Semnan (bahasa Persia: سمنان) adalah ibu kota Provinsi Semnan, bagian utara Iran, sekaligus kota terbesar di provinsi tersebut dengan jumlah penduduk 185.129 jiwa menurut Sensus 2016.[1] Kota ini berlokasi 216 kilometer ke arah timur dari Teheran, ibu kota negara.

Masjid Imam Soltani di Semnan

Sejarah

sunting

Era Pra-Islam

sunting

Semnan merupakan salah satu dari empat belas permukiman di sebuah provinsi era Avesta yang bernama Vern.[2] Pada masa Kekaisaran Akhemeniyah hingga Kekaisaran Seleukia, Semnan tetap memainkan peranan penting dan kemudian hari dikenal sebagai Komesh. Bahkan, pada periode Kekaisaran Partia, salah satu ibu kotanya bernama Hecatompylos yang reruntuhannya dapat ditemukan tidak jauh dari Semnan. Seiring kebangkitan Kekaisaran Sasaniyah, Zarathustra ditetapkan sebagai agama resmi di wilayah yang juga mencakup Semnan sehingga kebudayaan dan tradisi Persia kembali ke kota tersebut.

Era Pasca-Islam

sunting

Penaklukkan Muslim terhadap Persia turut serta membawa agama Islam ke Semnan. Meskipun pada awalnya masyarakat Semnan mempraktikkan ajaran Sunni, tetapi hal tersebut tidak berlangsung lama karena pengaruh Syiah yang dibawa oleh kaum Alawi dari Thabaristan yang di kemudian hari menaklukkan Semnan. Bangsa Turki Seljuk kemudian menaklukkan dan menghancurkan Semnan pada 427 H, meskipun kemudian bangsa tersebut pulalah yang banyak membangun bangunan dan infrastruktur bersejarah di Semnan.

Setelah kekuasaan Seljuk melemah, Kekhalifahan Abbasiyah menaklukkan Semnan dan menindas masyarakatnya. Bahkan, sejumlah sumber menyebut masyarakat Semnan hingga kini membenci warna hitam karena identik dengan Bendera Abbasiyah, kekuasaan yang dahulu membuat leluhur mereka menderita.[2] Kekuasaan Abbasiyah berakhir dengan invasi Mongol pada tahun 618 H yang meluluhlantakkan kota secara total. Semnan mulai bangkit kembali setelah kebangkitan Dinasti Safawiyah, yang membawa ajaran Syiah Dua Belas Imam ke Semnan serta memberikan sumbangsih bagi pembangunan ulang kota.

Era Qajar dan Pahlavi

sunting

Kebangkitan Dinasti Qajar membawa kemajuan bagi Semnan dalam berbagai aspek, termasuk politik, ekonomi, dan budaya. Hal tersebut tidak lain karena kaum yang membentuk Dinasti Qajar berasal dari wilayah pegunungan utara Iran antara Semnan, Mazandaran, dan Golestan. Semnan dijadikan sebagai wilayah pertahanan sipil yang dapat digunakan untuk mengamati rute perdagangan penting antara Teheran dan Mashhad.

Pada masa Dinasti Pahlavi, Semnan mengalami industrialisasi. Kesetiaan masyarakat terhadap Dinasti Qajar serta kejayaan Semnan di bawah kekuasaan Qajar meningkatkan sentimen anti-Pahlavi seiring naiknya Reza Shah. Pemerintahannya kemudian memulai pembangunan infrastruktur modern, tetapi di sisi lain memerintahkan penghancuran benteng Semnan dan sejumlah monumen artistik era Qajar yang ditanggapi sangat negatif oleh masyarakat Semnan. Sejumlah keluarga petinggi di Semnan juga dihambat untuk mendapatkan jabatan politik tinggi akibat kedekatan mereka dengan Dinasti Qajar. Secara umum, Dinasti Pahlavi sukses mentransformasi Semnan menjadi kota modern, meskipun kota tersebut juga pernah beberapa kali mengalami kemunduran ekonomi dan sosial.

Geografi

sunting

Semnan terletak di sebuah kipas aluvial dengan ketinggian 1.138 mdpl. Kota ini terletak di antara kaki Pegunungan Alborz di utara dan gurun pasir yang luas di selatannya.

Semnan memiliki iklim gurun panas (klasifikasi iklim Köppen: BWh) dengan empat musim sepanjang tahun. Musim hujan terjadi sejak Desember hingga Mei, tetapi presipitasi pada periode tersebut cenderung minim. Menurut statistik meteorologi Iran, Semnan dalam satu tahun mengalami 44,5 hari dengan suhu udara minimum lebih rendah dari titik beku.[3]

Objek penting dan bersejarah

sunting
  • Masjid Jame' Semnan. Masjid ini dibangun sekitar 1.000 tahun lalu oleh bangsa Turki Seljuk di atas bekas kuil api Zarathustra. Terdapat sebuah menara Seljuk terkenal dengan ukiran dan desain kuno.
  • Masjid Imamzadeh Yahya. Masjid ini menjadi salah satu tempat ziarah religi. Sejumlah keunikan masjid ini terdapat pada estetika arsitekturnya, termasuk dengan adanya gerbang besar, jendela berkaca patri, serta desain interior yang unik.[4]
  • Masjid Imamzadeh Ali bin Ashraf, salah satu tempat ziarah.[4]
  • Masjid Imamzadeh Ali bin Jafar. Masjid yang juga menjadi tempat ziarah ini memiliki desain arsitektur yang estetik. Ciri khas masjid ini terdapat pada kubah hijaunya serta rumah bata jemuran yang besar di atas kompleksnya.[5]

Referensi

sunting
  1. ^ "Sensus Republik Islam Iran, 1395 (2016)". AMAR (dalam bahasa Farsi). Pusat Statistik Iran. hlm. 20. Diarsipkan dari versi asli (Excel) tanggal 2020-11-17. Diakses tanggal 2024-12-04.
  2. ^ a b تبیان, موسسه فرهنگی و اطلاع رسانی (2017-09-21). "Sejarah dan Budaya, Semnan". سایت موسسه فرهنگی و اطلاع رسانی تبیان. 
  3. ^ "STATION SEMNAN (40757) I.R OF IRAN METEOROLOGICAL ORGANIZATION (IRIMO) FORM 24". Chaharmahalmet. IRIMO. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2014-09-12. Diakses 2024-12-04.
  4. ^ a b "شهرداری سمنان". www.semnan.ir. 
  5. ^ "شهرداری سمنان". www.semnan.ir. 

Pranala luar

sunting
  •   Media tentang Semnan di Wikimedia Commons