Pramuka Siaga adalah sebutan bagi anggota Pramuka yang berumur antara 7–10 tahun. Disebut Pramuka Siaga karena sesuai dengan kiasan (kiasan dasar) masa perjuangan bangsa Indonesia, yaitu ketika rakyat Indonesia menyiagakan dirinya untuk mencapai kemerdekaan dengan berdirinya Boedi Oetomo pada tahun 1908 sebagai tonggak awal perjuangan bangsa Indonesia.

Pramuka Siaga di Jakenan, Pati sedang mengikuti kegiatan

Pada usia yang terhitung masih muda kehidupan anak seusia Siaga masih berkisar di seputar keluarga, yaitu kehidupan yang ada ayah dan ibu bahkan kadang ada paman dan bibi tinggal bersama keluarga tersebut. Keluarga merupakan pusat aktivitasnya. Pembinaan Pramuka Siaga dikiaskan sebagai kehidupan “Keluarga Bahagia” di mana terdapat ayah, ibu dan bibi serta paman. Suasana keluarga bahagia digambarkan selalu harmonis, saling mencintai, riang gembira, rukun, saling tolong menolong. Mereka merupakan keluarga yang takwa kepada Tuhan yang Maha Esa, hidup aman dan damai tanpa rasa takut. Dalam pembinaan Siaga, suasana keluarga bahagia ini dialihkan ke lapangan tempat latihan Siaga di alam terbuka. Di tempat latihan juga ada “ayah” yang dipanggil Yanda, “ibu” yang dipanggil Bunda, “bibi” yang dipanggil Bucik dan paman yang dipanggil Pakcik. Pada golongan Siaga wadah pembinaannya disebut Perindukan Siaga sesuai dengan kiasan dasar bahwa Siaga masih “menginduk” pada keluarganya[1].

Dasar hukum

sunting
  • Surat Keputusan Kwartir Nasional Gerakan Pramuka No. 016 Tahun 1980 Tentang Tambahan Syarat-Syarat dan Gambar-Gambar Tanda Kecakapan Khusus (TKK)

Kiasan dasar

sunting

Kiasan dasar adalah ungkapan yang digunakan secara simbolik dalam penyelenggaraan pendidikan kepramukaan, dan merupakan salah satu metode untuk mengembangkan imajinasi Siaga, mendorong kreativitas dan keikutsertaannya dalam setiap kegiatan. Kiasan dasar yang digunakan dalam kelompok Siaga, antara lain :[1]

  1. Pramuka usia 7 -10 tahun disebut Siaga. Nama Siaga diambil dari kiasan dasar yang bersumber pada romantika perjuangan bangsa Indonesia dalam meraih kemerdekaan dari penjajahan Belanda yaitu masa “mensiagakan” rakyat yang merupakan awal dimulainya perjuangan baru yaitu tanggal 20 Mei 1908.
  2. Sebutan tingkatan golongan Pramuka Siaga terdiri atas:
    • Siaga Mula mengiaskan tingkatan kecakapan mula-mula (awal) yang dimiliki Siaga.
    • Siaga Bantu mengiaskan tingkatan kecakapan siaga yang dapat membantu pekerjaan-pekerjaan tertentu,
    • Siaga Tata mengiaskan tingkat kecakapan Siaga sudah diikutsertakan untuk menata karya kesiagaan. Menata karya artinya menyusun dan mengatur pekerjaan dengan rapi dan bersih.
  3. Sebutan “Barung” yang berarti tempat penjaga ramuan bangunan mengiaskan kelompok kecil Siaga beranggotakan 6 sampai dengan 8 anak.
  4. Sebutan “Perindukan” yang berarti tempat anak cucu berkumpul, mengkiaskan kelompok Siaga yang terdiri dari 3 sampai 4 barung.

Perkembangan kejiwaan anak usia Siaga perlu dihayati oleh pembinanya melalui pengenalan dan pemahaman sifat-sifat karakter. Sifat karakter Pramuka Siaga, yaitu :[1]

  1. sifat karakter yang positif antara lain:
    • senang bermain, bergerak dan bekerja;
    • senang meniru, senang mengkhayal;
    • senang menyanyi, gemar mendengar cerita;
    • senang bertanya, ingin tahu, ingin mencoba;
    • senang pamer, senang disanjung, senang kejutan;
    • spontan, lugu, polos;
    • senang bersenda gurau dan lain-lain.
  2. sifat dan karakter yang kurang positif antara lain:
    • labil, emosional, egois;
    • manja, mudah putus asa;
    • sensitif, rawan, mudah kecewa;
    • malu-malu, memerlukan perlindungan dan lain-lain.

Organisasi

sunting

Perindukan siaga

sunting
 
Tanda Pengenal Barung Siaga[2]

Perindukan siaga merupakan satuan peserta didik yang berusia 7-10 tahun idealnya terdiri atas Antara 18-24 Pramuka siaga. Perindukan siaga di bagi dalam satuan kecil yang sebut Barung, masing-masing terdiri dari 6-8 orang. Dalam kelompok kecil ini Pramuka siaga dapat belajar memimpin, dipimpin, bertanggung jawab, berorganisasi dan bekerja sama dengan bantuan pembinanya. Pembentukan Barung dilakukan oleh para Pramuka siaga dengan bantuan Pembina dan Pembantu Pembina Siaga. Setiap Barung memakai nama barong yang dipilih oleh anggota Barung. Barung putra maupun Barung putri menggunakan nama warna seperti hijau, putih, biru, coklat, dan lain sebagainya.

Pemimpin pramuka siaga

sunting

Pemimpin Barung dipilih oleh dan dari para anggota Barung dengan bantuan pembina dan Pembantu Pembina Siaga. Pemimpin Barung menunjuk Wakil Pemimpin Barung dari anggota Barung. Barung dipimpin oleh seorang Pemimpin Barung secara bergilir. Para pemimpin Barung memilih salah seorang di antara pemimpin Barung sebagai Pemimpin Barung Utama di tingkat perindukan yang dipanggil Sulung.

Dewan siaga

sunting

Untuk pendidikan kepemimpinan para Pramuka Siaga, dibentuk Dewan Perindukan Siaga disebut Dewan Siaga. Dewan Siaga beranggotakan dari seluruh anggota perindukan. Ketua Dewan Siaga adalah Sulung. Pertemuan Dewan Siaga diadakan sekurang-kurangnya tiga bulan sekali atau sesuai dengan kebutuhan program. Acara pertemuan Dewan Siaga adalah membahas hal-hal tertentu seperti memilih kegiatan yang diusulkan oleh Pembina Siaga, mengurus dan mengatur kegiatan perindukan dan menjalankan keputusan- keputusan yang diambil dewan termasuk pemberian penghargaan. Pertemuan bersifat formal.

Pemimpin perindukan

sunting

Perindukan dipimpin oleh Pembina Putri yang disebut Bunda atau Pembina Putra yang disebut Yanda, dibantu oleh Bucik atau Pakcik. Dalam pembinaan, Siaga puteri dibina oleh Pembina Puteri, Siaga Putera, dibina oleh Pembina putera atau Pembina puteri, Pembina putera tidak diperkenankan membina Siaga puteri.

Tingkatan

sunting

Calon siaga

sunting

Sejak sebagai calon Siaga hendaknya ditanamkan dan dibiasakan untuk patuh kepada ayah dan bundanya baik di rumah maupun di perindukan. Siaga harus berani karena benar, tidak boleh takut menyampaikan pendapat untuk kebenaran. Siaga tidak boleh putus asa, selalu berusaha dengan sungguh disertai dengan doa dan niat baik agar usahanya dapat berhasil. Kode Kehormatan tersebut harus dihafal oleh Siaga dan dijelaskan oleh Pembina untuk hayati dan diamalkan oleh Siaga sebagai pedoman hidupnya. Dwisatya adalah janji yang harus diucapkan oleh calon Siaga pada saat yang bersangkutan dilantik menjadi Pramuka. Setelah mengucapkan Dwisatya ia menjadi seorang Pramuka, menjadi saudara semua Pramuka di tanah air dan bahkan menjadi saudara Pramuka seluruh dunia[1].

Siaga mula

sunting
 
Tanda Kecakapan Umum Siaga Mula

Siaga Mula adalah calon siaga yang telah memenuhi SKU bagi Siaga Mula. Siaga Mula mengkiaskan tingkatan kecakapan mula-mula (awal) yang dimiliki Siaga. Kompetensi dasar untuk masing-masing tingkatan golongan Pramuka Siaga Mula adalah mengenal Dwisatya dan Dwidarma. Proses kenaikan tingkat dari Calon Siaga ke Siaga Mula pada hakekatnya sama dengan proses penerimaan calon, bedanya sebelum terdapat penyematan tanda kecakapan Siaga Mula. Siaga mengulang janji mengucap Dwisatya pada upacara kenaikan tingkat[1].

Siaga bantu

sunting
 
Tanda Kecakapan Umum Siaga Bantu

Siaga Bantu adalah Siaga Mula yang telah memenuhi SKU bagi Siaga Bantu. Siaga Bantu mengkiaskan tingkatan kecakapan siaga yang dapat membantu pekerjaan-pekerjaan tertentu. Kompetensi dasar untuk masing-masing tingkatan golongan Pramuka Siaga Bantu adalah memahami Dwisatya dan Dwidarma. Proses kenaikan tingkat pada hakikatnya sama dengan proses penerimaan calon, bedanya sebelum penyematan tanda Kecakapan Siaga Bantu, tanda Kecakapan Siaga Mula dilepas dulu oleh Yanda atau Bundanya. Siaga mengulang janji mengucap Dwisatya pada upacara kenaikkan tingkat[1].

Siaga tata

sunting
 
Tanda Kecakapan Umum Siaga Tata

Siaga Tata adalah Siaga Bantu yang telah memenuhi SKU bagi Siaga Tata. Siaga Bantu mengiaskan tingkat kecakapan Siaga sudah diikutsertakan untuk menata karya kesiagaan. Menata karya artinya menyusun dan mengatur pekerjaan dengan rapi dan bersih. Kompetensi dasar untuk masing-masing tingkatan golongan Pramuka Siaga Bantu adalahmengamalkan Dwisatya dan Dwidarma. Proses kenaikan tingkat pada hakikatnya sama dengan proses penerimaan calon, bedanya sebelum penyematan tanda Kecakapan Siaga Tata, tanda Kecakapan Siaga Bantu dilepas dulu oleh Yanda atau Bundanya. Siaga mengulang janji mengucap Dwisatya pada upacara kenaikan tingkat[1].

Siaga garuda

sunting
 
Tanda Pramuka Garuda Siaga[4]

Siaga Garuda adalah pramuka Siaga Tata yang telah menyelesaikan syarat pramuka garuda golongan Siaga. Seorang Pramuka siaga ditetapkan sebagai Pramuka siaga Garuda jika telah memenuhi syarat :[1][4]

  1. Setelah menyelesaikan syarat kecakapan umum tingkat siaga tata dan telah berlatih sekurang kurangnya 2 bulan setelah dilantik.
  2. Telah memiliki tanda kecakapan khusus untuk Pramuka siaga. Sekurang kurangnya 4 macam dari masing-masing bidang kecakapan khusus.
  3. Dapat menunjukkan hasil hasta karyanya. Sekurang kurangnya 3 macam.
  4. Pernah mengikuti pertemuan siaga di Kwatirnya.
  5. Pernah mengikuti perkemahan satu hari (Persari).
  6. Dapat menggunakan perangkat komputer.

Kode kehormatan

sunting

Kode kehormatan Pramuka Siaga ada dua, yaitu Dwi Satya (Janji Pramuka Siaga) dan Dwi Darma (Ketentuan Moral Pramuka Siaga)[1].

Dwi satya

sunting

Demi kehormatanku, aku berjanji akan bersungguh-sungguh :

  1. Menjalankan kewajibanku terhadap Tuhan Yang Maha Esa, Negara Kesatuan Republik Indonesia, dan menurut aturan keluarga.
  2. Setiap hari berbuat kebaikan.

Dwi dharma

sunting
  1. Siaga patuh kepada ayah dan ibunda
  2. Siaga tidak pernah putus asa

Dua kode kehormatan tersebut adalah standar moral bagi seorang Pramuka Siaga dalam bertingkah laku di masyarakat. Jadi kalau ada seorang anggota Pramuka Siaga yang tingkah lakunya tidak sesuai dengan standar moral ini, dia belum bisa disebut Pramuka Siaga seutuhnya.

Kegiatan

sunting

Kegiatan latihan di perindukan antara lain dalam bentuk permainan yang penuh gerak, cerita, dongeng, nyanyian dan tari. Bermain adalah dunia Pramuka Siaga. Bermain sebagai proses pendidikan merupakan alat utama pembinaan Siaga, dimana mereka dengan riang gembira, penuh semangat dan penuh kebebasan, giat melibatkan diri dalan kegiatan permainan. Sifat kegiatan Pramuka siaga, yaitu :

  1. Modern yang berarti menentang, kreatif, inovatif, mandiri, sesuai dengan kepentingan atau kebutuhan, Kondisi dan menjaman.
  2. Bermanfaat berarti bermanfaat bagi dirinya dan masyarakat di lingkungannya.
  3. Setia atau taat azas berarti dalam pelaksanaan kegiatan selalu berlandaskan pada prinsip dasar kepramukaan dan metode kepramukaan.

Latihan mingguan dan kegiatan bersama mengacu pada materi SKU. Acara latihan mingguan hendaknya didahului dengan upacara pembukaan latihan, dilanjutkan dengan kegiatan yang ramai atau riang, kegiatan tenang, diselingi nyanyian atau tarian atau dongeng atau cerita dan diakhiri dengan upacara penutupan latihan.

Kegiatan bersama merupakan kegiatan yang dilaksanakan bersama dengan perindukan-perindukan dari beberapa gugus depan. Kegiatan tersebut dapat berbentuk perkemahan yang dilaksanakan sehari, yang disebut Persari. Kegiatannya dapat berupa bazar, karnaval atau lomba. Hal yang perlu diperhatikan adalah bahwa siaga merasa senang, nyaman dan aman serta ingin kegiatan tersebut dapat berulang.

Pesta siaga

sunting

Pesta Siaga adalah pertemuan para Pramuka Siaga, yang berisi acara kegiatan bersama antara perindukan beberapa Gugusdepan Pramuka. Sasaran Pesta Siaga adalah membina dan mengembangkan kekeluargaan dan persaudaraan antar sesama Pramuka Siaga. Pesta Siaga dapat diselenggarakan di tingkat Desa yang diikuti oleh beberapa Perindukan Siaga dalam desa yang bersangkutan, Kecamatan yang diikuti oleh beberapa Perindukan Siaga dalam kecamatan yang bersangkutan, dan Cabang yang diikuti oleh beberapa Perindukan Siaga dalam cabang yang bersangkutan . Pesta Siaga juga dapat diselenggarakan oleh beberapa desa, kecamatan dan/atau dan antar cabang yang bersangkutan[5].

Mengingat kesulitan yang akan banyak dihadapi, Pesta Siaga tidak diselenggarakan di tingkat daerah, atau di tingkat nasional, sehubungan dengan keadaan dan kemampuan wilayah dan anak didik setempat . Pesta Siaga pada dasarnya dapat diikuti oleh semua Siaga dari semua perindukan dilingkungan tersebut. Berdasarkan beberapa sebab tertentu (tempat, fasilitas, dan lain-lain) dalam penentuan peserta, penyelenggaraan dapat menentukan kebijakan tersendiri, sejauh mungkin dihindari adanya persyaratan peserta atas dasar kejuaraan[5].

Kecakapan umum

sunting

Pendidikan kepramukaan mendorong peserta didik untuk mengembangkan segala dimensi kepribadian secara seimbang. Hal tersebut merupakan dorongan dalam mengeksplorasi pertumbuhan dari segala kemungkinan yang bisa diraih untuk menjadi manusia seutuhnya. Guna mencapai tujuan tersebut, kepramukaan mengembangkan area-area perkembangan, mencakup keragaman yang luas dalam dimensi kepribadian manusia, serta mengaturnya dalam struktur kepribadian. Area pengembangan kepribadian meliputi, pengembangan spiritual, emosional, sosial, intelektual dan fisik.

Setiap area pengembangan memiliki kompetensi akhir yang harus dicapai. Kompetensi akhir dijabarkan secara berkesinambungan dan meningkat, menjadi kompetensi dasar yang harus dicapai di tingkat Siaga Mula, Siaga Bantu dan Siaga Tata Kompetensi ini dimaksudkan untuk memberikan arah pengembangan pribadi, menetapkan arah potensi yang dapat dicapai oleh setiap tingkatan Pramuka Siaga sesuai dengan usia dan sifat pribadi masing-masing serta berfungsi sebagai dasar untuk mengetahui perkembangan pribadi. Kompetensi akhir merupakan sasaran yang diharapkan dapat dicapai setelah secara bertahap Pramuka Siaga menempuh Syarat Kecakapan Umum[1].

Area pengembangan spiritual

sunting

Pengembangan spiritual adalah pengembangan yang berkaitan dengan pengetahuan yang mendalam untuk memahami dan menghayati kekayaan spiritual yang dimiliki masyarakat. Pembina wajib meyakini bahwa spiritual menjadi pegangan hidup dan merupakan bagian dari kehidupan untuk menghargai spiritual pilihan orang lain. Pengembangan spiritual memberikan motivasi hidup sebagai alat untuk diamalkan agar menjadi manusia seutuhnya. Tujuan pengembangan Spiritual Pramuka Siaga adalah membantu memperdalam dan memperkuat keimanan, ketakwaan dan mensyukuri kebesaran Tuhan Yang Maha Esa dengan melaksanakan segala perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya.

Sasaran area pengembangan spiritual, adalah :

  1. Menanam, memupuk, menumbuhkan keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa.
  2. Setiap Pramuka Siaga meyakini pentingnya hidup beragama dalam bingkai NKRI, yang berdasarkan Pancasila.
  3. Bersyukur/ berterima kasih kepada Tuhan Yang Maha Esa.
  4. Menghormati penganut agama dan kepercayaan lain.
  5. Mendorong untuk mencapai SKU dan SKK bidang spiritual.

Standar Kompetensi yang diharapkan dapat dicapai dalam pengembangan spiritual Pramuka Siaga, terdiri atas :

  1. Kompetensi Dasar Pramuka Siaga diatur secara berkesinambungan untuk Siaga Mula, Siaga Bantu dan Siaga Tata sebagai berikut:
    • Siaga Mula, mengenal aturan agama yang dianutnya dan agama serta budaya lain;
    • Siaga Bantu, memahami aturan aturan agama yang dianutnya dan toleransi terhadap penganut agama dan budaya lain;
    • Siaga Tata, melaksanakan aturan-aturan agama yang dianutnya dan menghormati penganut agama dan budaya lain.
  2. Kompetensi Akhir yang diharapkan dapat dicapai dalam Area Pengembangan Spiritual untuk Pramuka Siaga adalah dapat melaksanakan aturan-aturan agama di lingkungannya dengan benar, melaksanakan ibadah sesuai dengan agama yang dianutnya, berperilaku jujur serta setiap hari berbuat kebaikan.

Area pengembangan emosional

sunting

Pengembangan emosional adalah pengembangan yang berkaitan dengan perasaan dan cara mengungkapkan emosi, keseimbangan dan kematangan emosi dalam mencapai dan memelihara kebebasan diri. Emosi dan perasaan merupakan bagian dari kehidupan yang membantu pembentukan pribadi. Dalam pengembangan ini Pramuka Siaga mendapatkan kesempatan mengenali, memahami dan mengungkapkan nilai-nilai kepramukaan, belajar mengendalikan kepekaan yang berlebihan, mengatasi rasa malu, rasa tidak aman dan sifat memberontak. Tujuan pengembangan emosional adalah membantu Pramuka Siaga untuk menumbuh kembangkan perasaan dan pengungkapannya secara wajar, menghargai orang lain serta dapat mengendalikan emosinya dengan seimbang.

Sasaran area pengembangan emosional, adalah :

  1. memahami nilai-nilai kepramukaan;
  2. mengenali, mengakui dan menerima dirinya;
  3. mengetahui dan menyampaikan identitas dirinya;
  4. menyampaikan dan mengekspresikan perasaan hati;
  5. mengendalikan perasaan dan emosi dalam rangka menghargai orang lain;
  6. mengubah sikap dan perilaku lebih positif.

Standar Kompetensi yang diharapkan dapat dicapai dalam pengembangan emosional Pramuka Siaga, terdiri atas :

  1. Kompetensi Dasar untuk masing-masing tingkatan golongan Pramuka Siaga adalah sebagai berikut:
    • Siaga Mula : mengenal Dwisatya dan Dwidarma
    • Siaga Bantu : memahami Dwisatya dan Dwidarma.
    • Siaga Tata : mengamalkan Dwisatya dan Dwidarma.
  2. Kompetensi Akhir yang diharapkan dapat dicapai dalam Pengembangan Emosional adalah dapat mengenal, menyikapi, mengekspresikan nilai-nilai kepramukaan, keindahan dan harmoni yang dicerminkan dengan perubahan sikap dan perilaku.

Area pengembangan sosial

sunting

Pengembangan sosial adalah pengembangan pribadi yang berkaitan dengan saling ketergantungan dengan orang lain dan membangun kemampuan untuk bekerja sama serta memimpin. Tujuan pengembangan sosial adalah membantu Pramuka Siaga dalam mengembangkan hubungan dengan keluarga, teman, orang-orang di sekitarnya, komunikasi, kepemimpinan, kemandirian, kerjasama dan solidaritas.

Sasaran area pengembangan sosial, adalah :

  1. berkomunikasi lebih baik dengan keluarga, teman maupun orang lain;
  2. menghargai orang lain;
  3. bekerja sama;
  4. berperan dalam barung, perindukan maupun kelompok;
  5. sebagai warga Negara Indonesia yang patuh.

Standar Kompetensi yang diharapkan dapat dicapai dalam pengembangan sosial Pramuka Siaga, terdiri atas :

  1. Kompetensi Dasar untuk masing-masing tingkatan adalah sebagai berikut:
    • Siaga Mula: mengenal anggota keluarga, teman satu barung dan mengenal teman satu Perindukan.
    • Siaga Bantu: mengenal lingkungan dan mengetahui aturan-aturan sosial yang ada di lingkungannya.
    • Siaga Tata: menaati aturan-aturan sosial yang berlaku di lingkungannya dan melaksanakan tugas-tugas yang diberikan dengan penuh tanggung jawab serta mengetahui wawasan kebangsaan.
  2. Kompetensi akhir yang diharapkan dapat dicapai dalam pengembangan sosial adalah taat pada aturan keluarga, perindukan dan sekolah, serta lingkungannya, menghormati sesama serta mengetahui wawasan kebangsaan.

Area pengembangan intelektual

sunting

Pengembangan intelektual adalah pengembangan yang berkaitan dengan kemampuan berpikir, berinovasi dan menggunakan informasi untuk situasi yang berbeda. Tujuan Pengembangan Intelektual Pramuka Siaga adalah membantu menumbuhkan keingintahuan sesuatu dengan menghimpun informasi, memproses dan memecahkan masalah. Siaga didorong dapat mengembangkan diri untuk mengenal pengetahuan dan teknologi, berpikir kreatif, menjadi pemimpin dan menggunakan kesempatan untuk memecahkan masalah baik di barungnya maupun di perindukan.

Sasaran area pengembangan intelektual, adalah :

  1. mengaktualisasikan keingintahuannya;
  2. mengumpulkan dan memproses informasi;
  3. memecahkan masalah dengan semangat dan kreatif;
  4. mendapatkan hal-hal baru yang berkaitan dengan pengetahuan dan teknologi

Standar Kompetensi yang diharapkan dapat dicapai dalam pengembangan intelektual Pramuka Siaga, terdiri atas :

  1. Kompetensi Dasar untuk masing-masing tingkatan adalah sebagai berikut:
    • Siaga Mula: mengenal pengetahuan, teknologi dan keterampilan kepramukaan.
    • Siaga Bantu: melaksanakan pengetahuan teknologi dan keterampilan kepramukaan serta dapat memanfaatkannya.
    • Siaga Tata: dapat menceritakan pengetahuan dan teknologi serta keterampilan kepramukaan yang dimilikinya dalam barung dan perindukan.
  2. Kompetensi Akhir yang diharapkan adalah mengenal, menyikapi dan mengapresiasi (menghargai) pengetahuan dan teknologi serta membiasakan berfikir dan berperilaku yang kritis dan kreatif.

Area pengembangan fisik

sunting

Pengembangan Fisik adalah pengembangan yang berkaitan dengan tubuh manusia, mengenali kebutuhannya, serta pemeliharaan agar menjadi sehat dan bugar. Tujuan pengembangan fisik Pramuka Siaga adalah mengenali tubuhnya, bertanggung jawab atas pertumbuhan dan fungsi tubuhnya, serta dapat menjaga agar tetap sehat dan bugar.

Sasaran area pengembangan fisik, adalah :

  1. mengenali tubuhnya;
  2. memahami fungsi organ tubuh;
  3. memelihara dan menjaga kesehatan;
  4. berperilaku hidup bersih dan sehat;
  5. makan makanan yang bergizi seimbang;
  6. melakukan olah raga secara rutin;
  7. menggunakan waktu untuk kegiatan yang bermanfaat.

Standar Kompetensi yang diharapkan dapat dicapai dalam pengembangan fisik Pramuka Siaga, terdiri atas :

  1. Kompetensi Dasar untuk masing-masing tingkatan, adalah sebagai berikut :
    • Siaga Mula: mengenal organ tubuh, gerakan dasar olah raga, kebersihan dan kesehatan.
    • Siaga Bantu: memahami fungsi organ tubuh, gerakan dasar olah raga, kebersihan dan kesehatan.
    • Siaga Tata: membiasakan hidup bersih dan sehat dengan menjaga kebersihan, berolah raga secara teratur dengan mematuhi aturannya, minum cukup dan makan dengan menu gizi seimbang.
  2. Kompetensi Akhir yang diharapkan adalah meningkatkan potensi fisik (melakukan olah raga), dan menanamkan sportivitas serta kesadaran hidup bersih dan sehat.

Kecakapan khusus

sunting

Kecakapan khusus adalah kecakapan, kepandaian, ketangkasan, keterampilan dan kemampuan, sikap dan usaha dalam bidang tertentu yang dimiliki seorang pramuka sebagai hasil pendidikan dan latihan serta pengujiannya. Tanda Kecakapan Khusus disingkat T.K.K. adalah suatu tanda yang menunjukkan kecakapan, kepandaian, ketangkasan, keterampilan, kemampuan sikap dan usaha seorang Pramuka di bidang tertentu, sesuai dengan usia dan kemampuan jasmani dan rohaninya Macam kecakapan khusus tidak dibatasi jumlahnya, mengingat keadaan, kemampuan dan keperluan masyarakat setempat serta keadaan, kemampuan, keperluan, sifat minat, dan bakat anak didik. Kecakapan khusus untuk Pramuka Penegak dan Pandega diadakan dalam tiga tingkat, sebagai berikut :[6]

  1. Tingkat Purwa, yaitu apabila Pramuka tersebut telah tahu dan menaruh minat atau perhatian pada kecakapan tertentu, dan telah menolong sedikitnya seorang Pramuka sehingga memenuhi syarat-syarat T.K.K. tersebut tingkat Purwa.
  2. Tingkat Madya, yaitu apabila Pramuka tersebut telah memperlihatkan perhatian dan kecakapannya dalam salah satu jenis kecakapan dan telah menolong sedikitnya seorang Pramuka sehingga memenuhi syarat-syarat T.K.K. tersebut tingkat Purwa.
  3. Tingkat Utama, yaitu apabila Pramuka tersebut telah memperlihatkan kemahiran/keahliannya dan memperlihatkan penghasilannya, serta menolong Pramuka sehingga memenuhi syarat-syarat T.K.K. tersebut tingkat Madya.

Macam dan Tanda Kecakapan Khusus digolongkan dalam 5 (lima) bidang, yaitu :

  1. Bidang Agama, Mental, Moral, Spiritual, Pembentukan Pribadi dan Watak
  2. Bidang Patriotisme dan Seni Budaya
  3. Bidang Ketangkasan dan Kesehatan
  4. Bidang Ketrampilan dan Teknik Pembangunan
  5. Bidang Sosial, Perikemanusiaan, Gotong-royong, Ketertiban Masyarakat, Perdamaian Dunia dan Lingkungan Hidup

Referensi

sunting
  1. ^ a b c d e f g h i j Panduan Penyelesaian Syarat Kecakapan Umum Pramuka Golongan Siaga (PDF). Jakarta: Kwartir Nasional Gerakan Pramuka. 2011. 
  2. ^ SK Kwarnas nomor 005 Tahun 1989 tentang Tanda Satuan Gerakan Pramuka (PDF). Jakarta: Kwartir Nasional Gerakan Pramuka. 1989. 
  3. ^ SK Kwarnas nomor 202 Tahun 1988 tentang Jukra Tanda Jabatan Gerakan Pramuka (PDF). Jakarta: Kwartir Nasional Gerakan Pramuka. 1988. 
  4. ^ a b SK Kwarnas nomor 038 Tahun 2017 tentang Petunjuk Penyelenggaraan Pramuka Garuda (PDF). Jakarta: Kwartir Nasional Gerakan Pramuka. 2017. 
  5. ^ a b SK Kwarnas nomor 194 Tahun 1998 tentang Penyesuaian Juklak Pesta Siaga (PDF). Jakarta: Kwartir Nasional Gerakan Pramuka. 1988. 
  6. ^ SK Kwarnas nomor 016 Tahun 1980 tentang Tambahan Syarat-Syarat Gambar-Gambar (PDF). Jakarta: Kwartir Nasional Gerakan Pramuka. 1980. 

Lihat pula

sunting