Senapan lontak atau senapan lantak yang juga dikenal di luar negeri dengan nama musket adalah senjata yang populer di antara abad ke-15 sampai pertengahan abad ke-19. Senapan lontak hanya dapat ditembakkan sekali saja, setelah diisi dengan amunisi bola timah dan mesiu, dan diisi dari depan moncong laras senapan.

Senapan lontak atau musket

Etimologi dan sejarah

sunting

Istilah senapan lontak berasal dari kata senapan dan lantak. Kata senapan adalah korupsi dari kata Belanda snappaan.[1] Lantak menurut KBBI adalah "memukul kuat-kuat supaya keras atau padat". Ini merujuk pada cara pengisian peluru dan mesiu senapan ini, yaitu memasukkannya dari moncong lalu memukulnya dengan pelantak (ramrod).[2] Istilah "musket", berasal dari bahasa Italia "moschetto" yang berarti elang. Angkatan perang yang menggunakan musket disebut musketir (bahasa Inggris: Musketeer, bahasa Prancis: Mousquetaire). Senapan lontak sangat populer digunakan saat Revolusi Kolonial Amerika dan perang-perang Napoleon. Tidak seperti senjata api modern yang semi-otomatis maupun yang otomatis penuh, senapan lontak harus diisi terlebih dahulu setelah satu tembakan sebelum menembakkan peluru berikutnya. Sistem penyalaan musket bermacam-macam, mulai dari flash pan (abad ke-15), wheel lock (kancing roda, awal abad ke-16), snaphaunce (pertengahan abad ke-16), yang paling populer adalah senapan lontak yang menggunakan metode flintlock dan yang paling modern percussion cap (sejak 1805-an).

Penggunaan

sunting
 
Sebuah gambar pedoman pada abad ke-17 menunjukkan langkah-langkah yang diperlukan untuk mengisi peluru senapan lontak.

Mengisi sebuah senapan lontak dengan amunisi adalah pekerjaan yang tidak mudah, kadang kala ada regu penembak yang di dalamnya terdiri dari penembak dan juru pengisi amunisi, dan dipersenjatai dengan tiga pucuk senapan lontak atau lebih, sehingga penembak dapat menembakkan senapan berikutnya sedangkan juru isi mengisinya. Untuk mengisi ulang senapan lontak, pertama-tama masukkan mesiu lewat lubang moncong laras depan, lalu masukkan peluru bola timah dengan kain katun untuk pengapian senapan lontak, terakhir dorong semuanya dengan pelantak agar amunisi sepenuhnya masuk ke dalam senapan lontak. Kebutuhan untuk menyelesaikan proses yang sulit dan berpotensi berbahaya secepat mungkin, menyebabkan lahirnya "Pelatihan Militer" di kalangan militer dunia.[3] Seorang musketir terlatih Inggris atau kesatuan Redcoats pada abad ke-17 dapat menembakkan 2–5 peluru senapan lontak dalam 1 menit. Pada awal abad ke-19, kegunaan senapan lontak sebagai persenjataan utama satuan militer mulai tergusur dengan kemunculan senapan yang lebih akurat dan menawarkan sistem isi-ulang yang lebih cepat. Pada Perang Saudara Amerika tahun 1861–1865, senapan lontak masih sering digunakan,dengan tipe yang paling terkenal dan umum adalah Springfield Model 1861 dan sudah berganti dengan metode penyalaan percussion cap, satuan kavaleri dan perwira sudah lebih banyak menggunakan senapan kopak dengan mekanisme breechloading (pengisian peluru secara sungsang dari belakang) dan pistol Revolver karena harganya yang pada saat itu sangat mahal, sehingga tidak bisa diisukan kepada satuan infanteri, senapan mesin sederhana juga sudah mulai dipakai yang paling terkenal adalah Gatling Gun.

Lihat pula

sunting

Referensi

sunting
  1. ^ Crawfurd, John (1856). A Descriptive Dictionary of the Indian Islands and Adjacent Countries. Bradbury and Evans. 
  2. ^ Departemen Pendidikan Nasional (2008). Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa Edisi Keempat. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. 
  3. ^ Keegan, John (1993). A History of Warfare. Vintage Books. hlm. 284.