Rumbai

tumbuhan serupa pandan

Rumbai[5] atau pandan air (Scirpodendron ghaeri) adalah sejenis tumbuhan serupa pandan yang termasuk ke dalam suku teki-tekian. Tumbuhan rawa ini menyebar mulai dari Srilangka, Semenanjung Malaya, Filipina, Nusantara hingga ke Australia dan Pasifik. Nama-nama daerahnya, di antaranya, pandan ayĕr (Mly.); rumbai, sĕding ayĕr (Bk.); rumbai latah, piĕs (Lamp.); lasial, lasiatal (Amb.); sèa-sèa (Ternate); sèwès, sasarèwèn, sasarèwu, hèhèwèhè (aneka bahasa di Halmahera).[6] Juga disebut harashas (Sd.); garingging (Simeulue); bilis, gàas, baroñgis (aneka bahasa di Filipina).[7]

Rumbai
Rumbai, Scirpodendron ghaeri
Pasirtinggi, Teupah Selatan, Simeulue
Klasifikasi ilmiah Sunting klasifikasi ini
Kerajaan: Plantae
Klad: Tracheophyta
Klad: Angiospermae
Klad: Monokotil
Klad: Komelinid
Ordo: Poales
Famili: Cyperaceae
Genus: Scirpodendron
Spesies:
S. ghaeri
Nama binomial
Scirpodendron ghaeri
Sinonim
  • Chionanthus ghaeri Gaertn.[2]
  • Pandanus caricosus Rumph.[3]
  • Scleria macrocarpa Wall. (nom. nudum)
  • Hypolytrum costatum Thwaites
  • Scirpodendron pandaniforme Zipp. ex Kurz (nom. inval.)
  • Scirpodendron sulcatum Miq.

Sumber: The Plant List[4]

Pengenalan

sunting
 
Malai buah
 
Pelat botani

Tumbuhan yang amat mirip pandan. Akar tinggal (rizoma) tebal, membentuk jalinan yang rapat, terselubung oleh sisik-sisik yang berujung lancip dan tersusun tumpang tindih, atau oleh serpih-serpih sisanya. Batang halus, 30-60 cm × 5-10 mm. Daun-daun berjumlah banyak; helaian serupa pita atau pedang, 1-4 m × 2–5 cm, menjulai di ujungnya, liat seperti kulit, tertekuk terlipat dengan tiga tulang daun utama yang sejajar; tepi helaian kasap tajam, demikian pula pada sisi bawah tulang daun yang tengah; ujungnya mengecil serupa ekor serupa jarum, bersudut-tiga, kasap-tajam tepi-tepinya, 15–25 cm; pelepah bagian bawah cokelat hingga berangan gelap.[7]

Perbungaan berupa malai di ujung batang, lonjong agak jorong, (5-)10-20 × -7 cm tatkala menjadi buah; cabang-cabangnya pendek, tebal, miring keluar; daun pelindung (braktea) terbawah panjang, (30-)60–150 cm, yang paling atas bundar telur lebar dengan ujung serupa ekor, kasap-tajam tepi-tepinya. Spikelet dalam kelompok yang duduk atau hampir duduk, bulat telur. Gluma (daun pelindung bunga) bundar telur, tumpul, berurat banyak, berwarna jerami atau kehijauan, lk. 1 cm panjangnya. Bunga sedikit lebih pendek daripada gluma. Buah bentuk gelendong (elipsoid) mengerucut, berujung runcing, biasanya dengan lk. 6 rusuk memanjang yang kurang lebih berbintil-bintil, cokelat kusam, 1-1½ × lk. 1 cm; rusuk adakalanya mencapai 10 dan menyatu di bagian atas.[7]

Ekologi dan agihan

sunting

Rumbai menyebar luas mulai dari Srilangka, Semenanjung Malaya (Thailand dan Malaysia), Filipina (Palawan, Luzon, Polillo, Leyte, Biliran, Mindanao), Australia (Queensland), Polinesia (Fiji, Samoa), dan New Hebrides di Pasifik. Di Indonesia, tumbuhan ini didapati di Sumatra dan pulau-pulau sekitarnya (Simeulue, Mentawai, Bangka); Jawa Barat dan Tengah; Kalimantan; Sulawesi Tenggara; Maluku (Halmahera, Ternate, Sulu, Buru, Seram, Amboina); serta Papua (Sorong).[7]

Rumbai sering didapati di rawa-rawa pasang-surut berair tawar, hutan rawa pasang-surut, hutan-hutan peralihan di belakang mangrove, dan sepanjang tepian estuaria. Tumbuhan ini sering pula membentuk vegetasi murni yang padat, hampir tak dapat diterobos. Buah-buahnya dipencarkan oleh air banjir, dan juga tikus yang memakan bagian luarnya yang bergabus.[7]

Manfaat

sunting

Daun-daunnya dipakai untuk membuat anyaman dan tikar. Rumphius mencatat bahwa daun-daun pandang ayer ini pada zamannya dipakai untuk membuat tikar oleh penduduk Amboina, Seram dan pulau-pulau di sekitarnya.[3] Di sekitar Palembang dan Jambi, rumbai dahulu banyak ditanam orang untuk dimanfaatkan daunnya. Setelah dibuang bagian-bagiannya yang tajam bermiang, helai-helai daun rumbai ini dijemur selama lk. empat hari, sebelum kemudian dibelah menjadi lembaran-lembaran yang lebih kecil, dan dilicinkan serta dilembutkan agar mudah dianyam. Selain tikar, lembar-lembar ini juga dianyam menjadi kantung-kantung beras dan pelbagai wadah lainnya. Mutu dan keawetan tikar rumbai masih di bawah mutu tikar pandan yang biasa.[6]

Rujukan

sunting
  1. ^ Merrill, ED. 1914. Philippine Journal of Science. Section C (Botany) 9: 268. Manila :Bureau of Science.
  2. ^ Gaertner, J. & JG. Sturm. 1788. De Fructibus et Seminibus Plantarum: accedunt seminum centuriae quinque priores cum tabulis Aeneis LXXIX. I: 190. Tab. 39, fig. 6a-e. Stutgardiae :Sumtibus Auctoris, Typis Academiae Carolinae, 1788-1791.
  3. ^ a b Rumpf, G.E. 1743. Herbarium Amboinense: plurimas conplectens arbores, frutices, ... Pars IV: 154. Amstelaedami :apud Franciscum Changuion, Hermannum Uttwerf. MDCCXLIII.
  4. ^ The Plant List: Scirpodendron ghaeri (Gaertn.) Merr.
  5. ^ KBBI Daring: rumbai (2)
  6. ^ a b Heyne, K. 1987. Tumbuhan Berguna Indonesia I: 358. Badan Litbang Kehutanan, Departemen Kehutanan. Jakarta. (versi berbahasa Belanda -1922- I: 209)
  7. ^ a b c d e Kern, J.H. 1974. "Cyperaceae". Flora Malesiana. Ser. I Vol 7(3): 456-8, Fig. 3. Jakarta:Noordhoff-Kolff, 1948-

Pranala luar

sunting