Rumput awis

sejenis rumput besar bahan baku sapu
Rumput Awis
Rumput buluh, Thysanolaena latifolia
Simalungun, Sumatera Utara
Klasifikasi ilmiah
Kerajaan:
(tanpa takson):
(tanpa takson):
(tanpa takson):
(tanpa takson):
Ordo:
Famili:
Tribus:
Thysanolaeneae

Genus:
Thysanolaena

Nees[1]
Nama binomial
Thysanolaena latifolia
(Roxb. ex Hornem.) Honda[2]
Spesies tipe
Thysanolaena agrostis
Nees[1]
Sinonim
  • Melica latifolia Roxb. ex Hornem.[3] (basionym)
  • Agrostis maxima Roxb.
  • Arundo minutiflora Brongn.
  • Myriachaeta arundinacea Zoll. & Moritzi
  • Myriachaeta glauca Moritzi ex Steud.
  • Panicum acariferum Trin.
  • Sporobolus scoparius J.Presl
  • Thysanolaena agrostis Nees[1]
  • Thysanolaena assamensis Gand.
  • Thysanolaena birmanica Gand.
  • Thysanolaena malaccensis Gand.
  • Thysanolaena sikkimensis Gand.
  • Vilfa gigas Steud.

Sinonim selengkapnya: The Plant List[4]

Rumput awis atau rumput buluh (Thysanolaena latifolia) adalah sejenis rumput besar, anggota dari famili padi-padian. Menyebar luas di wilayah India, Indochina, Nusantara, hingga Tiongkok selatan dan Pasifik; tangkai bunganya dikumpulkan dan dimanfaatkan orang untuk membuat sapu. Rumput ini dikenal pula dengan berbagai nama daerah seperti awis, kaso beurit, tamiang balu, tangtang angin (Sd.); menjalin wuwu (Jw.); lantebung, tabu popo (Mak.); dan lolo (Gal., Ternate).[5] Dalam bahasa Inggris rumput ini disebut tiger grass.

Pengenalan

sunting
 
Habitus
 
Malai bunga

Rumput buluh yang menahun dan merumpun. Batang tegak, tinggi 200–400 cm,[6] keras, tak bercabang, sering melengkung;[7] dengan buluh yang pejal, padat tak berongga.[6] Ligula (lidah pelepah) berupa membran tak berambut, panjang 1–2 mm,[6] rompang.[7] Helaian daun bentuk lanset-lonjong melebar, seperti jangat,[7] kaku, hingga 30–60 × 3–7 cm; dengan urat daun menyilang yang tampak jelas.[6]

Bunga-bunga terkumpul dalam malai yang besar dan terbuka di ujung batang (terminal), lonjong atau bulat telur, 30–60 × 15–30 cm.[6] Cabang-cabang utama 1-3 di tiap nodus (titik percabangan), sumbunya berambut pendek, bagian bawahnya bebas spikelet, cabang terbawah mencapai 30 cm, bertangkai lk. 2 mm.[7] Spikelet (bunga rumput) tunggal atau berpasangan, 1,5–1,8 mm.[7] Kariopsis (bulir buah) lonjong, lk. 0,5 mm.[7]

Agihan dan ekologi

sunting
 
Pangkal daun

Rumput awis tersebar luas di Asia tropis dan subtropis:[6] Pakistan, Nepal, India, Srilangka, Bangladesh, Burma, Indochina, Tiongkok tengah dan selatan, kawasan Malesia, Taiwan, Filipina, hingga Nugini. Rumput ini juga mengalami naturalisasi di Mauritius, Seychelles, Zambia, Tanzania, Hawaii, California, Hindia Barat dan Brazil.[6][7][8][9]

Di Indonesia, rumput ini menyebar di semua pulau Sunda Besar, Sulawesi, Nusa Tenggara, Maluku hingga Papua.[6] Menyukai tempat-tempat yang tidak sepenuhnya terbuka, rumput awis biasa ditemukan hidup menggerombol atau berasosiasi dengan kelompok pepohonan atau hutan bambu.[10] Ia tumbuh di lereng-lereng perbukitan, tebing jurang dan alur, di antara bebatuan, dalam semak, tepi hutan, padang rumput, dan pinggiran sungai;[7] pada ketinggian 150-2.000 m dpl.[10]

Manfaat

sunting
 
Sapu dari malai rumput awis

Heyne menyebutkan bahwa di Jawa Tengah, mĕnjalin wuwu ini sengaja ditanam di lereng-lereng yang terjal untuk menahan erosi dan mencegah longsor; selain itu juga ditanam untuk pagar.[5] Daun-daunnya yang muda dimanfaatkan sebagai campuran hijauan pakan ternak; dan di Jawa Barat, malai rumput ini digunakan dalam pembuatan sapu.[5] Rumput awis juga acap dipelihara sebagai tanaman hias.[7][10][11]

Catatan taksonomis

sunting

Thysanolaena latifolia adalah satu-satunya anggota genus Thysanolaena yang diakui; sementara marga tersebut juga merupakan satu-satunya anggota tribus Thysanolaeneae.[1][12][13]

Referensi

sunting
  1. ^ a b c d Nees von Esenbeck, C.G.D. 1835. "New genera of Indian grasses." Edinburgh New Philosophical Journal 18: 180. Edinburgh:A. and C. Black [etc.]
  2. ^ Honda, M.. 1930. Journal of the Faculty of Science, Imperial University of Tokyo. Section III (Botany), 3: 312.
  3. ^ Hornemann, J.W. 1819. Supplementum Horti Botanici Hafniensis: 117. Hafniae.
  4. ^ The Plant List: Thysanolaena latifolia (Roxb. ex Hornem.) Honda. Diakses pada 18/X/2016.
  5. ^ a b c Heyne, K. 1987. Tumbuhan Berguna Indonesia I: 206-7. Badan Litbang Kehutanan, Departemen Kehutanan. Jakarta. (versi berbahasa Belanda -1922- I: 150, sebagai T. maxima)
  6. ^ a b c d e f g h RBG Kew - GrassBase: Thysanolaena latifolia. Diakses pada 18/X/2016.
  7. ^ a b c d e f g h i Flora of China: Thysanolaena latifolia (Roxburgh ex Hornemann) Honda. Diakses pada 18/X/2016.
  8. ^ Hsu, Chien-Chang. 2000. Flora of Taiwan, 2nd ed. 5: 336.
  9. ^ e-Monocot: Thysanolaena latifolia (Roxb. ex Hornem.) Honda Diarsipkan 2016-10-20 di Wayback Machine.
  10. ^ a b c Manidool, C. 1992. Thysanolaena latifolia (Roxb. ex Hornem.) Honda. In: Mannetje, L.'t and R.M. Jones (Eds). Plant Resources of South-East Asia. No. 4 (Forages): 224-225. PROSEA (Plant Resources of South-East Asia) Foundation, Bogor, Indonesia. (Internet) Record from Proseabase Diarsipkan 2016-10-20 di Wayback Machine.. Diakses pada 18/X/2016.
  11. ^ FAO: Thysanolaena latifolia (Roxb. ex Hornem.) Honda Diarsipkan 2016-04-12 di Wayback Machine.
  12. ^ Kew World Checklist of Selected Plant Families: Thysanolaena Nees. Diakses pada 18/X/2016.
  13. ^ Flora of China: Poaceae Tribe Thysanolaeneae. Diakses pada 18/X/2016.

Pranala luar

sunting