Penjelajah (wahana antariksa)

Wahana penjelajah (bahasa Inggris: rover atau kadang-kadang planet rover) adalah sebuah kendaraan penjelajahan antariksa yang dirancang untuk bergerak melintasi permukaan sebuah planet atau benda angkasa lainnya.

Tiga desain wahana penjelajah Mars yang berbeda: Sojourner, MER dan Curiosity
Roda Curiosity di Mars, 2017

Beberapa penemu telah merancang wahana penjelajah untuk mengangkut manusia dalam misi antariksa, yang lainnya berupa robot otonom sebagian atau sepenuhnya. Wahana penjelajah biasanya tiba di permukaan suatu planet dengan menggunakan pesawat antariksa jenis pendarat.[1] Terdapat beberapa contoh wahana penjelajah seperti Curiosity dan Opportunity yang berada di planet Mars. Wahana penjelajah memiliki beberapa peralatan ilmiah yang bertujuan untuk meneliti planet yang dijelajahinya.

 
Perbandingan jarak yang ditempuh berbagai kendaraan beroda di permukaan Bulan dan Mars

Wahana penjelajah tiba di tempat tujuan dengan wahana antariksa dan digunakan dalam kondisi yang sangat berbeda dari yang ada di Bumi, yang membuat beberapa tuntutan pada desain yang dibutuhkan.

Keterandalan

sunting

Sebuah wahana penjelajah harus tahan terhadap akselerasi tingkat tinggi, suhu tinggi dan rendah, tekanan, debu, korosi, sinar kosmik, tetap berfungsi tanpa perbaikan untuk jangka waktu yang diperlukan.

Otonomi

sunting

Wahana penjelajah yang mendarat di benda langit yang jauh dari Bumi, seperti Mars Exploration Rover, tidak dapat dikendalikan dari jarak jauh secara real-time karena kecepatan perjalanan sinyal radio terlalu lambat untuk komunikasi real-time atau near-real-time. Misalnya, mengirim sinyal dari Mars ke Bumi membutuhkan waktu antara 3 dan 21 menit. Oleh karena itu, wahana penjelajah harus mampu beroperasi secara mandiri dengan sedikit bantuan dari kendali darat dengan pertimbangan navigasi dan akuisisi data, meskipun wahana-wahana ini masih memerlukan masukan manusia untuk mengidentifikasi target yang menjanjikan dalam jarak yang akan ditempuh, dan menentukan bagaimana memposisikan diri untuk memaksimalkan energi matahari.[2] Memberikan wahana penjelajah beberapa kemampuan identifikasi visual standar untuk membuat perbedaan sederhana dapat memungkinkan para insinyur untuk mempercepat proses pengintaian.[2] Selama Tantangan Centennial Robot Pengembalian Sampel NASA, sebuah wahana penjelajah bernama Cataglyphis berhasil mendemonstrasikan kemampuan navigasi otonom, pengambilan keputusan, serta pendeteksian, pengambilan, dan pengembalian sampel.[3]

Pendekatan nonroda

sunting

Desain wahana penjelajah lain yang tidak menggunakan pendekatan beroda juga dapat digunakan. Mekanisme yang memanfaatkan "berjalan" dengan kaki robot, melompat, berguling, dll. dapat dilakukan. Sebagai contoh, para peneliti Universitas Stanford telah mengusulkan "Hedgehog", sebuah penjelajah kecil berbentuk kubus yang dapat melompat secara terkendali—atau bahkan berputar keluar dari lubang berpasir dengan gerakan seperti membuka tutup botol untuk melarikan diri—untuk penjelajahan permukaan benda langit dengan gravitasi rendah.[4]

Referensi

sunting
  1. ^ "Exploring The Planets - Tools of Exploration - Rovers". Air and Space Museum. 2002. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2009-07-25. Diakses tanggal 3 January 2013. 
  2. ^ a b Michael Schirber (8 July 2012). "Rovers of the future may make decisions on their own". Astrobiology Magazine. Mother Nature Network. 
  3. ^ Hall, Loura (2016-09-08). "NASA Awards $750K in Sample Return Robot Challenge". Diakses tanggal 2016-09-17. 
  4. ^ Chipman, Ian (2016-02-08). "Meet "Hedgehog": Engineers build cube-like rover for exploration of asteroids, comets". Phys.org. Diakses tanggal 2016-02-11.