SP-100 (Space reactor Prototype[1]; prototipe reaktor luar angkasa) adalah program riset Amerika Serikat untuk reaktor fisi nuklir yang dapat digunakan sebagai tenaga nuklir fisi untuk kendaraan luar angkasa.[2] Program ini dimulai sejak 1983 oleh NASA, Departemen Energi Amerika Serikat, dan institusi lainnya.[3]

Sistem tenaga nuklir SP-100

Sebuah reaktor dikembangkan dengan pipa bahang yang memindahkan kalor ke generator termoelektrik. Reaktor ini didinginkan dengan litium.[4] Proyek ini tidak pernah berkembang hingga perangkat keras penerbangan dan dihentikan pada tahun 1994.[5]


Referensi

sunting
  1. ^ "SP-100 - Space reactor prototype". All Acronyms (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 11 November 2024. 
  2. ^ "SP-100 Advanced Technology Program". NASA (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 27 Oktober 2024. 
  3. ^ Truscello, V. C. (1 November 1983). "SP-100, the US Space Nuclear Reactor Power Program. Technical information report" (dalam bahasa Inggris). doi:10.2172/10184691. 
  4. ^ Stănculescu, Adrian (2005). The Role of Nuclear Power and Nuclear Propulsion in the Peaceful Exploration (PDF) (dalam bahasa Inggris). Vienna: International Atomic Energy Agency. hlm. 21–22. ISBN 92-0-107404-2. Diakses tanggal 24 Februari 2009. 
  5. ^ Mason, Lee; Bailey, Sterling; Bechtel, Ryan; Elliott, John; Fleurial, Jean-Pierre; Houts, Mike; Kapernick, Rick; Lipinski, Ron; MacPherson, Duncan; Moreno, Tom; Nesmith, Bill; Poston, Dave; Qualls, Lou; Radel, Ross; Weitzberg, Abraham; Werner, Jim (18 November 2010). "Small Fission Power System Feasibility Study — Final Report" (dalam bahasa Inggris). NASA/DOE. Diakses tanggal 2015/10/03. The SP-100 program objective was to develop the technologies needed for a broad range of space missions requiring a high power-to-weight ratio with nominal 100 kWe power output. The program began in 1982 and was terminated by Congress in 1994. A high temperature (1350 K) refractory alloy heat transport system with thermoelectric power conversion was designed, uranium nitride fuel was fabricated and irradiated to 6% burnup, and significant amounts of hardware and electronics were successfully tested.