Sandakan No. 8 (サンダカン八番娼館 望郷, Sandakan hachiban shōkan: Bōkyō, alias Sandakan 8 dan Brothel 8) adalah sebuah film Jepang 1974 yang disutradarai oleh Kei Kumai. Film tersebut dinominasikan pada Academy Award untuk Film Berbahasa Asing Terbaik.

Sandakan No. 8
SutradaraKei Kumai
Ditulis olehKei Kumai
Sakae Hirozawa
Tomoko Yamazaki (Story)
PemeranKinuyo Tanaka
Yoko Takashi
Komaki Kurihara
SinematograferMitsuji Kaneo
Perusahaan
produksi
Toho
Haiyūza Eiga
Tanggal rilis
02 November 1974 (1974-11-02)
Durasi121 menit
NegaraJepang
BahasaJepang

Seorang jurnalis perempuan muda (Komaki Kurihara) meneliti sebuah artikal tentang sejarah wanita Jepang yang dipaksa untuk bekerja sebagai pelacur di rumah-rumah bordil Asia pada awal abad ke-20. Ia mengunjungi Osaki (Kinuyo Tanaka), seorang wanita tua yang tinggal dengan sejumlah kucing di sebuah desa. Osaki sepakat untuk mengisahkan kisah hidupnya, dan film tersebut melakukan kilas balik pada awal 1920an. Osaki muda (Yoko Takashi) dijual oleh keluarganya sebagai seorang pelayan di Sandakan, Borneo Utara Britania (sekarang Sabah, Malaysia) di sebuah tempat yang ia yakini sebagai sebuah hotel. Pada saat itu, ibu Osaki memberikannya sebuah kimono yang ia berikat pada malam sebelum kepergian putrinya. Kimono tersebut menjadi barang paling berharga milik Osaki selamanya. Tempat tersebut sebenarnya merupakan sebuah rumah bordil yang disebut Sandakan No. 8. Osaki, yang dijual sebagai gadis muda, bekerja selama dua tahun sebagai pelayan, tetapi dipaksa oleh pemilik rumah bordil untuk menjadi pelacur. Osaki berada di Sandakan 8 sampai Perang Dunia II

Ketika Osaki kembali ke Jepang, saudaranya dan istrinya telah memiliki sebuah rumah yang ia kirimkan ke mereka

Osaki kembali ke Sandakan. Pada akhir perang, ia menikahi seorang pria Jepang, yang kemudian meninggal.

Pemeran

sunting

Produksi

sunting

Sandakan No. 8 berdasarkan pada buku 1972 Sandakan Brothel No. 8: An Episode in the History of Lower-Class buatan Yamazaki Tomoko. Buku tersebut berkisah tentang "karayuki-san," istilah Jepang untuk wanita muda yang dipaksa bekerja dalam pelacuran di negara-negara dan koloni-koloni sekitaran Pasifik pada awal abad ke-20. Buku tersebut mendatangkan kontroversi di Jepang, karena subyek karayuki-san tidak dimuat tentang tanggapan publik atau penelitian dari para sarjana tentang sejarah Jepang. Buku Yamazaki menjadi sebuah buku dengan penjualan terbaik dan memenangkan Penghargaan Oya Soichi untuk Sastra Non-Fiksi; ia dengan cepat menyusulnya dengan sebuah sekuel, The Graves of Sandakan. Pembuat film Kei Kumai mencampur dua buku tersebut dalam permainan latar untuk Sandakan No. 8.[1]

Penghargaan dan perilisan

sunting

Sandakan No. 8 memenangkan kategori Film Terbaik, Sutradara Terbaik, dan Aktris Terbaik untuk Kinuyo Tanaka pada Penghargaan Kinema Jumpo 1975. Tanaka memenangkan Penghargaan Aktris Terbaik di Festival Film Internasional Berlin ke-25,[2] sementara Kumai meraih nominasi Sutradara Terbaik di festival tersebut.

Sandakan No. 8 dinominasikan pada Academy Award untuk Film Berbahasa Asing Terbaik 1975, tetapi dikalahkan dengan produksi lainnya yang disutradarai oleh seorang pembuat film Jepang: Dersu Uzala karya Akira Kurosawa, yang menjadi entri Uni Soviet untuk kompetisi Oscar tersebut.[3]

Film tersebut tidak dirilis di A.S. sampai akhir 1976.

Pada saat ini, Sandakan No. 8 tidak dirilis secara komersial di AS dalam bentuk DVD.

Lihat pula

sunting

Referensi

sunting

Pranala luar

sunting