Sanca Timor

Jenis ular Sancaka yang Berasal dari Indonesia
Sanca Timor
Python timoriensis in a zoo
Klasifikasi ilmiah
Kerajaan:
Filum:
Subfilum:
Kelas:
Ordo:
Subordo:
Famili:
Genus:
Spesies:
M. timoriensis
Nama binomial
Malayopython timoriensis
(Peters, 1876)
Sinonim
  • Liasis amethystinus var. timoriensis Peters, 1876
  • Liasis Petersii Hubrecht, 1879
  • Python timorensis - Boulenger, 1893
  • Python timoriensis - Werner, 1899
  • Python timoriensis - Stimson, 1969
  • Australiasis timoriensis - Wells & Wellington, 1984
  • Morelia timoriensis - Welch, 1988
  • Python' timoriensis - Kluge, 1993[1]
  • Broghammerus timoriensis - Rawlings et al., 2008[2]
  • Malayopython timorensis REYNOLDS et al. 2014 [3]

Sanca Timor (Malayopython timoriensis) adalah spesies ular sanca dari genus Malayopython yang endemik di daerah Nusa Tenggara Timur. Ular ini satu kerabat dengan Sanca kembang.

Pengenalan

sunting

Ular ini mencapai panjang hingga 7 kaki (2,13 meter). Hidup diatas pohon dan aktif pada siang dan malam hari. Seperti sanca lain pada umumnya, ular ini memiliki organ pendeteksi panas di sela-sela bibirnya, sehingga ular ini bisa mengetahui keberadaan mangsanya di kegelapan. Makanan utamanya ialah mamalia kecil dan burung. Berkembang biak dengan bertelur (Ovipar). Ular ini sering terlihat berjemur di batang pohon yang terkena sinar matahari atau di atas batu.

Agihan

sunting

Ular ini endemik di Indonesia, tersebar di daerah NTT: Flores, Timor, Lomblen, dan kemungkinan juga pulau-pulau di sekitarnya. Tipe spesimen yang diteliti dan diberikan adalah "Kupang, NTT".

Catatan taksonomi

sunting

Sebelumnya, ular ini (dan ular sanca kembang) termasuk ke dalam genus Python. Namun, setalah dilakukan studi DNA dan kromosom, ular-ular ini dikelompokkan ke dalam genus baru, yakni Malayopython.

Populasi

sunting

Ditemukan di Indonesia bagian timur tepatnya di Nusa Tenggara Timur. Malayopython timoriensis merupakan ular yang indah dan memiliki motif yang unik sehingga menjadi daya tarik para pencinta ular dari dalam negeri maupun luar negeri. karena daya tarik yang begitu tinggi, membuat perdagangan Malayopython timoriensis secara ilegal semakin marak terjadi di dalam negeri bahkan sudah mencapai luar negeri. Hal ini yang membuat habitat asli Malayopython timoriensis di NTT semakin sedikit.

Menurut undang-undang No. 5 Tahun 1990 Malayopython timoriensis sekarang menjadi hewan yang sangat dilidungi termasuk appendix 1 dan termasuk kategori endangered menurut IUCN.

Referensi

sunting
  1. ^ McDiarmid RW, Campbell JA, Touré T. 1999. Snake Species of the World: A Taxonomic and Geographic Reference, vol. 1. Herpetologists' League. 511 pp. ISBN 1-893777-00-6 (series). ISBN 1-893777-01-4 (volume).
  2. ^ Rawlings LH, Rabosky DL, Donnellan SC, Hutchinson MN. 2008. Python phylogenetics: inference from morphology and mitchondrial DNA. Biological Journal of the Linnean Society 93:603-619.
  3. ^ Timor python @ Reptile Database

Informasi lebih lanjut

sunting