Rahmat Shah

pengusaha

Rahmat Shah' (lahir 23 Oktober 1950) adalah seorang pengusaha, filantropis, konservasionis, diplomat, pengusaha nasional, dan politisi Indonesia. Ia adalah pendiri dan CEO dari beberapa perusahaan Indonesia yang bergerak di industri pertanian, properti, ekspor dan impor, serta manufaktur. Ia menjabat sebagai anggota Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) dari tahun 1999 hingga 2004 dan merupakan salah satu anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) dari Sumatera Utara mulai dari tahun 2009 hingga 2014.[1] Selain itu, ia juga merupakan ketua dari Palang Merah Indonesia (PMI) Sumatera Utara sejak tahun 2011,[2] dan Konsul Jenderal Kehormatan dari Konsulat Turki di Medan untuk Pulau Sumatera sejak tahun 1999.[3][4]

Rahmat Shah
Ketua Palang Merah Indonesia Sumatera Utara
Mulai menjabat
2011
Anggota Dewan Perwakilan Daerah
Masa jabatan
2009–2014
Daerah pemilihanSumatera Utara
Anggota Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia
Masa jabatan
1999–2004
KetuaAmien Rais
Konsul Jenderal Kehormatan Dari Konsulat Turki Untuk Sumatera
Mulai menjabat
1999
Informasi pribadi
Lahir23 Oktober 1950 (umur 74)
Simalungun, Sumatera Utara
Afiliasi politik
lainnya
Golkar (sampai 1999)
Suami/istri
Rosaline Abu
(m. 1983)
Anak3, termasuk Raline Shah
Pekerjaan
  • pengusaha
  • politikus
Sunting kotak info
Sunting kotak info • L • B
Bantuan penggunaan templat ini

Rahmat memiliki beberapa perusahaan yang masih ia kelola hingga saat ini. Beberapa perusahaan yang didirikan oleh Rahmat adalah PT Unitwin Indonesia dan PT Cakra Compact Aluminium Industries.[5]

Kegemarannya terhadap hewan disalurkan ke museum dan kebun binatang yang dikelolanya. Rahmat merupakan salah satu pendiri museum margasatwa Rahmat International Wildlife Museum and Gallery di Medan Sumatera Utara satu-satunya museum di Asia yang memiliki lebih dari 5000 spesimen taksidermi Pada tahun 1996 ia mengambil alih kebun binatang terbesar di Sumatera Utara, yang berlokasi di Pematangsiantar dan pada tahun 2017 ia mendirikan Kebun Binatang R-Zoo & Park yang bertempat di Serdang Berdagai, Sumatera Utara agar anak-anak setempat khususnya Sumatera Utara dapat lebih mengenal satwa sekaligus menjadi sarana edukasi bagi masyarakat umum.

Pada tahun 2020, ia dianugerahkan Bintang Mahaputera Nararya atas pengabdian luar biasa kepada Indonesia. Bintang Mahaputera Nararya adalah kelas III dari tanda kehormatan tertinggi kedua yang diberikan oleh Pemerintah Republik Indonesia.[6]

Kehidupan awal

sunting

Rahmat Shah lahir pada 23 Oktober 1950. Ia merupakan anak ketujuh dari 16 bersaudara dan putra kedua dari ayahnya, Gulrang Shah, dan ibunya, Hj. Syarifah. Ia menghabiskan masa kanak-kanaknya bersama keluarganya di Perdagangan, Kabupaten Simalungun, Provinsi Sumatera Utara.[5]

Semasa kecilnya, Rahmat merupakan anak yang aktif dan banyak mengikuti kegiatan di luar rumah. Ketertarikannya terhadap hewan-hewan langka dan berbisa sudah mulai terlihat sejak kecil. Karena bakat dan kegigihannya dalam bekerja, Rahmat menghabiskan masa remajanya dengan bekerja sebagai asisten tukang reparasi di bengkel mobil keluarganya di Medan dari tahun 1965 hingga 1970.[4]

Karir bisnis

sunting

Pada tahun 1970-an, Rahmat bertemu dengan Surya Paloh, seorang pengusaha sukses di Medan yang merupakan pendiri berbagai perusahaan media di Indonesia, seperti harian Media Indonesia dan MetroTV. Surya merekrut Rahmat untuk bekerja sebagai manajer bengkel di PT. Ika Diesel, salah satu perusahaan yang merupakan satu-satunya distributor kendaraan merk Ford di Indonesia pada saat itu.[4] Pada tahun 1980, Rahmat mendirikan PT Unitwin Indonesia, sebuah perusahaan yang bergerak di bidang pertanian, pengembangan properti, dan ekspor impor.

Setelah itu, Rahmat mendirikan PT Wiraco bersama dengan Jenderal Widjojo Soejono, mantan Kepala Staf Komando Operasi Pemulihan Keamanan dan Ketertiban (Kopkamtib), dan Widodo Budidarmo, mantan Kepala Kepolisian Republik Indonesia (Kapolri). PT Wiraco merupakan distributor peralatan untuk perusahaan-perusahaan besar di Indonesia, seperti PT Krakatau Steel, Semen Padang, IPTN Bandung, dan PT PAL.[4]

Pada tahun 1990-an, Rahmat mendirikan PT Cakra Aluminium Industry, yang kemudian menjadi Cakra Compact Aluminium Industries setelah melakukan joint venture dengan Compact Metal Industry dari Singapura. Melalui Compact Metal Industry, Cakra Compact Aluminium Industries telah tercatat di Bursa Efek Singapura (Singapore Exchange). Rahmat juga meremajakan PT Unitwin Indonesia dan mengembangkan Cemara Hijau, sebuah kompleks perumahan di Medan.[4]

Karir politik

sunting

Pada tahun 1995, Rahmat diangkat sebagai Konsul Jenderal Kehormatan dari Konsulat Turki untuk Sumatera. Rahmat memulai karir politiknya dengan bergabung dengan Partai Golkar. Namun, ia keluar dari Partai Golkar pada tahun 1999 dan menyatakan dirinya netral.[5]

Dari tahun 1999 hingga 2004, ia diangkat sebagai anggota Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) sebagai perwakilan dari Sumatera Utara, di mana ia memilih untuk bergabung dengan Partai Persatuan Pembangunan (PPP). Ia kemudian terpilih sebagai salah satu wakil dari Sumatera Utara di Dewan Perwakilan Daerah dari tahun 2009 hingga 2014.[7]

Kehidupan pribadi

sunting

Rahmat sangat gemar berjelajah dan berburu. Ia telah menjelajahi berbagai hutan di Amerika Serikat, Kanada, Selandia Baru, Australia, dan beberapa negara di Afrika. Rahmat juga merupakan orang Indonesia pertama yang dianugerahi African Big Five Grand Slam Award. Namanya juga telah tercatat di Safari Club International Museum di Tucson, Arizona. Ia juga pernah menerima The International Conservation Award, Dangerous Game of Africa, World Hunting Award, beberapa Gold Awards, dan ditunjuk sebagai Master Measurer untuk Safari Club International. Selain itu, ia telah tiga kali ditunjuk sebagai Perwakilan Regional Safari Club International untuk Cina dan Jepang.[5]

Kecintaannya pada satwa liar mendorongnya untuk menginvestasikan sejumlah besar uangnya ke proyek sampingannya, "Rahmat International Wildlife Museum and Gallery", sejak tahun 1999. Museum tersebut adalah satu-satunya museum di Asia yang menampilkan lebih dari 5,000 spesimen taksidermi. Rahmat menerapkan praktik “perburuan konservasi” yang menurut para pendukungnya justru bisa membantu meningkatkan populasi hewan di alam.

Rahmat menikah dengan Rosaline Abu pada tahun 1983. Mereka memiliki tiga anak, yaitu Raline Shah, Rollin Shah, dan Rollan Shah. Putri Rahmat, Raline Shah, merupakan seorang aktris Indonesia yang memenangkan penghargaan ternama karena perannya di film blockbuster Indonesia, 5 cm.[8]

Referensi

sunting
  1. ^ https://dpd.go.id/anggota/anggota/detail?id=812
  2. ^ "DR.H. Rahmat Shah Kembali Pimpin Ketua PMI Provinsi Sumut secara Aklamasi Periode 2021-2026. | PMI SUMUT". PMI Sumatera Utara. 30 Juni 2021. Diakses tanggal 2021-09-18. 
  3. ^ "Turkey Consulate in Medan". www.consulate-info.com. Diakses tanggal 2021-09-18. 
  4. ^ a b c d e Shah, Rahmat; Sutendy, Uten (2002). Biografi 50 tahun Rahmat Shah: Perjuangan, Pengabdian, Pemikiran. Medan: Yayasan Rahmat. ISBN 9799629209. 
  5. ^ a b c d "Dr. H. Rahmat Shah, Pemburu dan Petualang Belantara". pemkomedan.go.id. Diakses tanggal 2021-09-18. 
  6. ^ "Presiden Jokowi Anugerahkan Tanda Jasa dan Kehormatan bagi 53 Tokoh". Presiden RI. 2020-08-13. Diakses tanggal 2021-09-18. 
  7. ^ "Anggota DPD RI Tahun 2009 - 2014" (PDF). Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 2017-08-28. Diakses tanggal 18-09-2021. 
  8. ^ "Profil Raline Shah". VIVA.co.id. 2017-03-20. Diakses tanggal 2021-09-18.