Revolusi seribu tangan

Thousand Hand Revolution atau Revolusi Seribu Tangan adalah permainan virtual yang menggabungkan unsur teknologi dan seni. Para pemainnya harus memakai baju elektronik khusus dan bergerak menirukan gerakan tari saman. Permainan ini terinspirasi dari video game Jepang, Dance Dance Revolution yang populer pada tahun 2008-2009

Profil

sunting

Permainan Thousand Hand Revolution ini diciptakan oleh tiga orang mahasiswi Jurusan Teknik Elektro angkatan 2007,Institut Teknologi Bandung, yang menjuluki tim mereka sebagai Putri Petir. Putri Petir ini beranggotakan Karina Asri Maya, Nurfitri Ambarsanti, dan Nadhilah Shabrina. Sedangkan Perangkat lunak yang digunakan dalam permainan Revolusi Seribu Tangan ini dibuat dua rekan mahasiswi dari Jurusan Teknik Informatika angkatan 2007, yaitu Sesdika Sansani dan Hapsari. [1] Karya Thousand Hand Revolution berhasil meraih juara 1 lomba tingkat nasional dalam Electrical Engineering Awards 2009 dalam kategori Electronic Entertainment & Culture Development yang diselenggarakan oleh Himpunan Mahasiswa Elektro ITB tahun 2009.

Perangkat

sunting

Sebuah komputer yang telah dilengkapi dengan aplikasi permainan. Baju elektronik khusus yang didesain dengan model baju adat Aceh yang merupakan perangkat kerasnya dan berfungsi untuk mengontrol permainan. Warna baju tersebut didominasi warna kuning dan hijau yang di dalamnya telah tepasang 12 detektor untuk mendeteksi gerakan tari saman. Letak detektor sengaja dipasang dan ditempel di bagian tubuh-tubuh tertentu seperti paha kanan dan kiri, bahu kanan dan kiri, telapak tangan kanan dan kiri, punggung tangan kanan dan kiri, siku kanan dan kiri, serta dua lainnya diletakan di lantai kanan dan kiri. Perangkat lunaknya menggunakan bahasa pemograman Java dan Netbeans yang mampu dioperasikan di beberapa sistem operasi komputer.

Cara bermain

sunting

Pertama para pemain harus menggenakan baju elektronik khusus. Kemudian mereka dapat memilih tingkatan kesulitan permainan. Cara bermainnya adalah melakukan gerakan badan dan tepukan tangan mengikuti gerakan tari saman yang dilakukan sembari duduk berlutut. [2] Sedikitnya ada 31 variasi gerakan yang terbaca dalam permainan. Dengan iringan lagu daerah Aceh pemain akan menari untuk menggumpulkan poin. Setiap gerakan akan mendapatkan poin nol sampai lima. Poin nol untuk setiap gerakan yang terlewatkan, satu untuk gerakan buruk tidak mengenai sasaran, tiga lumayan dan lima sempurna. Keahlian pemain dalam mengikuti gerakan yang ditunjukan dalam monitor akan mempertinggi skor permainan. Semakin sempurna gerakan tariannya, semakin semakin tinggi nilai yang di dapatkan.

Unsur budaya

sunting

Pemilihan Tari Saman, yang juga dikenal sebagai tari seribu tangan untuk diaplikasikan pada permainan Thousand Hand Revolution ini dikarenakan tarian asal Suku Gayo, Aceh ini telah mendunia. Tarian ini biasa ditampilkan dalam acara adat seperti perayaan kelahiran Nabi Muhammad SAW.Awalnya, tari Saman digunakan untuk dakwah, pendidikan keagamaan dan sopan santun, serta pelatihan kepahlawanan, kekompakan, dan kebersamaan. [3] Tari saman yang dikemas menjadi permainan ini bertujuan untuk memperkenalkan kebudayaan kepada generasi muda yang akrab dengan teknologi. Dengan mengikuti gerakan yang ada dalam permainan ini, sedikit banyak para pemain dapat ikut mempelajari tari saman ini, dan ikut membantu melestarikan salah satu kebudayaan milik Indonesia.

Referensi

sunting