Pertempuran Dataran Wuzhang
Pertempuran Dataran Wuzhang (五丈原之戰) adalah pertempuran terkenal antara Kerajaan Wei dan Shu pada tahun 234 selama periode Tiga Kerajaan di Cina. Pertempuran ini merupakan pertempuran kelima dan terakhir pada Ekspedisi Utara Zhuge Liang yang dipimpin oleh Zhuge Liang, yang jatuh sakit dan meninggal selama pertempuran ini.
Pertempuran Dataran Wuzhang | |||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|
Bagian dari Ekspedisi Utara Zhuge Liang | |||||||
| |||||||
Pihak terlibat | |||||||
Cao Wei | Shu Han | ||||||
Tokoh dan pemimpin | |||||||
Sima Yi |
Zhuge Liang† Yang Yi, Fei Yi | ||||||
Kekuatan | |||||||
200.000 | 100.000 |
Latar belakang
suntingPada tahun 234, Zhuge Liang memimpin 100.000 pasukan untuk melanjutkan ekspedisinya setelah melakukan tiga tahun persiapan sejak ekspedisi terakhirnya. Pada saat yang sama Zhuge Liang mengirimkan utusan ke Dong Wu agar Wu dapat menyerang Wei pada saat bersamaan. Pada bulan April, pasukan Shu sampai ke daerah Wuzhang dekat Sungai Wei dan mendirikan kemah di sana. Sementara komandan Cao Wei, Sima Yi telah menyiapkan 200.000 pasukan dan bersiap di tepi selatan Sungai Wei.
Pertempuran
suntingAwal bentrokan
suntingGuo Huai menyarankan Sima Yi untuk membangun posisi di bagian utara. Sima Yi setuju, dan mengirim Guo Huai untuk berkemah di sana. Pasukan Shu menyerang kemah Wei saat sedang dibangun, tetapi Guo Huai berhasil menahan serangan pasukan Shu.
Jalan buntu
suntingSima Yi tidak mau menantang pasukan Shu, tetapi lebih memilih untuk membuat pasukan Shu mundur karena kehabisan perbekalan. Zhuge Liang mengerti akan kondisi ini dan memerintahkan pasukannya untuk bercocok tanam agar tidak kehabisan bahan pangan (kebijakan ini dipopulerkan oleh Cao Cao).
Pasukan Shu sendiri tidak menyerang, melainkan menunggu penyerangan yang dilakukan oleh Wu ke Wei sebelum menyerang pasukan Wei. Tetapi pasukan Sun Quan berhasil dikalahkan pasukan Cao Rui (kaisar Wei) di Hefei sehingga kedua pasukan Shu dan Wei masih menghadapi kebuntuan selama beratus-ratus hari. Pasukan Shu menantang pasukan Wei untuk bertempur beberapa kali, tapi Sima Yi tetap tidak mau melawan musuh.
Sesudah itu Zhuge Liang mengirimkan pakaian wanita ke Sima Yi, ia berkata bahwa Sima Yi adalah wanita karena tidak berani menyerang. Para perwira pasukan Wei sangat marah terhadap hal ini, tetapi Sima Yi tetap tidak terpancing untuk menyerang. Untuk menenangkan perwiranya Sima Yi meminta izin Kaisar Wei Cao Rui untuk menyerang musuh. Cao Rui mengerti akan situasi di sana dan mengirimkan penasihatnya Xin Pi ke Sima Yi untuk memberi tahu para pasukan Wei agar tetap bersabar.
Kematian Zhuge Liang
suntingDalam usahanya untuk menantang Wei agar bertempur, Zhuge Liang mengirim utusan ke Sima Yi untuk menantangnya bertempur. Namun Sima Yi tidaklah berbicara tentang militer dengan utusan Zhuge Liang, melainkan bertanya tentang tugas-tugas Zhuge Liang. Si utusan lalu menjawab bahwa Zhuge Liang mengurus semua masalah militer seorang diri, mulai dari hal kecil sampai hal besar, dari taktik militer sampai makanan untuk malam hari. Sima Yi lalu berkata bahwa umur Zhuge Liang tidak akan lama lagi.
Pada bulan Agustus, Zhuge Liang jatuh sakit karena kelelahan, dan kondisinya semakin hari semakin buruk. Saat mendengar tentang hal ini Kaisar Shu, Liu Chan mengirim Li Fu untuk bertanya kepada Zhuge Liang tentang rencana Shu kedepannya. Zhuge Liang menjawab bahwa Jiang Wan dapat mengambil posisinya sebagai Perdana Menteri, dan setelah Jiang Wan meninggal Fei Yi dapat mengambil posisinya.
Zhuge Liang juga memberikan instruksi bagaimana cara pasukan Shu untuk mundur dari Hanzhong. Rencananya adalah Yang Yi dan Fei Yi memimpin pasukan saat mundur, sementara Jiang Wei dan Wei Yan menjaga barisan belakang, jika Wei Yan tidak patuh, maka pasukan Shu harus pergi tanpa dia. Pada awal musim gugur tahun 234, Zhuge Liang meninggal dunia pada umur 54 tahun.
Pasukan Shu mundur
suntingSetelah Zhuge Liang meninggal, pasukan Shu secara sembunyi-sembunyi pergi dari kemah-kemah mereka sambil merahasiakan kematian Zhuge Liang. Sementara itu Sima Yi yang telah diyakinkan oleh penduduk lokal bahwa Zhuge Liang telah meninggal berusaha mengejar pasukan Shu. Jiang Wei segera menyuruh Yang Yi berputar dan berpura-pura menyerang sehingga membuat Sima Yi takut bahwa Zhuge Liang hanya berpura-pura mati untuk memancingnya keluar bertempur sehingga ia langsung melarikan diri. Ada cerita yang mengatakan bahwa Sima Yi mundur karena ia melihat patung kayu yang dipakaikan baju Zhuge Liang, sehingga seolah-olah Zhuge Liang masih hidup. Berita tentang Sima Yi melarikan diri dari Zhuge Liang yang telah mati menyebar, dan muncul kalimat "Zhuge yang telah mati menakuti Zhong Da yang masih hidup". Zhongda adalah nama nama kehormatan milik Sima Yi
Berita tentang kematian Zhuge Liang dirahasiakan oleh tentara Shu sampai mereka tiba dengan selamat di lembah Baoye untuk kembali ke Hanzhong. Sima Yi sendiri takut jika berita bahwa Zhuge Liang sudah mati adalah berita bohong dan merupakan kesempatan bagi Zhuge Liang untuk menyergapnya. Setelah melakukan pemeriksaan terhadap kemah Shu yang kosong ia menyimpulkan bahwa ia seharusnya mengejar pasukan Shu, tetapi setelah sampai di Baoye dan memutuskan bahwa mereka kekurangan persediaan makanan, pasukan Wei kembali ke sungai Wei.
Pasca pertempuran
suntingKonflik antara Wei Yan dan Yang Yi
suntingWei Yan yang kecewa karena pasukan Shu mundur hanya karena "kematian satu orang" mengumpulkan pasukannya dan menghancurkan jalan di belakang mereka untuk mencegah pasukan utama mundur. Yang Yi yang mempunyai kekesalan pribadi terhadap Wei Yan, mengirim surat kepada kaisar, menuduh bahwa Wei Yan telah berkhianat; Wei Yan sendiri juga melakukan hal yang sama terhadap Yang Yi, ia juga mengirim surat kepada kaisar. Kaisar Liu Shan bertanya kepada Jiang Wan dan Dong Yun tentang pandangan mereka, dan keduanya curiga terhadap Wei Yan. Liu Shan kemudian mengirim Jiang Wan beserta pengawal kekaisaran menuju utara untuk mengatasi gangguan tersebut.
Setelah itu Yang Yi memimpin pasukan utama melewati pegunungan karena jalan utama sudah tidak bisa digunakan, lalu ia menantang pasukan detasemen Wei Yan di Celah Nangu (南谷口). Di sana Wei Yan mengirim pasukan untuk menyerang Yang Yi, sementara Yang Yi mengirim Wang Ping untuk melawan Wei Yan. Saat mereka bertemu Wang Ping berkata dengan marah pada Wei Yan, "Yang Mulia (Zhuge Liang) baru saja meninggal bahkan tubuhnya belum dingin; beraninya kau bertingkah seperti ini!" Mendengar hal tersebut pasukan Wei Yan tercerai berai karena tahu komandan mereka telah berbuat salah. Wei Yan, bersama anak-anaknya dan beberapa pengikutnya melarikan diri ke Hanzhong. Yang Yi lalu mengirim Ma Dai untuk mengejar dan tidak lama kemudian Ma Dai berhasil memenggal kepala Wei Yan dan membawanya ke Yang Yi. Yang Yi kemudian memerintahkan seluruh keluarga Wei Yan untuk dieksekusi.
Saat mendengar tentang hal ini Jiang Wan sendiri baru pergi sejauh sepuluh li dari ibu kota Shu yaitu Chengdu, sehingga ia kembali ke ibu kota.
Pengaruh jangka panjang
suntingSetelah Zhuge Liang mati, Jiang Wan mengambil alih posisinya sebagai perdana menteri. Meskipun Jiang Wan adalah perdana menteri yang cakap dan pandai mengurus urusan kerajaan, tetapi Jiang Wan lebih tertarik mengurusi masalah domestik daripada perang. Kematian Zhuge Liang juga menyebabkan berakhirnya ancaman terhadap Wei sehingga Sima Yi bisa memupuk kekuasaan pada dirinya yang menjadi cikal bakal berdirinya Dinasti Jin.
Setelah Jiang Wan meninggal, sesuai dengan amanat Zhuge Liang, Fei Yi meneruskan jabatan sebagai perdana menteri. Pada masanya sebagai perdana menteri ia memposisikan Jiang Wei sebagai kepala sekretaris untuknya. Sebagai perdana menteri Fei Yi lebih aktif dalam urusan militer daripada Jiang Wan, tetapi ia tidak pernah memerintahkan pasukan untuk menyerang Kerajaan Wei secara besar-besaran. Namun karena mereka Fei Yi dan Jiang Wan sama-sama disibukkan pada masalah militer, urusan domestik jadi jatuh ke tangan Huang Hao seorang kasim istana yang korup, yang merupakan tokoh penyebab jatuhnya Kerajaan Shu.
Referensi
sunting- Chen, Shou. Sanguo Zhi [1] Diarsipkan 2008-12-22 di Wayback Machine.
- Sima, Guang. Zizhi Tongjian Vol. 72 [2]