana (biasanya korban tenggelam) juga tidak diberikan status "terprovokasi" atau "tak beralasan". GSAF mengategorikan gigitan yang ditemukan pada korban manusia sebagai "insiden yang dipertanyakan." Kriteria paling umum untuk menentukan serangan "terprovokasi" dan "tak beralasan" akan dibahas di bawah ini:

 
Hiu putih adalah yang satu dari hanya empat spesies hiu yang telah terlibat dalam sejumlah besar serangan fatal tak beralasan pada manusia

Serangan terprovokasi

sunting

Serangan terprovokasi terjadi ketika manusia menyentuh, menusuk, menggoda, menombak, memancing atau menjaring hiu tersebut, atau jika tidak, membuat marah/memprovokasi hewan dengan cara tertentu. Insiden itu terjadi di luar sebuah habitat alam hiu, misalnya, akuarium dan kandang penelitian, yang dianggap memprovokasi, seperti semua insiden yang melibatkan penangkapan hiu. Kadang-kadang manusia secara tidak sengaja "memprovokasi" serangan, seperti ketika seorang peselancar tanpa sengaja memukul hiu dengan papan selancar.

Serangan tak beralasan

sunting

Serangan tak beralasan yang diprakarsai oleh hiu terjadi di habitat alami hiu, terjadi pada manusia hidup, dan terjadi tanpa provokasi manusia. Ada tiga subkategori dari serangan tak beralasan:

  • Serangan memukul dan lari – Biasanya nonfatal, hiu tersebut dan kemudian pergi; sebagian besar korban tidak melihat hiu. Ini adalah jenis yang paling umum dari serangan dan biasanya terjadi di zona selancar atau di air yang keruh. Sebagian besar serangan memukul dan lari diyakini merupakan hasil dari kesalahan pengenalan.[7]
  • Serangan menyelinap – Korban biasanya tidak akan melihat hiu, dan dapat meninggalkan beberapa gigitan yang dalam. Serangan semacam ini merupakan bentuk keganasan di alam dan sering dilakukan dengan tujuan memakan korban. Hal ini sangat jarang terjadi.
  • Serangan menabrak dan menggigit – hiu berputar-putar dan menabrak korban sebelum menggigitnya. Hiu putih terkenal sebagai hiu yang sering melakukan serangan ini pada beberapa kesempatan, disebut sebagai "uji gigitan", di mana hiu putih ini mencoba untuk mengidentifikasi apa yang sedang digigit. Gigitan yang berulang adalah hal yang tidak biasa, tergantung pada reaksi korban (meronta-ronta atau panik dapat menyebabkan hiu percaya bahwa korban adalah mangsa), dan dapat menjadi parah atau fatal. Serangan menabrak dan menggigit tidak diyakini merupakan hasil dari kesalahan pengenalan.

Referensi

sunting
  1. ^ ISAF Statistics on Attacking Species of Shark
  2. ^ Edmonds, Molly. "HowStuffWorks "Dangerous Shark 4: Oceanic Whitetip Shark"". Animals.howstuffworks.com. Diakses tanggal 23 September 2010. 
  3. ^ "La Réunion : un bodyboardeur tué par un requin". 21 February 2017. Diakses tanggal 22 April 2017. 
  4. ^ "World's Confirmed Unprovoked Shark Attacks". International Shark Attack File. 25 August 2015. Diakses tanggal 10 September 2015. 
  5. ^ Burgess, George H. "ISAF 2011 Worldwide Shark Attack Summary". Global Shark Attack File. Diakses tanggal 26 June 2012. 
  6. ^ "Incident Log". Global Shark Attack File. Diakses tanggal 26 June 2012. 
  7. ^ Burgess, George H. "How, When, & Where Sharks Attack". International Shark Attack File. Diakses tanggal 26 June 2012.